EPT 19

55 5 0
                                        

Happy reading
.

Happy reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

Bulan memberhentikan motornya didepan sebuah rumah yang didesain khusus untuk studio.

Bulan menatap maps dihandphonenya guna mencocok kan apakah benar tempat ini yang dikirimkan Angkasa. Ia mengangguk sembari melihat bangunan didepannya.

Bulan turun dari motornya. Bulan naik motor? saat genting saja ini. Biasanya juga pesan online.

Angkasa membuka pintu dan berpapasan dengan Bulan yang masih setia berdiri dengan bingungnya. Angkasa sedikit terkejut melihat Bulan berada didepannya.

"Bulan! Kenapa gak langsung masuk aja?" tanya Angkasa.

"Gue baru sampai." jelas Bulan.

Angkasa mengangguk saja. "Ya udah masuk aja, motornya taruh samping aja gak papa." ujar Angkasa dengan menunjuk tempat yang ia maksudkan.

Bulan mengikuti arah telunjuk lalu melajukan dan memarkir kan motornya di tempat yang telah diperintahkan Angkasa.

***

"Ini studio lo sendiri?" tanya Bulan dengan melihat kanan kiri yang terdapat banyak sekali hiasan yang bertemakan musik.

"Iya, hadiah dari nenek gue." jawab Angkasa.

"Tapi kenapa warna catnya harus merah muda (pink)?" tanya Bulan kembali setelah ia sadar bahwa cat tembok dari mulai bagian depan dan dalam semua berwarna merah muda. Ia hanya bingung kenapa warnanya se- cute ini karena biasanya Bulan melihat studio laki-laki pasti bewarna gelap berupa hitam atau abu, atau bahkan warna putih saja.

Ini sedikit berbeda menurut Bulan. Angkasa yang mendengar itu pun sedikit tertawa.

"Gue sebenernya juga bingung tapi karena ini hadiah dari nenek gue dan kebetulan ini semua gue dapat cuma-cuma jadi gue enggak mempermasalahkan mengenai cat tembok ini." jawab Angkasa. Bulan masih sedikit tak percaya dan merasa aneh dengan lelaki disampingnya ini.

Semakin kesini ia semakin banyak mengetahui berbagai sifat aneh dari lelaki didepannya ini.

Bulan duduk disofa dekat dengan peralatan musik diruangan tersebut.

"Lo mau latihan sekarang?" tanya Angkasa kepada Bulan. Bulan menatap Angkasa lantas mengangguk.

Bulan ingat, ia belum tahu lagu yang akan di bawakan mereka nanti saat berkompetisi.

Epilog Tanpa PrologWhere stories live. Discover now