-Bulan Madu-

5 2 0
                                    

Happy reading 🪷🪷🪷

                                             🌼🌼🌼
Mereka sampai di unit apartemennya namun sebelum pulang mereka mampir terlebih dahulu ke sebuah restoran untuk makan malam.

Ben membuka pintu unitnya dan mendorong koper mereka dan memasukkannya ke dalam unit disusul istrinya dibelakang.

Setelah itu ia menghidupkan semua lampu dan langsung menuju kulkas untuk mengambil air. Andrea menghampiri suaminya dan meminum air dari gelas yang sama.

“Sayang, aku mau mandi dulu ya, abis itu aku mau langsung tidur ya” ucap Andrea kepada suaminya.

“Kok mau langsung tidur. Aku kan mau belah duren dulu” ucap Ben.

Andrea menepuk jidatnya dan menggelengkan kepalanya, “Oia lupa yaudah aku tunggu di kamar ya. Tapi sebelumnya aku mau mandi dulu. kamu juga ya biar wangi.”

“Aku enggak mau mandi nanti juga keringetan lagi.”

“Pokoknya kalo kamu enggak mandi, aku enggak mau bobo sama kamu” ucap Andrea kepada suaminya sambil menjulurkan lidahnya.

“Ih jahat, yaudah aku minta dimadiin sama kamu boleh enggak.”ucap Ben genit.

“Gimana ya?” ucap Andrea pura-pura.

Andrea pun mengangguk dan mereka pun mandi bersama di bathup yang sebelumnya sudah diisi oleh air hangat dan diberi sabun. Mereka masuk kedalam bathup tersebut dan mandi bersama.

Selesai mandi, mereka memakai baju piyama couple yang dibeli oleh Andrea untuk dirinya dan suaminya. Setelah itu mereka naik ke ranjang mereka.

Hari ini mereka terlalu lelah karena acara pernikahan mereka. Namun, Andrea penasaran dengan kotak maroon yang diberikan oleh Iris dan suaminya. Ia pun membuka kotak tersebut.

Alangkah terkejutnya di kotak tersebut berisi dua tiket pesawat pulang pergi Jakarta – Bali dan reservasi hotel ternama di Bali selama tiga hari. Andrea pun langsung menunjukkan hadiah tersebut kepada suaminya.

“Sayang, kita dapat hadiah liburan ke Bali dan tiket pesawat pp Jakarta-Bali” ucap Andrea gembira.

“Wah…yang benar kamu” Ben pun langsung membaca tiket tersebut dan resevasi hotel untuk mereka.

“Sayang, berarti malam ini kita harus packing baju. Karena kita besok berangkat jam 11 siang.” ucap Ben kepada istrinya.

Andrea mengangguk dan bangkit dari ranjangnya  menuju lemarinya untuk mengambil koper dan mengisinya dengan baju yang akan mereka bawa kesana.

“Jangan lupa kamu bawa bikini ya.” ucap Ben nakal.

“Aku enggak mau ah sayang. Malu.”

“Kenapa? Disana kan banyak pantainya, yaudah kalo kamu enggak mau bawa. Nanti kita beli disana aja.”

Akhirnya Andrea dibantu oleh suaminya memasukkan baju mereka untuk dibawa kesana. Setelah semua selesai. Mereka ke ranjangnya kembali untuk tidur. Ben memeluk istrinya dan mimpi pun menyapa mereka.

Keesokan paginya, Andrea sudah bangun dan sudah mandi dengan rambut yang masih basah. Ia membuatkan sarapan nasi uduk untuk suaminya dan dirinya.

Ia membuat nasi uduk sendiri. Karena sekarang sudah ada bumbu nasi uduk instan. Andrea menggunakan bumbu tersebut. Setelah itu ia menceplok telur mata sapi untuk pelengkap nasi uduknya.

Ia juga membuatkan suaminya secangkir teh dan segelas air hangat. Ketika Andrea ingin membangunkan suaminya. Ternyata Ben sudah keluar dari kamarnya dan menuju ruangan makan.

Sesampai disana, Ben duduk di kursinya dan Andrea melayani Ben dengan penuh sayang. Ia menaruh nasi uduk dan telur mata sapi serta sambal dan bawang goreng di piring Ben.

Ben pun mengucapkan terima kasih kepada istrinya dan menyuap nasi uduk yang ada dipiringnya ke mulutnya.

“Enak nasi uduknya , sayang. Kamu belajar dimana?”

