Part 23 - The Time...

3.1K 220 5
                                    

Agnes menatap setiap butiran air hujan yang jatuh dari balik jendela kantornya. Gerimis daritadi siang belum berhenti juga. Ini sudah waktunya bagi Agnes untuk pulang sebenarnya, tapi ia memilih untuk tetap tinggal dulu di kantor.

"Woy, Nes, pulang yukk!" suara Michelle tiba-tiba

"Lo duluan aja deh, gue masih ada kerjaan bentar"

"Mau gue temenin nggak?"

"Nggak usah, tinggal dikit doang kok. Lo bawa mobil sendiri?"

"Iya, Rico lagi repot soalnya harus ngurus..." Michelle menghentikan ucapannya

"Ngurus apaan?"

"Ngurus acara tunangan Julio sama Silla ntar malem" jawaban Michelle membuat jari-jari Agnes yang asyik mengetik tiba-tiba terhenti, namun akhirnya ia kembali lagi pada pekerjaannya

"Oh.."

"Lo nggak papa kan, Nes?" tanya Michelle penuh selidik, ia melihat ada yang berubah dari air muka Agnes

"Nggak papa lah, kenapa emang?" Agnes sebisa mungkin terlihat santai menanggapi pertanyaan Michelle

"Ya kirain aja lo bakal nangis"

"Buat apa nangis, Chell? Untuk saat ini udah nggak ada gunanya lagi kan tangisan gue?"

"Nah, gitu dong, sahabat gue nggak boleh cengeng lagi!"

"Iya, lo tenang aja, gih sana kalo mau pulang duluan, gue kan bawa mobil sendiri"

"Gue tinggal ya, lo ntar ati-ati dijalan, kalo butuh apa-apa kabarin gue, oke?"

"Iya, bawel ah!" Michelle meninggalkan Agnes yang kemudian memikirkan lagi tentang kabar pertunangan Julio yang didengarnya tadi. Apakah ini akhirnya? Akhir ceritanya dengan Julio yang selama ini mati-matian ia perjuangkan? Agnes menatap ke arah luar jendela kembali, gerimis masih setia menemaninya..

*****

Agnes memutuskan untuk pulang karna sore sudah beranjak menjadi malam. Dalam cuaca dingin dan masih ditemani dengan syahdunya butiran air hujan, Agnes melajukan mobilnya..ditemani oleh sebuah tembang lawas dari Geisha-Cinta dan Benci..

Sungguh aku tak bisa sampai kapanpun tak bisa...

Membenci dirimu sesungguhnya aku tak mampu...

Sulit untuk ku bisa sangat sulit ku tak bisa...

Memisahkan sgala cinta dan benci yang kurasa...

Lagu yang menggambarkan perasaan Agnes saat ini. Separuh hatinya masih terasa kaku dan ngilu jika mengingat semua kepahitan yang ia terima setelah Julio melupakannya, tapi separuh hatinya lagi tak bisa berhenti memutar semua kenangan indah mereka saat masih bersama. Entah sampai kapan akan terus seperti ini.. Agnes terjebak dalam dua perasaan yang hanya berjarak setipis kulit ari manusia..

Sudah setengah jam perjalanan, Agnes tiba di sebuah jalanan yang cukup sepi. Jalan alternatif agar lebih cepat sampai ke rumahnya. Agnes setiap hari melewati jalanan itu karna tidak mau terjebak macet jika melewati jalanan kota. Agnes tiba-tiba merasakan ada yang aneh pada mobilnya. Mesin mobilnya tersendat, dan akhirnya mogok secara mendadak. Agnes turun dari mobilnya, membuka kap mobil..ada asap mengepul dari dalam mobilnya, dan ia tidak tahu apa penyebabnya. Agnes bingung tidak tahu harus melakukan apa. Keadaan sekitar sepi, tidak ada satupun mobil atau motor yang lewat untuk dimintai bantuan. Agnes segera mengambil hpnya, namun ternyata lowbat, diraihnya powerbank yang ternyata juga mati. Lengkap sudah penderitaan Agnes karna gerimis yang tadinya sudah reda kini turun kembali. Ia mengambil payung dari dalam bagasi mobilnya, sambil berharap ada orang yang bisa membantunya. Hampir lima belas menit Agnes menunggu dibawah payungnya, tapi tak ada seorang pun yang lewat. Nasib malang sedang menimpa Agnes malam itu. Ia benar-benar merasa takut sekarang!

PROMISE ✔Where stories live. Discover now