07 - Tentang Aradhana Bersaudara

1.9K 160 1
                                    

Naura sudah terlihat cantik dengan knitwear, celana panjang dan boots karena Jakarta sedang musim hujan.

Ia turun ke bawah untuk sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat ke kantor

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ia turun ke bawah untuk sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat ke kantor.

"Assalamu'alaikum." Naura yang seorang diri di meja makan menoleh untuk melihat siapa yang datang. Tidak biasanya ada tamu pagi-pagi begini. "Hah? Ngapain lo di sini?"

Naura sontak setengah berteriak mendapati sang adik laki-laki, yang bernama Naufal datang ke rumah. Selama ini adiknya kos dan kuliah di Depok.

"Kangen masakan rumah. Capek jadi anak kos." Naufal yang berusia dua puluh satu tahun salim pada Naura. "Mama sama papa ke mana, kak?"

"Beli pupuk katanya." Naura memberikan piring kosong pada Naufal. "Tuh, ada longsay ayam sama roti. Pilih deh."

"Kok gue mau berenti kuliah ya?" Ucap Naufal tiba-tiba.

"HAAAAH?" Naura bersyukur tidak ada makanan di dalam mulutnya sehingga ia bisa meluapkan keterkejutannya. "Apaan sih lo? Kesambet?"

"Tiba-tiba gue mikirin masa depan dan nggak mau kerja yang ada kaitannya sama hukum atau legal."

Naura menatap Naufal dengan seksama. Wajah adiknya memang lebih lesu dari biasanya. Tidak bisa dipungkiri, Naura juga pernah melalui masa-masa sulit ketika kuliah dulu.

Ia pernah takut memikirkan masa depan. Ia juga khawatir kalau jurusan yang diambil tidak akan membawanya pada kesuksesan.

"Elo tau kan siapa yang biayain kuliah selama ini?" Malah pertanyaan itu yang meluncur dari mulut kurang ajar Naura.

Naufal mengangguk. "Elo."

"Terus, elo nggak ada kasihan-kasihannya sama gue?" Naura sebisa mungkin merendahkan suara dan menekan emosinya.

"Gue memang dari dulu mau kuliah komputer kayak elo, tapi otak gue nggak nyampe."

"Gila kali ya" Sergah Naura. "Kuliah Hukum juga sama susahnya."

"Bukan itu, gue lagi nggak menghina jurusan gue." Naufal berubah kesal. "Cuma, passion gue tuh di dunia IT dari dulu."

"Passion mbahmu." Cibir Naura dengan jengkelnya. "Lo selesaiin aja kuliah yang benar. Pertahankan IPK paling nggak 3.20. Nanti coba magang di tempat gue atau startups lainnya."

Naufal memajukan badannya. Waja lelaki itu berubah ingin tahu. "Emang bisa?"

"Gue yakin elo udah ambil kelas coding dan data analis diem-diem kalau sok-sokan ngomong passion gue di dunia IT."

Naufal terkekeh. "Tau aja lo."

"Pesan gue cuma satu. Kuliah yang bener. Lo itu pakai LPDP, harus bisa jadi lulusan yang membanggakan!" Tegas Naura.

Naufal melirikan matanya bingung. "LPDP?"

Naura menganggukan kepala. "Lembaga Pendidikan Dana Pribadi."

Tentang PilihanWhere stories live. Discover now