“Rahasia dong. Aku senang kamu suka masakan aku” ucap Andrea senang.

“Iya aku selalu suka masakan kamu soalnya masakan ini dibuatnya penuh cinta” goda Ben kepada istrinya.

Pipi Andrea bersemu merah mendengar ucapan suaminya tersebut, “ Kamu bisa aja mujinya. Aku jadi malu.”

Mereka pun melanjutkan sarapan mereka. Setelah selesai Andrea mengambil piring suaminya dan piringnya untuk dibawa ke dapur dan di cuci.
^^^
Pasca Ben menikah, Sarah lebih senang bengong di kamarnya. Ia sedih kenapa Ben menikah dengan Andrea bukan dengan dirinya. Padahal ketika ia masih kecil, Ben berjanji akan menjadi pengantinnya.

Namun, itu semua hanya ucapan anak kecil yang tidak harus diyakini. Akan tetapi Sarah menganggap ucapan Ben ketika ia masih kecil itu dengan serius. Akhirnya ia sekarang menderita ketika melihat Ben sudah bahagia dengan wanita lain bukan dirinya.

Pintu kamar Sarah diketuk, Ibu Wita masuk ke kamarnya dan menghampiri Sarah yang sedang duduk di pinggir ranjang.

“Bunda perhatiin kamu sekarang sering bengong dan suka enggak fokus. Ada apa. Kamu biasanya cerita sama bunda.”

“Aku sedih Bun, pria yang aku cintai menikah dengan wanita lain.”

“Pria yang mana. Memang kamu sudah punya pacar? tanya Ibu Wita bingung.

“Belum, namun pria itu pernah bilang kepadaku. Jika ia akan menjadi pengantin priaku jika aku sudah dewasa.”

“Oalah itu hanya ucapan anak kecil yang tidak perlu dipercaya kebenarannya, Sarah. Pokoknya kalo kamu nanti punya pacar. Langsung kenalkan sama Bunda ya.”

“Tapi aku mempercayai ucapannya dan sekarang aku kecewa melihat kenyataannya.”

Ibu Wita pun memeluk Sarah dan mengelus rambutnya, “Kamu harus belajar mengikhlaskan. Pria tersebut bukan jodoh kamu agar hati kamu menjadi tenang, Nak.”

Sarah hanya mengangguk dan menangis dalam diam.

“Oia Bun, aku boleh mencari pekerjaan di Jakarta?”

“Memang di Bandung tidak ada pekerjaan?”

“Aku hanya ingin mengganti suasana saja. sejak sekolah sampai kuliah aku disini.”

“Kamu mau tinggal dimana nanti, Nak?”

“Tidak tau, mungkin aku akan mencari kos-kosan.”

Ibu Wita mengela nafasnya, “Sebenarnya Bunda tidak setuju. Bunda takut kamu tidak ada yang mengawasi. Apalagi kamu tidak pernah keluar dari Bandung. Yasudah nanti Bunda minta tolong kepada Ben ya.”

Sarah hanya mengangguk dan mengiyakan ucapan Bundanya tersebut. Setelah itu Bunda keluar dari kamar Sarah.
^^^
Ben dan Andrea sudah berada di bandara Soeta dan mereka sebantar lagi akan boarding pass. Setelah itu mereka berjalan menuju pesawat mereka.

Akhirnya mereka tiba juga di bandara Ngurah Rai. Ben menggandeng tangan istrinya dan senyum tidak lepas dari mereka.

Mereka dijemput oleh supir hotel tempat mereka menginap. Ben dan Andrea tiba di hotel Rimba Jimbaran Bali. Ia langsung ke resepsionis untuk memberikan reservasi tiket dan menukarnya dengan kunci kamar mereka.

Mereka menuju kamar yang sudah di sediakan untuk mereka dan dibantu oleh seorang bellboy hotel untuk membawakan koper mereka. Setelah di depan pintu mereka. Bellboy tersebut undur diri dan sebelumnya Ben sudah memberikan tip untuk bellboy tersebut.

Andrea masuk kedalam kamar suite tersebut. Kamar tersebut harum sekali karena banyak kelopak mawar diatas ranjang mereka.

Ben menaruh koper mereka disisi lemari dan duduk di tepi ranjang tersebut.

“Kamu mau langsung mandi atau mau rebahan dulu?”

“Aku mau rebahan dulu sebentar tapi sebelumnya aku mau membersihkan mawar yang ada di atas ranjang kita terlebih dahulu.”

