Lie: 8' Ambisi Untuk Menghabisi

81 44 11
                                    

Anak Perunggu

Jeano
Kesepakatan peran penting nggak kerja cuma malam pertama, kan? Berarti malam ini udah mulai kerja?

Shan
Lo kayaknya udah nggak sabar banget mau bunuh orang.

Jeano
Cuma nanya, bgst. Emang lo mau diem terus?

Shan
Nggak perlu tahu apa yang bakal gue lakuin.

Aji
Setuju sama Jeano. Nggak mungkin kita bakal diem terus, kan? Kita harus gerak, Bro.

Felix
Gerak itu maksudnya bunuh satu sama lain?

Jeano
Pakai nanya.

Mahesa
Lo tega? Segitu doang kah pertemanan kita?

Felix
Mahes kambing. 😊

Harsa
Kambuh nih alaynya.

Jeano
Terserah kalian. Kalau mau hidup, kalau nggak mau kayak Arjun, maka lakuin. Keluar dari permainan juga ujung-ujungnya mati.

Nathan
Maksud lo?

Jeano
Nggak ada. Bukannya dari awal seharusnya kita emang bunuh-bunuhan?

Nathan
Gue yakin lo bukan Jeano.

Friday
Dia emang Jeano, Na. Lihat aja sifat aslinya keluar. Kelihatan punya dendam.

Jeano
Berengsek!

Aji
Gue nggak mau mati.

>> Dukun sedang membaca mantra.

>> Gila berjalan membawa pisau penuh darah.

>> Dokter hendak menyelamatkan pasiennya.

>> Polisi bersiap menembak.

Friday
Mampus, langsung pada nentuin target. Tinggal nunggu jam 12.

Shan
Aji gercep banget. Dukun, ya? Atau gila?

Aji
Sorry. Gue warga.

>> Mafia pergi mencari mangsa.

>> Pencuri telah melancarkan aksinya.

Ray
Yang warga bisa apa, woy?!

Jeano
Emang lo warga?

Ray
Jelas.

Jeano
Dusta. Bilangnya aja mau jadiin gue kelinci percobaan.

Ray
Wkwkwk.

Shan
Sus banget kalian.

***

Jam telah menunjukkan waktu tengah malam. Seorang laki-laki bersurai putih menyeringai seraya menutup kepala menggunakan tudung jaketnya. Dia berjalan keluar dan meraih kenop pintu. Sebelum berhasil membukanya, tiba-tiba perutnya terasa seperti ditusuk ribuan jarum yang tajam. Rasa sakit itu menjalar ke lehernya yang sekarang terasa sangat panas.

"Argh ...." Dia mengerang kesakitan seraya memegang perut erat-erat. Kakinya terasa lemas sehingga tak mampu menopang berat badannya.

Laki-laki berambut putih itu mendudukkan diri di lantai. Sebelah tangannya yang menganggur mengambil ponsel di saku celana. Dia mencari kontak Ray untuk dihubungi, masih sambil menahan rasa sakit yang terus berkobar.

The Dead Friendship - 00LWhere stories live. Discover now