prolog

473 11 0
                                        

Annyeong

Tinggalkan vote and comen sebanyak-banyaknya disini

Cerita ini adalah cerita seandainya dari cerita Attaya Altezza...

Happy reading 🦊

***

Langit malam ini begitu indah, bintang-bintang bersinar di atas sana dan cahaya bulan yang menerangi bumi. Duduk termenung sendirian di taman kota, gadis bersurai coklat itu menatap langit.

"Attaya? Kenapa nama dia selalu ngehantui gue?" Gumamnya.

Asik menatap bintang-bintang di langit, dia sampai tak menyadari kalau disampingnya sudah ada seseorang yang duduk manis sembari menatap wajah cantik gadis itu yang terus diterpa angin sepoi-sepoi. "Ngapain malam-malam duduk sendirian disini?"

Mendengar suara yang begitu familiar, fosa menoleh kearah sumber suara dan gadis itu terbelalak saat mendapati, Attaya yang sudah duduk manis. "Suntuk"

"Suntuk atau lagi mikirin gue?" Ledeknya, fosa menoleh dan menatap sengit kearah attaya. Hari-hari tenangnya sudah musnah saat nama Attaya muncul di kehidupannya.

"Lo bisa nggak sih,sehari aja jangan ganggu gue?!"

"Nggak bisa cantik!" Tolak Attaya, cowok itu lantas melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada gadis itu sampingnya. "Kalau mau keluar usahain pakai pakaian tertutup, atau yang hangat!" Ocehnya.

Fosa diam mematung, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Mendapatkan perlakuan romantis dari attaya, gadis itu terdiam dan mencoba untuk menenangkan dirinya. "M-makasih"

"Nggak perlu bilang makasih, inget perkataan gue tadi!" Mengangguk cepat, fosa memalingkan wajahnya ke arah lain. Pipinya memerah malu.

Attaya yang sedikit bosan menatap sekeliling, dan tatapan matanya tertuju pada penjual kaki lima yang tak jauh dari tempatnya. "Mau makan nggak? Kita bisa makan di sana " ucap attaya sembari menunjuk kearah penjual kaki lima.

Fosa segera menoleh dan mengikuti kemana arah yang ditunjuk oleh Attaya. "Bakso?" Ucapnya dan diangguki cepat oleh Attaya.

"Iya,mau nggak? Malam malam gini enaknya makan bakso!" Berpikir sejenak, gadis itu mengangguk sebagai jawaban. Attaya tersenyum manis, cowok itu lantas beranjak dari duduknya dan menggandeng tangan fosa. "Jangan jalan sendirian,disini banyak cowok nakal!" Bisik Attaya.

Menurut saja, fosa membiarkan attaya menggandeng tangannya. Sampai dipenjual bakso, Attaya segera memesan tiga porsi. "Kita cuma berdua yang satunya buat siapa?" Tanya fosa keheranan.

Attaya yang tengah mengeluarkan dompet dari sakunya, menatap lembut gadis disebelahnya. "Buat dia, gue nggak tega ngeliat anak kecil disana" ucap attaya sambil menunjuk kearah anak kecil yang tengah memunguti botol-botol bekas.

Fosa sedikit tersentuh, ternyata attaya tak seperti yang dia pikirkan. "Biar gue yang panggil dia kesini" ucap fosa, dan segera gadis itu menghampiri anak kecil yang tengah mencari botol bekas di tong sampah.

"Dek, ikut kakak mau nggak?" Ucapnya lembut. Anak kecil yang tadinya akan berpindah tempat menoleh kearah fosa. "Kakak siapa?"

Fosa tersenyum kecil, gadis itu mensejajarkan tingginya dengan anak kecil itu dan tangannya bergerak mengusap kepala anak kecil tersebut. "Nama kakak fosa!"

What if it's real?Where stories live. Discover now