Andrea membersihkan kelopak mawar yang ada di ranjang mereka dan memasukkannya kedalam plastik setelah itu ia merebahkan di tubuhnya di susul oleh suaminya disampingnya.

Ben memeluk istrinya dari belakang dan mencium leher belakang istrinya sehingga menimbulkan rasa geli. Ia membalik tubuh istrinya untuk menghadap kepadanya. ia membelai wajah  istrinya dengan penuh sayang dan mencium bibir istrinya. Ciuman itu begitu intens sekali. ciuman itu tidak menuntut namun membuat candu.

Ben ingin mengulangi hal yang paling menyenangkan bersama istrinya bukan sekali tetapi setiap hari.

Andrea pun dengan senang hati melayani suaminya yang sangat lucu sekaligus tampan. Ia sangat bersyukur Ben menerima keadaannya. Ia juga sudah siap dan tidak menolak Ben. karena Andrea yakin suaminya tidak akan pernah menyakiti hatinya.

Keesokan paginya mereka jalan-jalan sekitar hotel mereka. Mereka ke Balangan beach. Sudah banyak pelancong yang sedang berselancar dan snorkeling disana. Mereka pun mencoba snorkeling dan mengambil beberapa foto kebersamaan mereka.

Siang hari mereka ke restoran untuk makan siang bersama. Setelah itu mereka ke Tebing panorama di tebing kembar.

Sore harinya mereka ke honeymoon beach untuk menyaksikan sunset disana. Ben sempat beberapa kali mengambil foto mereka berdua.

Malam harinya mereka ke rockbar. Mereka makan malam romantis disana. Setelah mereka kenyang, mereka kembali ke hotel untuk istirahat.

Sampai di hotel, Andrea langsung bersih-bersih dan disusul oleh suaminya setelah itu mereka beristirahat.

Keesokan harinya mereka ke spa yang ada di dalam hotel.

Tubuh mereka dimanjakan oleh terapis disana dengan ruangan yang sangat harum sekali.

Setelah mereka selesai Spa. Mereka menyempatkan membeli oleh-oleh disana untuk teman-teman mereka.
Mereka pun mengunjungi pusat oleh-oleh khas Bali di daerah Jimbaran. Mereka membeli souvenir berupa pie susu, baju, sendal, snack bali , kopi bali. Setelah semua di dapat, mereka membawanya ke kasir untuk di bayar.

Setelah itu mereka kembali ke hotel untuk packing barang mereka. Karena besok siang mereka sudah cekout dari hotel tersebut.

Ketika Andrea sedang berada di kamar mandi, ponsel Ben berbunyi dan tertera nama Bundanya yang menelpon.

“Halo nak maaf, Bunda menelpon kamu. apakah Bunda mengganggu bulan madu kalian?” tanya Bunda tidak enak.

“Tidak Bunda. Kenapa Bunda menelponku. Bunda kangen ya sama aku?”

“Bukan begitu Ben. Bunda hanya ingin meminta tolong kepadamu. Sarah ingin mencari kerja di Jakarta namun ia tidak memiliki tempat tinggal. Bisakah kamu mencarikan tempat kos yang dekat dengan tempat tinggal kamu?”

“Untuk apa ngekos, tinggal saja di apartemenku. Masih ada satu kamar lagi yang kosong.”

“Apa tidak akan mengganggu kamu dan Andrea apalagi kalian baru menikah. Jika nanti Sarah tinggal disitu. Apakah Andrea akan menyetujuinya,Nak?”

“Nanti aku akan bilang kepada Andrea jika Sarah sementara akan tinggal bersama di apartemen. Pasti Andrea setuju.”

“Yasudah nanti Bunda akan memberitahukan kepada Sarah. Makasih ya nak, kamu mau membantu adik asuhmu.”

“Iya Bunda, aku masih kakaknya Sarah. Sudah kewajiban aku membantu dia.”

Setelah itu percakapan terputus dan Ben meletakkan ponselya diatas nakas. Andrea pun keluar dari kamar mandi dengan baju handuknya dan handuk yang ada dikepalanya.

Andrea menyuruh suaminya untuk mandi terlebih dahulu. Setelah itu Ben langsung ke kamar mandi. Ia pun lupa memberitahukan kepada Andrea perihal Sarah yang akan menumpang sementara di apartemennya.
^^^
“Ben, kenapa kamu tidak memberitahuku?”

👀 nahloh Andrea marah🤣








Love is not enoughWhere stories live. Discover now