Apa katanya? Hubungan menjijikkan? Laki-laki tidak normal? Bahkan Leehan merasa sangat bahagia bisa terlahir dari kedua orang tuanya yang sangat mencintainya, bagaimana bisa mereka mengatakan bahwa hubungan orang tuanya itu menjijikkan?

Ternyata ketika orang yang kita sayangi dihina, rasanya lebih sakit daripada kita sendiri yang mendapat hinaan.

Orang yang ia percaya sejak kecil selain orang tuanya ternyata mengkhianatinya. Di depannya terlihat baik dan peduli. Tapi siapa yang menjamin kasih sayang mereka berdua tulus?

Walaupun perilaku mereka memperlihatkan bahwa mereka tulus menyayangi Leehan, tapi di dalam hatinya tidak begitu. Ternyata mereka hanya membawa kehancuran di kehidupan Leehan.

"Kita hanya tinggal menunggu tanggal mainnya untuk menyingkirkan anak itu"

Sudah cukup. Leehan tidak sanggup untuk mendengar pembicaraan mereka lebih lama. Bagaimana mungkin selama ini ia tinggal dengan orang yang merencanakan pembunuhan kedua orang tuanya.

Kenyataan ini sulit diterima di akal sehatnya, dengan itu ia berencana pergi sebelum paman dan bibinya tahu. Namun naasnya saat berlari Leehan menjatuhkan vas bunga di atas meja yang tidak sengaja ditabraknya.

Prangg...

Mendengar suara pecahan itu ketiga orang yang berada di halaman belakang, masuk ke dalam rumah dan menemukan Leehan sedang membereskan pecahan kaca dengan tangan yang gemetar hebat dan wajah memerah menahan tangis.

"Leehan, kau sudah pulang? Kenapa tidak memanggil bibi? Bibi tidak menyadari kau sudah pulang karena bibi tadi berbincang dengan tamu. Sini biar bibi saja yang membereskan, Leehan istirahat saja ya?"

Itu suara bibinya, suara yang penuh dengan kelembutan dan kasih sayang. Tapi mengingat pembicaraan yang ia dengar tadi membuat Leehan menatap tajam bibinya yang sekarang sama-sama berjongkok di hadapannya.

Pamannya yang menyadari gelagat aneh dari keponakannya bertanya "Leehan, apa kau mendengar pembicaraan kami di halaman belakang?"

Getaran tangan yang tadinya mulai mereda kini bergetar hebat kembali. Leehan memang tidak menjawab pertanyaan dari pamannya, tapi melihat reaksi Leehan saat ini bisa disimpulkan kalau Leehan memang mendengar semuanya.

"Jadi kau sudah tahu ya? Apakah Leehan tahu kalau menguping pembicaraan orang lain adalah perbuatan yang tidak sopan?"

"Hiks..." tangis yang sudah Leehan tahan sedari tadi pecah juga. Bibirnya kelu untuk sekedar mengucapkan sepatah dua kata sehingga yang keluar dari mulutnya hanya sebuah isakan.

Bibinya mendekat dan memberi pelukan seolah sedang menenangkannya "Oh jangan menangis Leehan sayang... Anak yang tidak sopan sepertimu harus dihukum kan?"

"Apa saya harus bertugas lagi tuan?" itu adalah suara dari laki-laki suruhan yang menyabotase mobil.

"Tidak perlu, biar saya saja yang mengurus anak itu. Kau pulang saja" perintah pamannya.

"Baik tuan"

Sepeninggal lelaki suruhan paman dan bibinya. Leehan merasa atmosfer keadaan berubah drastis. Ia mengumpulkan kekuatan untuk melepas pelukan dari sang bibi.

Sret...
"Jangan sentuh aku!" untuk pertama kalinya Leehan meninggikan suaranya pada orang yang lebih tua darinya.

"Kau memang anak tidak tahu diuntung! Mati saja kau!" bibinya yang sudah emosi langsung bergerak untuk mencekik leher Leehan.

Leehan mencoba untuk melepaskan kedua tangan sang bibi di lehernya, tapi tak bisa. Kekuatannya kian melemah sedangkan cekikan di lehernya makin terasa kuat.

'Save Me' [END]Where stories live. Discover now