22 : EPILOG

211 19 3
                                    

Disclaimer :
Fanfiction Remake

All caracters belong to Masashi Kishimoto

Title :
Darkness's Love

Cast :
Namikaze Naruto
Haruno Sakura

Genre :
Romance & Fantasy

Rating : T

Author :
Shanty Agatha ver. ByunYeol

Warning : OOC | AU | Gaje | Typo | DLL | REMAKE | long chaptered!!

.

.


Happy Reading


.

.

Chapter 22 :

EPILOG




















"Bagaimana dengan Sasuke?" Naruto bertanya di esok paginya, ketika mereka bangun dan memutuskan menghabiskan pagi mereka dengan menikmati udara pegunungan yang segar.

Sakura menghela napas panjang, mengenang sasuke dan kebesaran hatinya yang luar biasa. "Dia baik-baik saja, dia malahan yang mendorongku supaya mencarimu."

Naruto tersenyum tipis, "Selain kebaikan hatinya yang keterlaluan, dia sebenarnya memang lelaki baik." Mata Naruto menatap Sakura sungguh-sungguh, "Dia sebenarnya sangat mencintaimu, Sakura-chan."

"Aku tahu." Sakura tersenyum sedih, mengingat kembali senyuman lembut Sasuke ketika melepaskan kepergiannya, "Aku mungkin telah menyakitinya dengan memilih mencarimu, tetapi Sasuke menerimanya dengan baik dan tulus. Dia mengatakan yang penting aku bahagia." Sakura menghela napas panjang, "Meskipun tidak berakhir indah, aku bersyukur dulu telah mencintai dan dicintai oleh Sasuke, aku bersyukur dia pernah menjadi cinta sejatiku."

Naruto menganggukkan kepalanya, lalu mengucapkan apa yang menjadi ganjalan di benaknya, "Aku tidak pernah mengatakan kepadamu bahwa Hinata adalah adik tiriku, maafkan aku. Tetapi aku ingin kau tahu, bahwa apapun yang Hinata lakukan, itu dilakukannya karena kemauannya sendiri, bukan karena dorongan dariku."

Sakura menganggukkan kepalanya, tersenyum,. "Aku tahu, Kiba menceritakan semuanya kepadaku."

Naruto bergumam sambil mengangkat alisnya, "Kiba. Di mana dia sekarang?"

Sakura menggelengkan kepalanya, "Aku tidak tahu, dia menghilang begitu saja, kadang muncul tiba-tiba jika dibutuhkan."

"Ya, dia memang seperti itu." Senyum Naruto melebar, mengingat kembali saat-saat dia masih menjadi sang pemegang kekuatan gelap dan Kiba setia mendampinginya.

Sementara itu, Sakura mengamati ekspresi Naruto yang sedang mengenang. dan tersenyum. "Aku terpikir untuk mengembalikan kekuatan ini kepadamu, bisakah?" Sakura memeluk erat tubuh Naruto, mereka duduk bersama di atas ayunan putih nan indah dan besar di halaman belakang rumah Naruto yang megah itu. Menikmati hembusan udara pagi yang menyegarkan dan kehangatan sinar matahari yang mengintip malu-malu dari balik peraduannya.

Naruto tersenyum, menggelengkan kepalanya, "Belum pernah ada orang yang mengembalikan kekuatan yang diterimanya sakura... lebih baik jangan kau lakukan."

Sakura mengerutkan keningnya, "Tetapi... tapi aku akan hidup abadi oleh karena kekuatan ini, sedangkan kau..." suara Sakura tercekat, "Kau memberikan kekuatanmu padaku, sekaligus kehilangan keabadianmu"

"Siapa bilang aku kehilangan keabadianku?"

Sakura terperanjat, menatap bingung ke arah Naruto, dia menegakkan punggungnya dan menatap lelaki itu, "Apakah... apakah maksudmu kau... masih abadi?"

Naruto tersenyum, lalu lelaki itu menganggukkan kepalanya. "Aku memberikan 95% kekuatan otakku kepadamu..."

Lelaki itu mengulurkan tangannya dan membelai rambut di dahi Sakura dengan penuh kasih, "Tetapi masih tersisa kemampuan otak normalku, ditambah lima persen yang lain, lima persen tambahan kemampuan otak pemberianmu. Lima persen itu cukup untuk menjadikanku lebih daripada manusia kebanyakan, termasuk dalam hal keabadian." Naruto tersenyum tipis, "Mungkin memang tidak sekuat diriku yang dulu, tetapi aku menikmati diriku yang sekarang."

Lelaki itu mendekatkan dirinya ke arah Sakura dan mengecup dahinya, "Aku berpikir lebih baik jika kaulah yang menjadi pemegang kekuatan kegelapan, Sakura. Kau perempuan yang baik, berhati bersih, keseimbangan alam akan terjaga di tanganmu... dan aku.. aku akan ada di sebelahmu, mendampingimu melalui semuanya."

Sakura membelalakkan mata, keabadian Naruto adalah sesuatu yang sama sekali tidak pernah dibayangkannya. Padahal semula dia berniat mengembalikan kekuatan Naruto kepada lelaki itu, mengembalikan keabadian Naruto meskipun nanti dia harus menjadi manusia biasa. Atau jika itu tidak bisa dilakukan, sakura berniat memberikan kekuatannya kepada orang lain supaya dia dan Naruto sama-sama bisa kembali menjadi manusia biasa, hidup bersama selayaknya manusia biasa yang lahir, menjalani hidup, kemudian dijemput kematian.

Tapi rupanya takdir berkata lain. Takdir telah mempersatukan mereka, pun telah menggariskan mereka untuk hidup bersama selamanya.

"Kita akan hidup abadi bersama." Naruto tersenyum lembut, "Memang tidak mudah, tetapi asal kita bersama, aku rasa kita akan lebih mudah menjalaninya." Jemari Naruto membelai lembut rambut Sakura, "Kata orang hidup abadi adalah kutukan jika harus dijalani sendirian. Tetapi akan menjadi anugerah jika dilalui bersama orang yang kau cintai. Aku harap seluruh waktu panjang yang terbentang di antara kita, akan menjadi hamparan anugerah yang terus menerus bagi jiwa kita."

Sakura menganggukkan kepalanya, rasa haru langsung memenuhi benaknya mendengarkan kalimat Naruto itu. "Aku juga berharap kebahagiaan selalu menyertai kita Naruto, meskipun sekarang, bisa duduk di sini bersamamu, sudah menjadi anugerah yang luar biasa bagiku."

Naruto tersenyum, mengangkat dagu sakura, lalu mengecup bibirnya dengan penuh rasa sayang. "Selamanya sayang, kita akan berbahagia selamanya." Bukan kecupan lagi selanjutnya Naruto mencium sakura lebih lama.

.

.

"Ada hal-hal kecil yang kadangkala terasa remeh, tetapi ternyata sangat berarti bagi seorang perempuan. Jika kau laki-laki dan ingin memenangkan hati seorang perempuan, belajarlah untuk tidak merusak hal-hal kecil itu."

Namikaze Naruto.













.

.

[ END ]

.

.

.

Thank you

Jangan lupa tinggalkan
Like , comment , and follow me

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: May 10 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

NARUSAKU : Darkness's Love ✅Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt