43. Kejutan

111 74 299
                                    

"Terkadang mereka terlalu menyepelekan hal-hal kecil yang menurutku itu sangat berharga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Terkadang mereka terlalu menyepelekan hal-hal kecil yang menurutku itu sangat berharga."

... ✿°•∘ɷ∘•°✿ ...

Masih berada di kantin sendirian, memikirkan perkataan Melvan tadi. Soto gadis itu pun tak lagi menarik, ia hanya memainkan nasinya dengan sendok. Selera makan Fay tiba-tiba hilang.

Kriiiing!!

Fay yang sedang melamun itu dikejutkan dengan bunyi bel yang cukup nyaring. Membuat gadis itu tersadar. Ia bangkit lalu berjalan sendirian menuju kelasnya.

Deg!

Satu tepukan tangan membuat Fay terkejut. Ternyata itu adalah Bu Miga, guru Biologi.

"Fay? Ini sudah bel masuk, loh. Kenapa jalannya lambat sekali seperti siput?" tanya Miga.

"Eh, maaf, Bu. Sini biar Fay bantu bawain buku-bukunya," ucap Fay, berniat menolong.

"Baiklah, kebetulan hari ini saya ngajar di kelas kamu." Miga pun menyerahkan beberapa buku itu ke Fay.

•───────•°•❀•°•───────•

Fay pulang dijemput oleh sopirnya. Ia tidak nebeng Melvan lagi karena pasti cowok itu tidak mau. Langkahnya kecil, seperti orang yang sedang kelelahan.

Wajahnya kusut, pandangannya lurus ke bawah. Berbeda sekali dengan Fay yang dulu. Gadis itu kehilangan semangat, seperti sudah lelah dengan keadaan.

Sesekali menengok ke kanan dan kiri untuk melihat orang-orang yang berlalu lalang dengan teman-temannya.

Ia menatap langit yang kini warnanya menjadi kelabu. Mendung, seperti suasana hati gadis itu sekarang.

Setelah sampai di depan mobilnya, Fay pun langsung masuk tanpa mengeluarkan sepatah kata apa pun. Tian yang melihat tingkah Fay menjadi bingung.

Sepanjang perjalanan, Tian diam-diam mengamati Fay dari kaca kecil yang berada di atas. Melihat wajah Fay yang lesu, kini Tian bertanya dengan lembut.

"Nona Ivonna. Apakah anda baik-baik saja?" tanya Tian.

Gadis dengan nama lengkap Fay Ivonna itu pun langsung tersadar di saat ia sedang melamun. "Baik, Pak."

"Wajah Nona tampak lesu. Apakah ada kejadian tak mengenakkan di sekolah?" Tian bertanya lagi.

"Nggak, Pak."

•───────•°•❀•°•───────•

Sesampainya di kediaman Fay, ia pun turun. Tasnya yang berwarna pink itu dibawakan oleh sopirnya. Fay berjalan pelan seperti siput kalau kata Bu Miga.

Gadis SenjaWhere stories live. Discover now