An Unknown Emotion

517 108 28
                                    

Pagi ketika Jeno membuka mata dan menemukan bahwa Renjun baru saja mengirimi nya pesan membuatnya lantas bergegas bangun guna mempersiapkan diri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi ketika Jeno membuka mata dan menemukan bahwa Renjun baru saja mengirimi nya pesan membuatnya lantas bergegas bangun guna mempersiapkan diri. Awal-awal sekali dia sudah berpakaian rapi, bahkan sempat waktunya untuk memanaskan mesin mobil.

"Pagi!" Jeno menoleh, menemukan keberadaan Jaemin yang baru saja keluar dalam balutan kemeja putih panjang dipadu vest berwarna cream tanpa corak.

Semakin dekat langkah kakinya mendekat semakin terhirup wangi parfum lembut yang mengisi paru-parunya dan itu lantas menyadarkan Jeno dari keterpanaan.

"Sudah siap?" tanya nya.

Jaemin mengangguk.

Jeno lalu segera membukakan pintu mobil, mempersilakan nya untuk masuk,"Hati-hati." serunya.

Lima belas menit awal saat mobil melaju membelah jalanan, musik yang diputar pelan sanggup mengisi keheningan oleh Jaemin yang fokus memperhatikan hal-hal yang mereka lewati sementara Jeno yang begitu fokus mengemudi.

Jaemin tiba-tiba saja menutup mulutnya sendiri tatkala gejolak tak nyaman itu datang kembali. Dia diam sesaat untuk merasakan sejauh mana rasa mual ini akan pergi namun saat rasanya sudah tidak bisa lagi di tahan, Jaemin lantas memegangi lengan kiri Jeno yang otomatis terkejut di tempatnya.

"Ada apa?"

"Aku—bisakah kita menepi sebentar?" tidak jelas suaranya terdengar tapi Jeno lekas mengerti hanya dengan melihat kerutan tak mengenakkan yang sudah terukir jelas pada dahi Jaemin.

Mobil yang Jeno kendarai lantas menepi ke pinggir jalan. Begitu kereta besi itu berhenti, tidak menunggu lama bagi Jaemin untuk segera keluar guna memuntahkan rasa mual nya.

"Kau baik-baik saja?" Jeno kini ikut bersimpuh di sebelah Jaemin. Tangan kanannya pelan memijat tengkuk lelaki itu.

Jaemin terengah. Sebenarnya tidak ada yang keluar dari mulut nya selain air liur nya sendiri.

Setelah memastikan bahwa Jaemin sudah jauh lebih baik, Jeno mengulurkan tangan nya untuk membantu laki-laki itu kembali ke mobil.

"Minum dulu." Jeno menyerahkan air mineral kemasan dan juga sebuah sapu tangan kepada Jaemin.

"Terima kasih."

"Apakah kau sudah sarapan?" tanya Jeno. Kerutan samar tanda bahwa laki-laki itu cemas terlihat jelas di kedua sisi matanya.

Jaemin menggeleng.

"Kenapa?" Intonasi Jeno sedikit naik mendengar nya.

Laki-laki yang sedang berbadan dua itu malah terkekeh kecil tatkala mendapati reaksi Jeno tersebut."Mual." jawab nya,"Aku jadi tidak punya nafsu makan."

Jeno kini menatap Jaemin dengan ekspresi datar dan itu malah membuat Jaemin merasa canggung.

"Ya! Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja. Katanya ini hal yang biasa terjadi saat sedang hamil. Cepat jalankan mobil nya! Kita akan terlambat!"

Jeno menghela ringan. Menurut—dia segera menjalankan mobilnya kembali.

 Menurut—dia segera menjalankan mobilnya kembali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Isi dulu perut mu walau sedikit." Jaemin mendongak. Melihat pada Jeno yang berdiri di depan nya lalu pada kantong plastik yang disodorkan kepada nya. Melihat Jaemin yang malah diam termangu, Jeno lantas meletakkan plastik tersebut ke pangkuan laki-laki itu. Dia lalu menempatkan pantat nya tepat di sebelah Jaemin.

"Jadi kau pergi membeli ini?"

Jeno mengangguk.

Jaemin kini melihat isi dari plastik yang diserahkan kepadanya. Tadi saat sedang menunggu giliran, Jeno tiba-tiba saja pergi tanpa mengatakan apapun padanya dan kini laki-laki itu kembali dengan membawa plastik berisi roti dan juga susu.

"Terima kasih." ujar Jaemin.

Masih ada beberapa menit waktu yang mereka habiskan untuk menunggu. Jeno entah kenapa membawa pandangnya ke arah Jaemin yang masih sibuk mengunyah roti isian coklat yang tadi dia belikan.

Sadar diperhatikan Jaemin menoleh, membalas pandang yang masih Jeno lakukan.

"Mau?" katanya menawarkan.

Jeno menggeleng.

Jaemin agak tersipu. Jeno masih memperhatikan nya dengan lekat. Air muka laki-laki itu tampak serius.

"Na Jaemin-ssi?"

Keduanya sama-sama terkesiap begitu nama Jaemin dipanggil.

"Giliran ku, ayo!" seru Jaemin sembari beranjak dari kursi tunggu.

Ekspresi Jeno masih keras sama seperti terakhir kali bahkan saat dokter melakukan USG pada perut Jaemin.

"Ini. Janin nya tumbuh dengan baik!" dokter spesialis kandungan yang saat ini sedang memeriksa Jaemin tersenyum. Perempuan itu melihat pada Jaemin lalu pada Jeno yang terlihat mulai melembut tatkala menyaksikan layar monitor yang menampilkan perkembangan janin yang kini ada di dalam perut Jaemin.

"Bisakah anda membatu saya membersihkan?" serunya setelah pemeriksaan selesai dilakukan. Dia kini mengulurkan sekotak tisu pada Jeno yang ekspresi nya tidak lagi sekeras seperti di awal ketika mereka masuk ke dalam ruangan.

Meletakkan tisu, Jeno dengan tanggap membantu Jaemin yang ingin bangun. Dia lalu menyerahkan beberapa tisu kepada laki-laki itu untuk membersihkan sisa gel yang tadi diusapkan pada perutnya.

"Silahkan duduk!" seru sang dokter saat melihat keduanya yang sudah selesai. Perempuan paruh baya itu tersenyum. Sambil menuliskan beberapa catatan, dia melihat pada Jaemin 'pun pada Jeno.

"Saya perhatikan, Ayah si bayi tampaknya lebih tegang daripada Na Jaemin-ssi sendiri!"

Bola mata Jeno membulat. Laki-laki itu tersentak kecil di tempat duduk nya.

"I-itu—" Jeno ingin bersuara namun tawa kecil yang tersua dari sang dokter membuat nya tercekat. Alih-alih melanjutkan ucapannya dia menoleh pada Jaemin yang rupanya juga sedang melihat ke arahnya.

Jeno benar-benar bungkam. Reaksi Jaemin yang malah ikut tertawa kecil membuat nya merasakan emosi aneh yang dia sendiri juga tidak tahu perasaan seperti apa itu sebenarnya.

tbc

anak sekolahan besok masih pada libur ga?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

anak sekolahan besok masih pada libur ga?

My You, nominWhere stories live. Discover now