Chapter 23

33 6 0
                                    

Hallo everyone I'am back!

Happy reading and i hope you like it

••••••••

Seutas senyum manis terbit dibibir Galen kala netra hitamnya melihat sosok Rani muncul dari balik pintu. Dia memang seperti itu, gemar sekali tersenyum, maka tak heran kalau banyak sekali perempuan yang kepincut sama pesonanya. Bahkan nih ya nggak jarang ibu-ibu kompleks pada nawarin anak gadisnya ke Galen secara bergantian. Udah kayak yang paling ganteng sejagat raya aja kan.

"Kenapa gal? mau ada perlu sama ayah ya?".

"Nggak kok, ini kita kesini cuma mau ngasihin titipan semur jengkol dari mama buat pak rt" Ucap pemuda dengan senyuman semanis gula itu seraya menyerahkan wadah tupperware berisi semur jengkol yang tadi dia bawa dari rumah ketangan Rani. 

"Oalah bilangin ke tante Hazel makasih ya".

Galen menganggukan kepalanya.

"Nih ran, sekalian gue mau bayar duit kas yang udah nunggak dari bulan lalu, lima puluh ribu kan?".

"Nah gini kek lo dari dulu! kan gue jadi nggak harus marah-marah cuma buat nagihin duit kas doang".

"Kan gue udah bilang sama lo, ntar kalau udah saatnya juga pasti bakal gue bayar".

"Tapi kan lebih enak kalau langsung dibayar, dua ribu doang lagian, masa timbang ngeluarin duit segitu doang lo nggak mampu".

"Tetep aja dua ribu itu duit".

"Ya tapi kan itu udah ringan bangat Kai".

Kai mengibaskan tanganya, tak mau tau "Terserah deh, pokoknya itu gue udah lunas ya, awas aja kalau sampe nggak lo catet".

"Dih belagu lo! bilangin juga tuh ke Bobby suruh cepet lunasin uang kasnya".

"Ogah amat, itu kan tugas lo sebagai bendahara, kenapa malah jadi nyuruh-nyuruh gue".

"Kan gue minta tolong Kai".

"Nggak menerima permintaan tolong dari orang kayak lo, sorry aja" Ucap Kai seraya berjalan keluar dari pekarangan rumah Rani.

"Anjing lo ya!" Umpat Rani kesal.

"Yaudah kalo gitu kita pulang dulu ya mbak" Pamit Galen lalu pergi menyusul Kai yang udah jalan duluan.

"Iya makasih ya jengkolnya".

Galen mengacungkan jempolnya.

"MALING! MALING! ADA MALING! TOLONG!".

Ditengah perjalanan pulang, tiba-tiba saja Kai dan Galen mendengar teriakan nyaring seorang perempuan dari arah ujung kompleks. Itu adalah kediaman mbak Nana, si janda centil berambut pirang yang terkenal meresahkan karna suka menggoda suami orang.

"Gal itu mbak Nana kemalingan gal!" Seru Kai heboh.

"Ya terus kenapa?" Sahut Galen dengan wajah polosnya.

"Samperin lah bego! malah nanya kenapa, goblok!".

"Anjing" Umpat Galen. Dari yang tadinya ngebug langsung berlari kerumah mbak Nana yang sudah ramai orang.

"Mana malingnya mana?!" Tanya Kai dengan hebohnya. Cowok itu bahkan dengan kurang ajarnya main asal nerobos sekumpulan bapak-bapak yang lagi bergerumul mengitari si maling. Tak sedikit diantara mereka sampai mengumpati Kai dengan kata-kata kotor, namun cowok itu nampak tak peduli.

"Ckckck giliran mbak Nana yang kemalingan aja ya pada gercep langsung merapat kesini, tempo hari pak rw teriak-teriak gara-gara motornya ilang nggak ada yang peduliin tuh" Decak Kai seraya menggelengkan kepalanya.

"Sekarang bukan waktunya buat nyeramahin bapak-bapak Kai, yang penting ini malingnya mau digimanain dulu" Kata pak rt alias bapaknya Rani.

"Bawa kantor polisi aja pak rt, biar dia nggak datang ke kompleks kita lagi" Ucap pak Tyo disetujui oleh semua orang yang ada disana.

