Jeno pikir 5 tahun perlarian nya sudah cukup dengan membawa serta ikhlas nya yang seluas lautan ketika menyaksikan Jaemin bersanding di atas altar dengan orang lain.
Dia pikir, cintanya yang memang sedari awal tidak berkesempatan ini pada akhirnya m...
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
5 tahun yang lalu, selepas malam pernikahan. Masih terlalu awal ketika semua orang pada akhirnya terlelap di kamar masing-masing. Jeno pikir dia memang agak sedikit keterlaluan karena tidak memberitahukan kepindahan nya yang tiba-tiba kepada teman-teman nya yang lain.
Baginya, pesta pernikahan Jaemin dan Jinyoung yang dipenuhi sukacita tidak boleh berganti duka oleh karena kabar darinya. Jeno sungguh tidak mau merusak suasana.
Subuh itu, Jeno telah bersiap menunggu di lobi hotel sebelum pergi naik penebangan pagi. Satu-satu nya orang yang ingin dia berikan pengertian adalah Huang Renjun—yang berlari terbirit-birit menuju nya saat itu.
"Bukankah sangat egois? Mereka semua akan kecewa saat mengetahui kau tiba-tiba saja telah berada di negara lain."
"Aku juga tadinya tidak ingin percaya. Aku pikir kau hanya sedang mengigau karena terlalu patah hati."
'Patah hati' dua kata terakhir adalah hal yang membuat Jeno menaikkan pandang. Tapi sebenarnya—ini bukan lagi rahasia antara dia dan Renjun. Laki-laki yang masih punya hubungan darah dengan Jaemin itu adalah satu-satunya orang yang tidak sengaja memergokinya sejak dua tahun yang lalu.
"Jadi ini keputusan nya?"
Jeno mengangguk.
Huang Renjun memeluk nya. Entah itu sebagai salam perpisahan atau sekedar rasa simpatinya.
"Sampai jumpa lagi," bisiknya saat itu.
5 tahun yang lalu Jeno pergi. Menjalani kehidupan yang hingar bingar di tanah orang. Tahun-tahun awal yang terasa berat. Akan tetapi kesibukan oleh karena pekerjaan membuat nya sedikit banyak berhasil lupakan sebab kepergiannya.
Mungkin sesekali Huang Renjun atau teman-teman nya yang lain menelpon untuk tanyakan kabar nya.
Sejauh yang Jeno tahu, Jaemin dan Jinyoung dalam hubungan pernikahan yang baik-baik saja.
Setidaknya, sebelum dini hari tadi ketika semesta dengan tidak disangka sangka menjungkir balikan semuanya.
"Aku tahu rasanya masih seperti mimpi. Tapi apakah kau sungguh tidak berencana untuk pulang? Setidaknya, untuk terakhir kalinya."
Jeno nekat pulang. Kalimat terakhir yang dikatakan Renjun menusuk nya jauh ke lubuk hati. Sebesar apapun cemburu Jeno terhadap Jinyoung—tak dipungkiri, laki-laki itu adalah salah satu dari sekian orang yang memaknai hari-hari mudanya.
Jeno masih dalam keadaan linglung bahkan saat pesawat yang membawa nya pulang mendarat dengan selamat. Jelas baginya—semua ini hanya mimpi belaka. Barulah setelah kakinya melangkah memasuki tempat persemayaman terakhir Jinyoung—hati Jeno jelas remuk redam.
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Detik antara kematian dan kelahiran. Setiap hembus nafas terakhir seseorang, tidak dipungkiri terciupnya ruh lain yang melanjutkan.
Namun, kesadaran akan hadir nya 'hadiah' itu kali ini disambut pilu.
Untung nya, Jeno berhasil menangkap nya. Luruh daksa Jaemin yang akhirnya mengaku kalah.
Ini tepat hari ketiga.
Jeno begitu siaga ketika kelopak mata Jaemin yang bengap perlahan terbuka. Laki-laki yang sudah tidak ia jumpai kurang lebih 5 tahun itu menatapnya tanpa suara. Satu hal yang jelas—ingatan nya telah menyadarkan nya kembali ke kenyataan yang telah menimpa nya.
Dia telah ditinggalkan—Jaemin telah kehilangan suaminya.
Bening air mata kembali mengalir deras melewati sudut matanya. Menangis tanpa suara adalah bukti betapa hancur nya Jaemin di dalam sana.
Jeno benar-benar tidak tahu bagaimana harus mereda nya. Sentuh tangan Jaemin yang terkulai lemas adalah keraguan besar yang pada akhirnya ia lakukan mau tidak mau sebab tiada pilihan.
Kejutan dari Tuhan ini entah disebut sebuah petaka yang berujung berkah ataukah mungkin sebaliknya.
tbc
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
