Chapter 30

39 3 0
                                    

Hallo everyone I'am back!

Nggak kerasa udah part 30 aja heheh padahal rasanya gue nulis kayak jarang-jarang gitu eh taunya udah lumayan banyak juga. Hmm mungkin konflik kehidupan dikeluarga Arthur sama Hazel bakal dimulai setelah ini? heheh ikutin aja deh ya pokoknya

Happy reading and i hope you like it

•••••••

Kai terduduk memandangi dua manusia yang berada tepat dihadapanya dengan perasaan gugup luar biasa. Wajah ceria dan sikap percaya dirinya saat dirumah tadi lenyap entah menguap kemana. Digantikan dengan wajah tegang layaknya narapida yang tengah menunggu giliran untuk dieksekusi mati. Tubuhnya juga mendadak terasa gerah entah karna hal apa, padahal didepanya orang tua Hera sama sekali tidak melakukan apa-apa, namun reaksi yang ditimbulkan oleh tubuh Kai sungguh nggak ketulungan lebaynya.

"Jadi kamu ini kesini malam-malam karna mau ketemu sama anak saya?" Tanya seorang lelaki paruh baya berwajah sangar dengan kumis tebal yang melintang menghiasi bagian atas bibirnya. Dia papinya Hera.

"Iya om".

"Terus ini kamu bawa kue segala buat apa?".

Kai menyesal! benar-benar menyesal karna tadi dia tidak sempat belajar dulu sama Nathan tentang tata cara menghadapi orang tua gebetan. Tau gitu tadi dia nggak buru-buru pergi kesini. Sekarang Kai jadi bingung kudu kasih jawaban kayak gimana sama ayahnya Hera. Manalah sebelumnya dia nggak pernah punya pengalaman pacaran.

"Itu anu om titipan dari mama saya buat om sama tante".

"Ohh saya kirain inisiatif kamu sendiri".

"Bukan gitu om! maksutnya tuh aduh gimana ya ngejelasinya" Kai menggigit bibir dalamnya, disaat seperti ini dia jadi sadar kalau ternyata dia emang se goblok itu. Pantesan aja Shaka sama Nathan suka emosi kalau ngobrol sama dia.

"Papi jangan digituin ih si Kaisar nya, nanti kalau dia jadi trauma dateng kesini lagi gimana?" Wanita berambut bondol yang merupakan ibunda Hera itu menatap Kai dengan wajah tak enak "Heheh maafin papinya Hera ya Kaisar, dia orangnya emang suka nggak jelas begini, maklum lah belum jinak".

"Mami!".

"Tuh kan Kai kamu bisa lihat sendiri kalau dia emang belum jinak sama tante".

Kai meringis kecil, bingung mau bereaksi kayak gimana. Disatu sisi pengen ngetawain perkataan maminya Hera, tapi disisi lain dia juga takut ayahnya Hera tersinggung. Bisa berabe ntar, kemungkinan terburuknya bisa jadi Kai malah nggak dibolehin dateng kesini lagi sama beliau. Masa iya baru mulai berjuang udah disuruh mundur aja.

"Kan papi cuma nanya mi, salah emang?".

"Tapi cara ngomongnya papi tuh bikin Kaisar jadi nggak nyaman tau nggak".

"Emang saya bikin kamu nggak nyaman Kai?" Papi Hera menatap Kai dengan wajah menuntut penjelasan.

Kai menggeleng ribut "Enggak kok om, saya nyaman-nyaman aja bicara sama om".

"Tapi saya yang nggak nyaman ngobrol sama kamu".

"Papi!".

HARMONIA | NCT DREAM Where stories live. Discover now