Heleh, biasanya juga urakan, gaya lo Angkasa!!
Angkasa mengetok pintunya pelan.
"Iya siapa ya?" terdengar sahutan dari arah dalam kelas.
"Permisi bu, saya Angkasa. Saya kesini mau memanggil Bulan dari kelas 12 IPA 2 dipanggil Bu Nad ke ruangannya." jawab Angkasa sembar tersenyum manis.
Sementara di meja antara Bulan dan Aya.
"Wah lo dipanggi demenan lo tuh." ucap Aya dengan pelan dan memiringkan tubuhnya ke Bulan.
"Diem, Ay." ucap Bulan melirik Aya tajam.
"Lo pakai pelet apa Bul? habis dari Gendis larinya ke lo. Gila gak main-main temen gue, dukunnya ampuh." bisik Aya kembali.
"Gue bilang diem, Ayaa'!" kesal Bulan.
"Bulan! dipanggil tuh." suara terdengar dari depan, Bulan lantas menoleh kembali kedepan.
Ia berjalan sembari melotot i Aya sebelum pergi.
"Iya, bu. Saya izin ke ruangan bu Nad dulu ya bu." izin Bulan. Guru tersebut mengangguk saja.
Setelah mendapat izin dari Gurunya, Bulan berjalan keluar tanpa melihat atau menyapa Angkasa. Sedangkan Angkasa masih mempertahankan senyuman manis nya itu.
"Permisi, bu." ucap Angkasa lalu berlalu mengejar Bulan.
Dalam pertengahan jalan, Angkasa menghentikan Bulan dengan memegang lengan Bulan.
Bulan terkejut dengan aksi Angkasa tersebut.
"Waduh!! hati gue baper cuy." batin Bulan.
Bulan menarik pelan tangannya. Sungguh ia masih deg-degan.
"Apa?" tanya Bulan mencoba bersikap biasa saja.
"Lo yakin mau ketemu bu Nad dengan keadaan seperti ini?" tanya Angkasa.
Bulan bingung. Keadaan apa maksudnya? memangnya penampilannya urakan? ia melihat dirinya sendiri.
Angkasa ingin menyentil dahi perempuan dihadapannya ini.
"Maksud gue bukan keadaan lo. Tapi keadaan kita berdua." ujar Angkasa. Angkasa menghela nafas pelan ketika melihat Bulan masih kebingungan.
"KITAAA!?? DIA BILANG KITA KATANYA?" batin Bulan terteriak. Bulan ingin melompat bahkan menggulingkan tubuhnya dilantai jika perlu. Karena ia terlanjur baper. Ia tersenyum tipis.
"Gini, kita kan belum ada ide. Masa iya kita mau ketemu bu Nad dengan seperti ini? pasti kita bakal dicerca sama bu Nad kayak kemaren." lanjut Angkasa.
Senyum Bulan tadi lantas memudar mendengar lanjutan dari Angkasa. Ia ber'oh saja.
"Terus?"
"Gue ada satu lagu yang bisa kita bawa nanti. Gimana lo mau?" tanya Angkasa.
Bulan menghela napas pelan. Bagaimana lagi ini sudah hampir 3 minggu lebih l lagu akan memakan waktu cukup lama. Ia percaya pada Angkasa saja.
YOU ARE READING
Epilog Tanpa Prolog
Teen Fiction[DIHARAPKAN SEBELUM BACA WAJIB UNTUK FOLLOW DULU] Kalian pernah menyukai seseorang? Kalian pernah mencintai seseorang secara gila-gilaan? Bagaimana perasaan kalian ketika mengetahui bahwa orang yang kalian suka malah balik mendekati kalian? Senan...
EPT 18
Start from the beginning
