Part 19 - The Damn Night!!

3K 198 5
                                    

Julio kembali ke apartment nya setelah mengantar Silla pulang. Sepanjang perjalanan mereka bertengkar. Silla masih dibuat cemburu buta oleh perlakuan Julio pada Agnes. Berkali-kali Julio menjelaskan berkali-kali pula Silla berhasil menemukan alasan tidak masuk akal untuk menyerang Julio. Julio tahu betul sifat buruk Silla, pencemburu parah dan disaat logikanya tidak ia mainkan dengan benar sifat kekanak-kanakkan nya muncul. Julio sempat emosi dan membentak Silla tadi di mobil, namun itu malah membuat Silla semakin menjadi. Mau tak mau Julio harus mendiamkan pacarnya itu selama beberapa waktu.

"Lo udah pulang?" Rico masuk, ia barusaja mengantar Agnes dan Michelle pulang

"Gue berantem sama Silla soal tadi!"

"Menurut gue kecemburuan Silla nggak mendasar deh, Yo, apa yang lo lakuin ke Agnes itu masih dalam tahap wajar"

"Ya lo bisa berfikir kayak gitu, tapi Silla? Cewek kalo udah cemburu buta, kelar dunia lo!" Julio merebahkan dirinya ke sofa

"Ya lo harus bisa pinter-pinter ngomong sama Silla lah, jangan mau lo dijajah sama cewek!"

"Sial banget sih gue harus kenal sama Agnes!" Julio meraih kaleng birnya sisa semalam yang masih berada di meja tamu

"Trus lo mau nyalahin siapa? Agnes?"

"Gue pusing!" Julio bangkit dan menyambar jaket kulit warna hitamnya, membuka laci dan mengambil kunci motor sport nya

"Mau kemana lagi lo?"

"Balapan! Cuma itu yang bisa bikin gue ngelupain semuanya saat ini! Lo nggak usah ikut! Gue lagi nggak pengen diganggu" jawab Julio. Rico tidak bisa menahan Julio untuk soal yang satu itu. Balapan memang menjadi kebiasaan Julio tiap dia bertengkar dengan Silla.

-----------------------------------------------------------------

Julio sampai di area balap liar yang pernah ia datangi bersama Rico waktu itu. Tepat pukul 23.00, area itu sudah mulai ramai didatangi para street racer. Ternyata race pertama sudah selesai dan Julio ketinggalan.

"Udah nggak ada lawan nih?" tanya Julio pada Adit, dia yang mengurus balapan malam itu

"Lo telat sih, Yo! Coba tunggu dulu, gue tanya anak-anak" jawab Adit kemudian pergi dan menghampiri gerombolan laki-laki berjaket kulit yang sedang sibuk dengan motornya masing-masing. Julio duduk di sebuah kursi kayu, dilihatnya masih ada sekaleng bir utuh

"Jadi lo punya nyali juga buat balapan?" sebuah suara membuat Julio menghentikan minumnya. Ia menoleh.

"Nggak ada urusannya sama lo!" jawab Julio, pada Dino.

"Soalnya Julio yang dulu gue kenal itu pecundang! Cuma menang tengil doang, padahal masih suka ngumpet dibalik ketek Mamanya!" ucapan Dino membuat telinga Julio panas. Dilemparnya kaleng bir yang dipegangnya. Tangannya mencengkeram kerah jaket kulit yang dipakai Dino

"Jaga ucapan lo! Gue yang sekarang bukan pecundang kaya yang lo bilang!" jawab Julio keras. Bukannya takut, Dino malah tertawa melihat reaksi Julio

"Oke, kalo gitu kita buktiin!" Dino menyingkirkan tangan Julio dari jaketnya, dan kini gantian dia yang menyambar kerah jaket Julio "Gue tantang lo balapan! Cuma gue, sama lo!" Dino mendorong tubuh Julio

"Gue terima tantangan lo!!" jawab Julio sambil menunjuk Dino. Ia segera menghampiri Adit untuk mengatur segalanya.

Setelah semua siap, Julio dan Dino bersiap di garis start. Julio melirik ke arah Dino sambil memainkan gas motornya. Tepat saat itu Dino juga melirik ke arahnya. Dino seperti tersenyum mengejek walau tidak terlihat jelas karena wajahnya tertutup helm full face. Tak berapa lama, Adit memberi tanda acungan jempol pada temannya yang berada di garis start. Lampu sebuah mobil yang diparkir di pinggir jalan menjadi tanda start, jika lampu dinyalakan maka balapan dimulai. Julio dan Dino sama-sama memainkan gas motor mereka dengan angkuhnya.

"Oke, tiga..dua...satu.....GO!!"

Lampu mobil menyala. Julio dan Dino segera memacu motor mereka. Suara knalpot memekakkan telinga malam itu. Tiga ratus meter pertama, Julio berada unggul di depan Dino. Dino tak mau kalah, ia segera mempercepat laju motornya dan berhasil menjajari Julio. Mereka saling susul. Hingga pada tikungan pertama, Dino berhasil masuk dari sebelah kanan Julio dan langsung membelok dengan kecepatan tinggi.

