10 - Tentang Paguyuban

254 41 3
                                    

Duh, punya mobil berapa sih si bos?

Naura sudah berada di dalam sebuah Maserati dengan pakaiannya yang seperti nenek-nenek. Ia menyesal mengikuti saran Nirina untuk memakai baju berwarna peach dan rok bunga-bunga.

Adiknya memang mengetahui kalau Naura menyukai Ali dan sampai sekarang belum juga mendapatkan pria impiannya itu.

Dengan penuh percaya diri, semalam, Nirina membawa nasihat percintaan, baju elo itu kalau nggak garis-garis, ya cardigan sama tanktop. Boring. Walaupun tetep kekinian ya. Tapi cowok tuh suka sama cewek feminin, nggak banyak omong dan pakai makeup yang lengkap supaya keliatan fresh. Nih gue pinjemin makeup sama baju gue.

Naura membeli baju bukan untuk gaya-gayaan, melainkan kenyamanan dan kestabilan mood

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naura membeli baju bukan untuk gaya-gayaan, melainkan kenyamanan dan kestabilan mood. Ia juga memiliki prinsip untuk tidak membeli baju sesuai trend. Kekinian boleh, tapi harus memilih yang timeless alias kepakai sampai bertahun-tahun yang akan datang.

Prinsip tersebut baru ia miliki setelah punya pekerjaan dan mendapatkan gaji pertamanya. Ia menjadi lebih mindful untuk membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan.

"Kamu sering ke Yee Hwa restoran?" Mereka telah sampai di parkiran Yee Hwa Jalan Wijaya.

Naura menoleh. Ia meneliti rahang Rajendra yang terpahat indah. Pria itu terlihat berbeda malam ini dengan kemeja Marni putih, celana garis-garis kecil hitam putih dan sneakers Bally. Seperti perkiraan Naura, Rajendra lebih bagus memakai warna monokrom. Tidak perlu yang mencolok seperti hijau atau terakota.

"Pertama kali saya coba di Qatar." Naura berjalan di samping Rajendra dan ketika mereka berada di depan pintu masuk Yee Hwa, pria itu membukakan pintu restoran untuknya. "Makasih."

Naura berjalan lebih dulu. "Tadi pas Pak Jendra bilang suruh cari restoran Korea, ternyata Yee Hwa baru buka di Jakarta."

"Sudah reservasi?" Tanya Waiter ramah.

Naura mengangguk. "Atas nama Rajendra."

"Baik, di sofa ya."

Naura menggeram dalam hati. Entah sudah berapa kali ia menggeram hari ini.

Masalanya, tempat duduk di sofa itu sangat... Intimate? Kayak orang pacaran.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tentang PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang