5. Seseorang yang Bermulut Pedas

63 14 5
                                    

Tulisan bergaris bawah bahasa Inggris

Saat Pria berkacamata hitam itu ingin berbicara, tiba-tiba nada dering handphone Hayden berdering menandakan adanya orang menelpon.

'Yang Mulia Maha Prabu Papi Tercinta memanggil...'

"Eh?" Hayden segera mengangkat telponnya dengan panik.

Nggak biasanya Papinya yang nelpon. Biasanya Maminya yang nelpon dia nanya kabar atau lagi ngapain.

"Hal-..."

'HAYDEENNN!!!'

"Yaa.. Mwooyaa?? Kenapa?? Kok berteriak??" Hayden mengusap telinganya yang berdengung karena teriakan cetar membahana dari Papinya itu. Udah volume paling kecil tetep aja kedengeran cetar.

'KENAPA KAMU MASIH KERJA HAH??!! KAN UDAH PAPI BILANG FOKUS SEKOLAH AJA!! KAMU TUH YA BANDEL BANGET JADI ANAK!!

DIBILANG JUGA CUKUP FOKUS SEKOLAH AJA!! URUSAN KERJAAN BIAR PAPI MAMI YANG URUS!! ASTAGA ANAK INI!!

EMANGNYA UANG YANG PAPI KIRIM KURANG?! KALAU KURANG BILANG AJA BUTUH BERAPA?! NGGAK PERLU KERJA SEGALA!!' Amuk Jackson di seberang telpon.

Hayden hanya menghela napas mendengar Omelan Papinya itu.

"Papi kok semarah ini sih? Biasanya Haddie ngapain aja Papi nggak marah? Kok sekarang marah gini kenapa?

Coba bilang sini ada apa. Jangan marah-marah Mulu loh nanti cepat tua ilang gantengnya nanti Mami selingkuh sama Duren negara lain." Ujar Hayden santai.

'YA SEKKIYA!! BAGAIMANA AKU TIDAK MARAH HAH?! KAU ITU KALAU SOAL KERJAAN SERING BEGADANG!!

CONTOHNYA SEKARANG!! JAM 3 BELUM TIDUR!! MASIH AJA KERJA!! DASAR ANAK NAK-.. eh?? Siapa ini Nak??' Jackson yang lagi mengamuk langsung kalem melihat foto Selfi seorang gadis cantik(Hayden) di kirim di ponselnya.

"Hmm~ cantik kan? Rambut Baru Aku itu~ gimana? Yah awalnya emang kaya Rapunzel. Tapi udah kupotong dan modifikasi sendiri." Ujar Hayden dengan bangga.

'Iya iya cantik. Bagus deh kaya gitu. Jangan dipendekin lagi itu rambut. Botak nanti.' Ujar Jackson menasehati karena tak mau anaknya jadi Ronaldowati di sinetron yang sering dia tonton dulu.

"Nggak Pi. Udah Papi tenang aja. Sekarang istirahat aja ya. Udah tua loh begadang Mulu. Encok nanti kan siapa susah?

Oh iya Pi. Menurut riset data dari kesehatan, orang yang sering begadang itu berumur pendek loh. Cepet mati nanti.

Apalagi yang udah tua kan~ Papi tidur aja sana. Jangan begadang Mulu." Ujar Hayden dengan dramatis.

'HEH BOCAAHH!! DASAR ANAK DURH-..'

"Dadah Papi~"

Hayden langsung mematikan telponnya sepihak dan menghela napas panjang. Sementara orang itu hanya diam menyimak obrolan Ayah-anak itu.

Dengan santai Hayden membersihkan darah di belatinya dengan sapu tangan sembari menghubungi nomor seseorang.

'Ow ow hellooww Saranghaneun Sachon~!! Tumben nelpon? Kangen yaahh~??!!' Terdengar suara heboh di seberang telpon.

"Sok-sokan bahasa Korea. Bahasa Indonesia aja Kau remed." Sarkas Hayden.

'Eh anjir itu salah ibuknya loh! Kan waktu itu dia nanya bagaimana cara memanggil teman dalam bahasa Indonesia.

Jadi Aku jawab aja 'WOY ASU!! JANCOK!! SINI KAU COK!!' gitu.. Aku nggak salah loh. Orang temenku sering gitu.' Ujar seseorang di seberang telpon. Sepupu Hayden. Aidan Patrick.

"Entah dosa apa yang kubuat di kehidupan sebelumnya sampai Aku punya sepupu modelan Kau. Ntahlah.

Pokoknya Aku ingin meminta tolong dulu Dan." Ujar Hayden mulai serius.

'Lontong apa sayang?' Tanya Aidan dengan suara manjyah. Maklum. Temannya boti semua. Jadi keikutan boti.

"Aku baru saja membunuh seseorang di jalan xx Korea Selatan. Bisa kau tolong kirim anak buahmu untuk membereskannya?" Ujar Hayden to the point.

'WHAT THE HELL??!! Gila Kau ya! Bunuh orang! Di negara orang! Wah mau jadi napi Kau!

Aduh.. sesak napasku sesak..' Aidan langsung sesak napas mendengar omongan sepupunya itu.

"Ya makanya biar Aku nggak jadi napi, Kau tolong bereskan ini. Buruan ah. Bau nanti." Ujar Hayden ketus.

'Wah gila! Nggak! Nggak mau Aku! Pok-..'

"Sebagai gantinya Kau boleh meminta satu hal padaku."

'Oke. Sharelock sayangku~!'

Hayden tahu pasti permintaan sepupunya itu pasti aneh-aneh. Tapi dia tidak bisa meminta bantuan pada Papi atau Maminya. Yang ada kena omel.

Cuma Aidanlah yang sukarela membantunya dalam hal apapun. Meski ujung-ujungnya dikasih sogokan juga.

'Tapi lumayan lancar juga si Edan itu berbahasa Korea..' Batin Hayden mengomentari Aidan yang kalau sampai dia dengar pasti hidungnya ngembang.

"Yaahh.. anggap Kau tak melihat apapun. Aku pun juga akan begitu. Tentang kekacauan ini nanti akan dibereskan orangku.

Kau pura-pura tidak tahu saja. Aku pergi dulu dan tak usah berterima kasih." Ujar Hayden melambaikan tangannya acuh.

Dia melanjutkan perjalanannya yang tertunda. Sebenarnya tak tahu kemana. Tapi sudahlah jalan saja.

Sementara orang itu. Hanya terdiam menatap Hayden yang sudah mulai menjauh.

"Hayden ya? Hm.." Gumam Pria itu mengingat nama Hayden saat Hayden berteleponan dengan Papinya.

"WOY SHIRO ONI!! LAMA BANGET SIH?!" Tiba-tiba terdengar teriakan cempreng dari seorang Pria berambut kuning berkacamata seperti wibu.

"Sudah kubilang jangan memanggil nama julukanku, Kim Jungoo." Ujar Pria berkacamata hitam itu.

"Iya deh iya~! Kau kenapa lama banget sih Jonggun?! Capek tau nggak nunggu sendirian di mobil?!" Omel Jungoo kesal.

"Ntahlah. Aku juga tak tahu." Ujar Jonggun menatap preman yang tertusuk pisau Hayden tadi.

"Wih wih tumben pake pisau? Biasanya Kau lempar atau pukul aja mereka." Jungoo berkomentar.

"Bukan Aku."

"Lalu siapa?"

"Hmm.. ntahlah.. seseorang yang bermulut pedas.."

"Wah wah.. gila! Gun! Senyumanmu seperti pedofil saja!"

"Diam kau brengsek."




































Aidan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aidan

TBC
SELAMAT MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT
SEE YA

Anak Nolep Mami Mencari Teman (Lookism X OC)Where stories live. Discover now