"Saya setuju! ayo bapak-bapak kita bawa maling ini ke kantor polisi" Timpal mas Naryo, si tukang service ac yang tinggal tepat disamping rumah Raja.

"Sebentar bapak-bapak, sebelum dibawa ke kantor polisi boleh nggak saya liat dulu wajah dia kayak gimana?".

"Mau buat apa mbak?".

"Mau saya poto terus sebarin ke medsos biar viral".

"Oalah, yaudah silahkan".

"Tapi saya nggak berani buka topengnya, takut" Cicit mbak Nana dengan nada manja. Mana pake nempel-nempel ke pak rt lagi, ini kalau sampe mamanya Rani liat nih abis mbak Nana kena jambak.

"Biar Galen aja yang buka mbak" Celetuk Kai seenak congornya.

"Iya ayo gal buka" Titah pak rt sambil menepuk pelan punggung mbak Nana. Dasar janda tukang drama. Caper mulu kerjaanya, heran. Pak rt juga sama aja, aji mumpung banget mentang-mentang nggak ada istrinya.

Karna udah terlanjur ditumbalin sama Kai, ditambah dengan tatapan menuntut dari bapak-bapak kompleks yang kompak mengarah kepadanya, mau tak mau Galen jadi harus turun tangan. Gara-gara mbak Nana nih, tapi ya gapapa juga sih sebenernya, soalnya Galen juga penasaran malingnya kayak apa

"Buruan gal, saya udah penasaran banget ini".

Galen mendecak malas, dalam hati dia menggerutu. Kalau emang penasaran kenapa nggak ngeliat sendiri aja coba, kenapa malah nyuruh Galen buat ngebuka topeng si maling, aneh.

Dengan pelan cowok itu melangkahkan kakinya mendekati si maling yang kini dipegangi oleh pak Tyo dan mas Naryo di masing-masing kanan dan kirinya itu, lalu menjulurkan tanganya untuk membuka topeng yang dipakai si maling.

Dan kalian tau? betapa kagetnya mereka semua saat topeng itu terbuka ternyata yang tampak adalah wajah seorang pria yang sudah sangat familiar dikalangan orang-orang kompleks.

"Bang Koit!" Pekik Kai kaget

Komarudin Ithar, atau yang biasa dipanggil bang Koit ini adalah pemilik toko bangunan didekat kompleks yang juga merupakan mantan suami dari mbak Nana. Mereka bercerai karna bang Koit ketahuan selingkuh dengan gadis dari kompleks sebelah. Selain itu dia juga sempat jadi buronan polisi karna kasus penyalahgunaan obat-obatan, makanya mbak Nana memutuskan buat cerein dia.

"Mau ngapain lagi kamu kesini hah?! masih punya muka kamu dateng kemari?!".

"Saya kesini karna mau nyamperin Nana pak rt, saya mau minta maaf sama dia".

"Mau minta maaf apa mau ngerampok harta bendanya? lagian jelas-jelas tampilanya kayak mau ngerampok gini, pake acara ngeles mau minta maaf segala, basi!" Julid pak Tyo.

"Pak Tyo jangan fitnah ya, ingat fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan".

"Alah nggak usah sok ngajarin saya kamu, mending perbaiki dulu tuh hidup kamu yang masih berantakan, jangan malah ngurusin orang lain".

Galen menghela napasnya, kenapa malah jadi mereka yang ribut coba "Jadi nggak nih bapak-bapak ke kantor polisinya? kalau nggak saya mau pulang".

"Yaudah sana kamu sama Kai pulang aja gapapa, biar bang Koit kita yang urus".

"Yahh kok gitu" Protes Kai.

"Udah deh, nggak usah ikut-ikutan urusan orang tua, sana balik, tuh mak lo udah nungguin tuh" Tunjuk mas Naryo kearah Hazel yang tampak celingukan didepan gerbang.

"Idih nyuruh-nyuruh, lo siapa ya?" Sinis Kai.

"Yeuu bocah setan! bu! bu Hazel! anaknya nih nggak sopan!".

"Cepu anjir, najis!".

"Bodoamat" Ejek mas Naryo sambil menjulurkan lidahnya.

"Umur doang tua, kelakuan kayak bocah tcih!" Julid Kai sambil melengos pergi dari sana.

To be continued
See you in the next part ✨

HARMONIA | NCT DREAM Where stories live. Discover now