Part 44 - Beautiful in White

3K 192 3
                                    

Hari bahagia itu pun sampai pada waktunya. Hari ini, di depan Tuhan dan semua orang yang hadir, Julio dan Agnes akan mengikatkan diri mereka ke dalam satu janji suci pernikahan sakral yang melibatkan diri mereka dengan Tuhan. Segala impian dan harapan mereka akan melebur menjadi satu dengan iringan doa dan janji untuk sehidup semati. Hingga hanya maut lah satu-satunya cara yang bisa memisahkan mereka di dunia ini.

Agnes masih bersiap di ruangannya. Ia menatap bayangan dirinya di dalam cermin. Dengan balutan gaun putih dipadukan dengan veil warna serupa, ia terlihat bagai seorang putri dengan kecantikan yang luar biasa. Dalam beberapa jam lagi, dirinya akan resmi menjadi istri dari Julio Candra, lelaki yang sangat ia cintai dan sangat mencintainya. Segala usaha dan perjalanan selama tujuh tahun terakhir tiba-tiba terlintas dalam benaknya. Betapa ajaib kasih Tuhan yang kini akhirnya mempersatukan mereka. Agnes hampir -hampir tak percaya, dirinya kah yang sekarang sedang menghadap cermin dengan pakaian pengantin yang selalu ia impikan itu?

"Sayang, udah siap?" Bunda Lena membuat semua lamunan Agnes terhenti. Ia menghadap Bundanya sambil tersenyum, menggambarkan betapa bersukacitanya ia hari ini.

"Udah, Bun..."

"Ya Tuhan, anak Bunda, cantik sekali kamu, Nak...." ucap Bunda Lena sambil berputar memandangi penampilan putrinya. Beliau berhenti dan menatap Agnes dalam, setitik airmata jatuh membasahi kedua wajahnya yang sudah cantik tertutup dengan make-up

"Bunda kok nangis?" Agnes mengusap bagian bawah mata Bundanya dengan kedua jempolnya "Ini kan hari bahagia Agnes, Bunda jangan sedih dong, nanti Agnes ikut nangis"

"Bunda terharu, Nak, kamu sudah sebesar ini dan sebentar lagi akan menjadi seorang istri. Betapa Bunda sangat bangga bisa mencapai titik ini, dimana Bunda bisa melihat kamu bahagia dengan orang yang dipilihkan Tuhan untukmu" Agnes yang terharu dengan kata-kata Bunda Lena segera memeluknya

"Trimakasih ya, Bun.. Bunda selalu ada untuk Agnes sampai detik ini, Agnes sayang bangeeeettt sama Bunda"

"Ehemmm... Eh, aku ganggu nih kayaknya" Michelle tiba-tiba masuk "Duh, kayaknya ada yang lagi mellow nih"

"Ini lho Bunda, bikin mewek sih, untung gue bisa tahan, Chell, kalo engga bisa luntur make-up gue" jawab Agnes kemudian tertawa

"Lo cantik banget, Nes, duh calon Nyonya Julio!" goda Michelle membuat Agnes tersipu

"Tumbenan lo muji gue"

"Ya kan ini hari pernikahan lo, semua pengantin pasti kan cantik, kalo hari biasa mah ogah deh gue muji lo" jawab Michelle membuat Agnes melipat bibirnya "Becandaaaa kaleeee... Udah yuk, berangkat sekarang, tuh pangeran lo ntar nunggu kelamaan lagi di Gereja"

Gereja Katedral Jakarta ...

Agnes didampingi kedua orangtuanya akhirnya tiba di Gereja. Jantung Agnes semakin berdegub kencang kala sang Ayah menggandengnya sampai di depan pintu Gereja. Dilihatnya dari kejauhan sosok Julio dengan setelan jas warna putihnya sudah siap berdiri di depan altar untuk menanti kedatangannya. Semua undangan juga sudah bersiap untuk menyambutnya. Agnes menggenggam erat buket bunga yang ada ditangannya. Rasa gugupnya luar biasa. Baru kali ini ia merasakan perasaan tak karuan seperti ini, mengalahkan perasaan saat dulu mau menerima pengumuman kelulusan.

Lagu pembukaan misa suci pernikahan sudah mulai bergema, itu saatnya Agnes harus masuk ke dalam Gereja berdampingan dengan Ayahnya. Semua undangan berdiri sambil bernyanyi dan tak lepas memandang kagum pada sosok Agnes. Langkahnya terhenti di depan altar tepat di samping Julio. Ayah Martin akhirnya menyerahkan tangan Agnes pada Julio. Julio merasakan tangan Agnes begitu dingin. Di balik veilnya, Agnes tersenyum walau rasa gugupnya masih begitu kentara. Julio menyibakkan veil Agnes perlahan. Dirinya berdecak kagum pada sosok perempuan yang sebentar lagi akan menjadi teman masa depannya. Begitupun dengan Agnes, ketampanan Julio yang berlipat ganda membuatnya terpesona. Keduanya saling mengagumi dalam hati.

PROMISE ✔Where stories live. Discover now