42. Love or Obsession (?)

150 76 375
                                    

 ✿°•∘ɷ∘•°✿

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

... ✿°•∘ɷ∘•°✿ ...

Jam 23:40 malam.

Duduk sendirian di atas ranjang sambil memandangi foto seseorang yang amat ia cintai adalah hobinya setiap malam. Tatapannya begitu dalam dan penuh dengan harapan.

Banyak sekali foto-foto sepupunya di kamar Fay. Ia mencetak beberapa foto Melvan untuk dipajang di kamarnya. Tentunya, kedua orang tua Fay tidak pernah tahu tentang ini.

Fay terlahir dari keluarga yang terhormat. Ayahnya adalah seorang tentara dan ibunya perawat. Ayah Fay memang jarang pulang karena tugas negara. Ibunya selalu pulang malam atau sore karena pekerjaan.

Fay selalu kesepian di rumah, di sini hanya ada dirinya dan Tian—sopirnya. Dari kecil Fay selalu dituntut untuk menjadi perempuan yang mandiri dan kuat. Ia merasa tertekan dengan keadaan ini.

Dahulu kala, di saat Fay masih berumur sekitar 4 tahun, ia dan keluarganya mengunjungi rumah Melvan yang berada di Greenland. Fay bukan asli orang sini. Ia pindah rumah ke kota ini saat mau memasuki usia 6 tahun. Alasannya sederhana, agar bisa bertemu dan berteman dengan Melvan.

Pertama kali Fay bertemu dengan Melvan, ia disapa baik oleh kedua orang tua sepupunya. Fay merasa senang karena ia tidak kesepian lagi. Fay selalu mengunjungi rumah Melvan dengan alasan ingin bermain dengannya.

Mereka tidak hanya bermain berdua saja, melainkan bertiga, dengan Daffin juga.

Ayah Fay adalah adik Clea—bunda Melvan. Karena Fay terus-terusan meminta kedua orang tuanya untuk berkunjung ke rumah Melvan, mereka memutuskan untuk pindah rumah di kota itu.

Setiap hari, Fay selalu bermain dengan Melvan. Hingga ia tumbuh menjadi gadis yang cantik. Di masa SMP, Fay ingin satu sekolah dengan Melvan. Dari SD sampai SMA, mereka satu sekolahan terus.

Rasa suka Fay terhadap Melvan mulai timbul di saat ia duduk di bangku kelas 4 SD. Tapi sayangnya, Melvan tidak mempunyai perasaan yang sama terhadap gadis itu. Karena Melvan hanya menganggap Fay sebagai adiknya.

"Melvan, sesulit itukah kamu membuka hati untukku? Aku sudah lama mengangumimu." Fay masih memandangi foto Melvan.

Ia raih pigura itu dengan tangannya yang lentik. "Kenapa kamu tidak pernah tertarik denganku?"

"Aku cantik. Tapi minusnya, aku nggak tinggi. Apakah kamu menyukai gadis yang tinggi, Melvan?" Tentu pertanyaan Fay tidak membuahkan jawaban.

Fay merebahkan tubuh mungilnya ke ranjang yang empuk. Ia tidur bersama dengan sebuah pigura yang berisi foto Melvan di dalamnya.

•───────•°•❀•°•───────•

[Senin, 11 Maret 2023]

"Pagi, Ma." Fay menyapa ibunya yang sedang sibuk mengemasi barang.

"Mama berangkat dulu, ya? Jangan lupa sarapan." Wanita itu pun pergi dari rumah untuk bekerja.

Gadis SenjaWhere stories live. Discover now