"Oo,nama aku Anka!" Ucap anak kecil itu memperkenalkan diri.

"Anka? Namanya bagus!" Setelah beberapa menit berbincang, akhirnya Anka mau ikut dengannya untuk makan bersama. Attaya yang sedari tadi menunggu tersenyum kecil melihat kedatangan fosa dan anak kecil itu.

"Duduk di sini, tadi udah cuci tangan kan?" Mengangguk cepat, Anka duduk di samping attaya.

"Sini biar Abang bantu!"

***

Tak terasa ternyata hari sudah semakin larut, Attaya berinisiatif untuk mengantarkan fosa pulang. Bukan apa-apa, tapi mengingat jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam Attaya khawatir akan terjadi apa-apa jika membiarkan gadis pulang sendirian.

"Gue nggak mau Attaya!"

"Ini udah malam,nggak baik cewek keluyuran sendirian!" Ucap Attaya tegas. "Gue antar! Kali ini bukan modus!"

Melihat arloji ditangannya, fosa akhirnya menyetujui ajakan Attaya yang akan mengantarkannya pulang. Attaya dengan hati-hati membantu fosa menaiki motornya, tak lupa juga cowok itu melepas helmnya dan menyuruh gadis dibelakangnya itu untuk memakainya. "Pakai, gue nggak mau Lo celaka gara-gara nggak pakai helm"

Setelah selesai, motor sport Attaya mulai melaju dengan kecepatan sedang. Sesekali attaya akan melirik sekilas spion motornya, senyum kecil terukir di bibirnya. "Cantik, selamanya tetap cantik "

Berkendara kurang lebih lima belas menit, fosa yang sudah mengantuk akhirnya tertidur dengan memeluk Attaya. Mengetahui kalau gadis dibelakangnya tidur, Attaya sengaja memperlambat laju motornya. "Perumahan mawar nomor 02" gumamnya mengingat alamat rumah gadisnya.

Setibanya di rumah fosa, Attaya disambut oleh scurity yang bertugas menjaga gerbang rumah keluarga Skye. "Malam den, saya bukakan gerbangnya sebentar!"

Setelah gerbang terbuka, Attaya masuk kedalam. Asisten rumah tangga yang sedari tadi menunggu anak majikannya pulang akhirnya tersenyum lega saat melihat motor sport yang terparkir di garasi. "Eh den Attaya, ya Allah. Nona tidur diperjalanan den?"

"Iya Bi, tolong bantu saya bawa fosa kekamarnya ya!"

Attaya menggendong tubuh fosa seperti koala, setelah sang bibi melepaskan helm yang dipakai oleh fosa. "Dimana kamarnya bi?"

"Ada dilantai dua den!" Mengangguk, attaya lalu berjalan menaiki anak tangga untuk sampai di kamar fosa.

Sampai di kamar, attaya membaringkan tubuh gadis itu dan menyelimutinya. Saat Attaya hendak membernarkan rambut gadisnya, Attaya merasakan suhu tubuh gadis itu panas. "Bi, ada plester penurun panas nggak?" Tanya Attaya pada sang bibi.

"Oh,ada den. Bibi ambilkan sebentar" attaya mengangguk, lalu sang bibi keluar dari kamar anak majikannya untuk mengambilkan plester penurun panas.

Beberapa menit kemudian, bibi datang dengan membawa kotak p3k lengkap. Attaya segera mencari barang yang dia perlukan,dan setelah menemukannya attaya langsung menempelkan plester penurun panas itu di kening fosa. "Om putra belum pulang bi?"

"Belum den, tuan masih ada diluar kota" Attaya menghela nafas panjang, dia merasa kasian melihat gadis yang dia sukai hidup seperti ini. Meskipun keluarganya kaya, tapi tak ada kehangatan didalam rumah ini.

What if it's real?Where stories live. Discover now