BRENGSEK!! umpat Julio

Julio memacu motornya lebih kencang lagi. Jaraknya dengan Dino kini lumayan jauh, sekitar dua ratus meter. Emosi Julio yang meluap memicunya untuk harus bisa menyusul lawannya itu. Dan benar saja, akhirnya Julio berhasil mendahului Dino. Segera setelah itu, Julio tidak akan memberi celah pada Dino untuk menyusul. Namun perkiraan Julio meleset, pada tikungan kedua Dino kembali berhasil menerobosnya. Ternyata Dino adalah spesialis penerobos tikungan. Dino tersenyum bangga bisa kembali membuat pecundang itu berada di belakangnya.

Jalanan yang dihadapi Julio dan Dino adalah jalanan lurus sekarang. Dan ini kesempatan Julio untuk bisa mengalahkan Dino. Finish masih cukup jauh. Julio menambah kecepatan motornya. Ya, dan lagi-lagi dia berhasil meninggalkan Dino! Dino tak merasa takut dengan sekuat tenaga dia berusaha mengejar Julio. Sekarang posisi mereka sejajar. Dino menengok ke arah Julio. Hingga ia berhasil berada di depan Julio dan saat itu juga dia memalangkan motornya tepat di depan Julio, membuat Julio dengan sigap mengerem motornya agar tidak terjadi tabrakan.

"Lo gila ya!!!" Julio melepas helmnya kemudian turun dari motornya dan menghampiri Dino. Hal yang sama juga dilakukan Dino. Tanpa menjawab ucapan Julio, kepalan tangan Dino mendarat bebas di wajah mulus Julio.. Julio tersungkur! Sedikit darah keluar dari sudut bibirnya

"Jauhin Agnes! Atau lo akan menyesal!" Dino berteriak pada Julio. Julio mengelap darah pada bibirnya

"Gue nggak pernah deketin Agnes!!!" seru Julio emosi

"Gue tau, lo sekarang amnesia dan lo lupa siapa Agnes, tapi Agnes masih berharap banyak sama lo!! Jangan lo kasih dia harapan palsu dengan lo baik sama dia!"

"Jadi lo ngelawan gue gara-gara Agnes?! Lo suka sama dia?!!"

"Iya! Dan gue nggak akan pernah nglepasin dia buat lo lagi! Lo dulu berhasil dapetin dia, dan sekarang jangan harap gue bakal kalah lagi sama lo!" emosi Dino semakin menjadi

"Heh, gue tegesin sekali lagi sama lo!! Gue nggak ada hubungan apa-apa sama Agnes dan gue nggak ada perasaan apa-apa sama dia! Kalo lo mau dia lo ambil aja!!"

"Sekali lagi gue liat lo deketin Agnes, gue nggak akan segan-segan buat ngehabisin lo!" Dino kembali mencengkeram kerah jaket Julio "Dan satu lagi, jangan pernah lo sakitin Silla! Lo udah nikmatin badannya dan sekarang lo malah deketin cewek lain! Anjing lo!!" Julio tidak terima dengan ucapan Dino tentangnya dan Silla. Dengan cepat dia melepaskan diri, kemudian gantian meninju keras wajah Dino. Pukulan Julio lebih keras dari pukulan Dino tadi, sampai-sampai Dino harus terjatuh ke tanah

"Lo pegang omongan gue, gue nggak akan pernah kecewain Silla demi Agnes! Agnes urusan lo, gue nggak akan deket-deket sama dia lagi!!" jawab Julio. Ia kemudian mengambil helm nya dan memacu motornya meninggalkan Dino yang mencoba untuk berdiri.

BANGSATT!!! seru Dino keras. Darah segar keluar dari pinggir bibirnya. Pukulan Julio cukup membuatnya ngilu. Dino kembali pada motornya dan meninggalkan tempat itu.

-----------------------------------------------------------------

Julio duduk di sebuah jembatan. Beberapa kaleng bir dan sebungkus rokok menjadi temannya malam itu. Asap rokok mengepul keluar dari mulut Julio. Tangannya mengambil kaleng bir, menenggaknya hingga habis. Julio bangun, menginjak kaleng bir kosong itu sampai ringsek kemudian menendangnya keras hingga terlempar jauh. Julio berteriak keras, melampiaskan segala perasaannya. Ada suatu gejolak dalam hatinya, satu sisi dia tidak ingin kehilangan Silla dan membuat Silla kecewa, tapi di satu sisi dia seperti menyesal dengan ucapannya pada Dino tentang janjinya untuk tidak mendekati Agnes lagi. Seperti ada sebuah magnet pada diri Agnes yang membuat Julio berdesir hebat. Perasaan yang bahkan belum pernah ia rasakan pada Silla sebelumnya..

"Lelaki sejati memegang janjinya!" ucap Julio pelan. Kembali ia meraih kaleng bir dan meminumnya hingga habis..

PROMISE ✔Where stories live. Discover now