The Story About the Blue Handkerchief

554 109 21
                                    

Untuk sekali lagi Jaemin mendengus geli

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Untuk sekali lagi Jaemin mendengus geli. Tersenyum sendiri memperhatikan Jeno yang masih tidak bergeming untuk lima belas menit lamanya. Dia dan Jeno saat ini sedang duduk berhadapan sembari menunggu makan siang mereka.

Jeno sedari tadi tidak bersuara. Dalam pandangan Jaemin, teman laki-laki nya itu sedari tadi tidak ada habis-habisnya memperhatikan foto hasil USG miliknya. Entah apa yang membuat nya begitu tertarik. Kepalanya masih senantiasa tertunduk. Sedikitpun tidak terinterupsi bahkan saat seorang pelayan akhirnya datang menyajikan pesanan mereka.

"Hei!" satu kali Jaemin menegur, masih dihiraukan.

"Jeno hei!" kali kedua, masih belum sadar juga.

Aneh tapi benar bahwa saat ini Jaemin jadi jengkel sendiri,"Lee Jeno!" Panggilnya, kali ini lebih nyaring dari sebelumnya.

"Ya, a-apa?" tubuh Jeno berjengit, dari ekspresinya laki-laki itu agaknya benar-benar terkejut.

"Sampai kapan kau akan terus memandangi fotonya? Makanan sudah datang!"

Jeno melihat pada wajah Jaemin lalu turun pada meja yang memang sudah terisi oleh makan siang mereka. Jeno meringis, hanya mampu terkekeh canggung, sementara Jaemin menggeleng tipis.

"Kau boleh menyimpannya jika kau begitu menyukainya." Jaemin mulai menarik mangkuknya sendiri.

Jeno ditempat nya tersipu. Tangannya bergerak mengusap telinga nya sendiri. Dia juga tidak tahu apa yang sebenarnya sedang dia pikirkan dan perasaan seperti apa yang sedang dia rasakan saat memandangi foto janin yang berada di perut Jaemin tersebut. Itu seperti—kupu-kupu sedang hinggap dan memenuhi paru-paru nya. Dan itu menakjubkan.

Suara keran air yang terdengar dari dalam kamar mandi cukup memberitahu Jaemin bahwa saat ini Jeno sedang membersihkan diri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara keran air yang terdengar dari dalam kamar mandi cukup memberitahu Jaemin bahwa saat ini Jeno sedang membersihkan diri. Enteng, laki-laki yang sedang berbadan dua itu lantas melangkah masuk dan mengambil duduk dengan nyaman di tepian kasur.

Kedua maniknya berpencar; memperhatikan kondisi ruangan yang tampak tersusun rapi. Matanya lalu tertarik begitu mendapati suatu benda yang terletak di atas meja kerja.

Sapu tangan miliknya—yang kini terlipat rapi menempati sudut meja. Untuk meyakinkan penglihatan nya sendiri, Jaemin beranjak mengambil benda tersebut dan benar, kain lembut berwarna biru muda itu memang benar miliknya. Jahitan kepala kelinci kecil yang terletak pada sudut kain adalah apa yang membuat nya jadi semakin yakin.

Bunyi langkah kaki Jeno yang baru saja keluar dari kamar mandi membawa kepala Jaemin lantas menoleh,"Ini.... apakah ini benar sapu tangan miliki ku? Tunggu sebentar," dia menggeleng pelan, kepalanya mengira lama waktu yang telah berlalu. Dan Jaemin takjub ketika mengetahui itu sudah lewat dari sepuluh tahun yang lalu; ketika mereka masih duduk di tahun terakhir masa SMA.

"Apakah aneh jika aku masih memiliki nya?" Suara Jeno agak mengecil. Arah pandangnya seberusaha mungkin ia larikan kemana saja asal tidak menatap langsung pada mata Jaemin. Jeno sungguh sangat terkejut sekaligus merasa malu saat ini. Dia tidak tahu kapan Jaemin memasuki kamarnya dan bagaimana jeli penglihatan laki-laki itu terhadap barang-barang nya.

Dalam prespektif nya, Jaemin mungkin akan berpikiran aneh setelah ini. Tapi mau bagaimana lagi. Ini memang keteledoran nya. Jeno lupa menyimpan sapu tangan itu ke tempat yang lebih tertutup. Padahal kenyataannya, Jaemin saat ini sedang mengulas senyum, malahan teduh sekali sambil terus memandangi sapu tangan miliknya itu.

Sekelebat ingatan tentang sebab dibalik kenapa Jeno bisa memiliki nya lah yang membuat hati Jaemin tiba-tiba saja merasa hangat.

tbc

tbc

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My You, nominWhere stories live. Discover now