04 | angkatan dua satu

79 76 30
                                    

Note :

Bahasa Sunda di sini berbekal google translate, kalo ada salah tolong dikoreksi biar aku revisi.


**


Rosi

ar, udah bangun?

Ardi baru banget bangun waktu ponselnya berdenting. Ternyata ada chat dari Rosi. Dia langsung menegakkan punggung dan mengucek mata. Tumben banget. Meski mereka cukup dekat sejak masuk UKM, terlebih setelah jadi ketua dan wakil UKM musik, mereka sama sekali nggak pernah chatting bernada perhatian begini.

 Meski mereka cukup dekat sejak masuk UKM, terlebih setelah jadi ketua dan wakil UKM musik, mereka sama sekali nggak pernah chatting bernada perhatian begini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nggak pakai babibu Ardi langsung menelepon Rosi.

"Konyol banget deh, padahal itu kegiatan rutin dua tahunan dari awal kampus berdiri, bisa-bisanya proposalnya ditolak." Rosi langsung ngoceh begitu Ardi tanya 'ada apa?' saat nada sambung terputus digantikan suara cewek itu.

"Dua tahun lalu emang kacau banget acaranya, kita udah antisipasi yang begini kan, Rosi. Tapi tenang aja, bakal gue usahain biar Infinifest bisa terlaksana tahun ini. Gue juga nggak mau hasil mikir kita selama ini sia-sia."

"Gimana caranya?"

"Ada pokoknya."

"Kasih tau gue dong, kan gue wakil lo!"

"Kita ngobrol langsung ke rektor."

"Hah, yakin lo?"

"Yakin."

Sehabis telepon diakhiri, Ardi langsung meluncur ke kamar mandi. Beres mandi langsung siap-siap ke kampus pakai outfit seadanya. Nggak ada waktu buat mix and match baju gara-gara pikirannya sudah keganggu duluan sama fakta proposal festival musiknya ditolak. Tidak butuh waktu lama sampai dia tiba di kampus dan bertemu Rosi yang sudah menunggu di depan gedung rektorat.

"Lo yakin ngomong ke rektor langsung?" tanya Rosi.

"Enggak. Tapi ini cara satu-satunya," jawab Ardi.

"Rektor kita orangnya galak, tegas, dan tipe orang yang keras."

Ardi diam sebentar sebelum menjawab. "Sekeras-kerasnya batu masih bisa ancur kalo ditimpa tank dari atas. Kita mesti jadi tank itu."

Rosi yang tadinya khawatir langsung memasang muka illfeel. Perumpamaannya harus tank banget nih?

Mereka berdua memberanikan diri masuk ke ruang rektor setelah mengetuk dan mendapatkan izin dari pemilik ruangan. Rektor tidak sendiri, tapi bersama seorang staff bagian keuangan yang mereka kenali sebagai Ajeng.

"Acaranya dilakukan rutin dua tahun sekali, kenapa tiba-tiba proposal kami ditolak?" Ardi bertanya setelah sedikit berbasa-basi dengan rektor lalu menjelaskan maksud kedatangannya ke sini.

NOTASI RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang