CHAPTER 18

61 6 17
                                    

Happy Reading!

Cathy sebenarnya merasa kesal karena harus mengerjakan yang bukan tugasnya. Namun perintah itu harus dilakukannya. Hal yang membuatnya merasa sepi, mengingat dirinya ditinggal di ruangan ini.

"Sialan memang si Linda!" Cathy yang sejujurnya belum pernah mengumpat, pada hari ini juga rekor pun terpecahkan. Ini tugas atasannya, tapi malah dia yang menerimanya.

Linda amat sangat bahagia berada di dekat bos tampan mereka. Tapi kalau urusannya untuk hal lain, Linda akan menyuruh bawahannya menemui sang bos besar.

Cathy yang beberapa bulan ini bekerja di Castleyur harus mengerjakan tugas tersebut. Apalagi statusnya sebagai karyawan baru membuatnya bersabar. Linda itu memang perempuan tidak sadar diri.

Bunyi pada ponsel membuat Cathy segera mengambilnya dan senyum indah tertera di wajahnya. Sang ayah mengirimkan pesan dan itu menjadikan Cathy semakin semangat untuk menyelesaikan tugasnya untuk segera makan siang seraya menghubungi sang ayah tercinta.

Pintu terbuka dan tampilan Jeff yang membawa sebuah tas kertas yang Cathy ketahui logo dari restoran yang kabarnya pernah menjadi restoran kesukaan putri presiden China.

"Saya membawakan makanan untuk nona Cathy," ucap Jeff sembari meletakkan tas kertas itu ke atas meja. Cathy merasa tidak enak akan kebaikan Jeff ini.

"Terima kasih, Tuan Antonius! Tapi maaf, saya tidak bisa menerimanya, karena saya sudah membawa bekal sendiri. Setelah ini selesai, saya akan makan siang di kantin." Cathy menolak halus.

"Saya tahu kalau Nona selalu membawa bekal. Tapi saya mohon tolong terima kotak makan ini, karena langsung bos besar yang memesan makanan ini untuk Nona. Jika bos Marcus tahu Nona Cathy menolaknya, maka restoran ini akan langsung bangkrut hari ini juga, Nona."

Siapa coba yang tidak terkejut dengan perkataan itu, termasuk Cathy yang sedikit linglung mendengarnya. Hanya karena di tolak, usaha orang lain jadi imbasnya? Cathy sedikit tahu tentang sikap bos mereka itu. Dengan sedikit rasa ragu, Cathy pun menerima pemberian itu.

"Sekali lagi terima kasih, Tuan Antonius!" ucapnya, meskipun dengan perasaan kurang nyaman karena masih mengingat perkataan Jeff tadi.

"Sama-sama, Nona Cathy dan terima kasih juga karena telah menyelamatkan restoran ini." Seakan tahu dengan perasaan Cathy, Jeff tersenyum simpul membalasnya.

"Tapi, bisakah saya bertanya sesuatu kepada anda, Tuan Antonius?"

"Silakan, Nona Cathy!"

Jika bisa berkata, sebenarnya Cathy merasa sedikit lancang jika menanyakannya, namun dia juga penasaran dengan satu hal. "Tidak jadi, Tuan Antonius."

***

Raut terpesona adalah pemandangan luar biasa bagi orang-orang yang lirikannya tertuju pada sosok pria yang baru saja keluar dari pintu kedatangan.

Teriakan dan pekikan semkain menjadi saat pria itu mengerling kepada para penggemar yang menunggu kedatangannya. Perasaan lega dirasakan pria itu ketika sudah berada di dalam mobil. Orang yang juga bersamanya merasa geli karena mendengar keluhannya.

"Jangan mencoba untuk mengejek, Kardove!" Ucapan ketus itu akhirnya mengundang tawa dari si pemilik nama yang disebut.

"Seharusnya kau itu senang, karena para penggemarmu malah menyambut kedatanganmu ke Jerman, Gyu. Bukannya malah kesal seperti itu."

Pria yang dikenal para penggemarnya dengan nama Gyustin ini tidak merespon ucapan managernya itu. "Bangunkan aku setelah kita sampai di rumah my sweety Llen!"

"Kita masih harus ke kantor manajemen untuk menemui direktur mengenai rencana comeback lagu baru." Kardove seketika sakit kepala ketika melihat pria itu memasang headphone kedua telinganya untuk tidak mendengarkan ocehannya.

"Tolong kuatkan aku untuk menghadapi manusia gila ini ya Tuhan!"

***

"Apa alasan dibalik kerjasama ini?"

Pertanyaan itu membuat seorang pria tua tersenyum. Ternyata mudah membuat pria yang ditakuti di dunia bisnis ini keluar dari sarangnya. Bersamaan dengan itu, terbukalah sebuah pintu dan menampakan seorang gadis yang super cantik yang langsung bergelanjut manja di tangan pria tua itu.

"Anda bisa menikah dengan putriku, Tuan Marcus." Perasaan malu langsung hinggap di gadis itu.

Sudah lama sekali dirinya mengagumi sosok Marcus Grey Castello yang merupakan pengusaha kelas kakap. Jadi, ketika ayahnya menuruti permintaannya, gadis itu merasa sangat bahagia, karena keinginannya untuk bersama pria itu akan terwujud.

Decakan terdengar bukan dari orang yang dimaksud, namun dari Spincy yang juga ikut dalam pertemuan ini. Tawa Marcus yang mengarah pada ejekan atas kalimat itu menggema. Penglihatannya juga meneliti ekspresi gadis yang masih menunjukan tingkah malu-malunya.

"Putrimu memang cantik!" Ayah gadis itu semakin senang karena putrinya dipuji.  "Tapi sayangnya aku tidak tertarik dengan bekas seorang Hendrik!"

Marcus melanjutkan ucapannya santai sembari merobek kertas yang berisi perjanjian kerjasama itu dan melenggang pergi meninggalkan ruangan, disusul Spincy yang merasa kasihan dengan keadaan pria tua itu yang tengah memegang bagian kiri dadanya dan gadis yang menjerit histeris sembari mengucapkan sumpah-serapah pada Marcus.

"Malangnya!"

See you next chapter 👋

आप प्रकाशित भागों के अंत तक पहुँच चुके हैं।

⏰ पिछला अद्यतन: May 06 ⏰

नए भागों की सूचना पाने के लिए इस कहानी को अपनी लाइब्रेरी में जोड़ें!

Lüste on Loveजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें