Lie: 7' Hasil Autopsi

177 70 53
                                    

"Darah di lehernya kering dan nggak ada tanda-tanda perlawanan." Ucapan Sean praktis membungkam perdebatan itu. Mereka berlima kompak menoleh ke arahnya.

"Jadi? Artinya ...?" Harsa menggantung ucapannya.

Sean menoleh dengan pupil mata yang kembali normal. "Artinya ada kemungkinan Arjun memang bunuh diri. Ikatan tali itu kelihatan erat banget sampai bikin lehernya luka dan berdarah. Tentu udah jelas dia begini sejak tadi malem," jelasnya.

"Tuh! Dengerin kata ketua kelas!" Jeano sedikit meninggikan suaranya.

"Ya udah, lo menang. Lagian situ kan langganan kriminal, wajarlah gue berasumsi?" kata Shan berusaha membela dirinya.

"Felix juga langganan kriminal kok. Nggak nuduh dia?" tanya Jeano seraya menunjuk cowok berdarah Australia tersebut.

"Kenapa bawa-bawa gue? Bahkan siapapun bisa dapet peran kriminal sekarang, nggak melulu yang langganan kriminal doang," ucapnya dengan santai.

"Tapi, Sean, kok lo tahu kalau nggak ada tanda-tanda perlawanan?" tanya Harsa penasaran. "Maksudnya, gimana bisa lo ngecek pakai mata orang awam?"

Jeano mendadak ikut penasaran. Dia reflek menatap penuh curiga ke arah Sean.

"Ah ... itu, gue cuma ngerti sedikit sih. Dulu pernah diajari sama Ayah," jawab Sean dengan sedikit menaburkan bumbu kebohongan.

"Wah, hebat."

Si pemilik darah Skotlandia berdecih mendengar pujian dari Friday. "Kalau Sean yang ngomong langsung percaya lo semua, giliran gue aja langsung curiga."

Shan dan Friday mengabaikan ucapan Jeano seraya menatap satu sama lain dengan tatapan yang sulit diartikan. Tiba-tiba Felix berdehem, lalu melontarkan pertanyaan. "Ini mayat Arjun mau diapain?"

"Pertama, kita lapor ke Pak Wahyu selaku pemilik kost. Kedua, minta tolong beliau buat lapor ke polisi," jawab Sean.

"Ketiga, kita mampir beli batagor," imbuh Shan yang langsung dihadiahi pukulan renyah oleh Friday.

"Siapa yang mau lapor ke Pak Wahyu?"

"Lo aja, Ar."

"Oke, Supri, lo juga ikut. Soalnya gue nggak pinter ngomong." Tanpa menunggu persetujuan, Harsa langsung menarik tangan Friday dan membawanya menuju kediaman Pak Wahyu.

Sembari menunggu, mereka yang tersisa memutuskan untuk keluar dari rumah kost Arjun akibat bau amis yang sedikit menyeruak. Jeano membuka ponselnya, berniat mengabari teman-temannya.

Anak Perunggu

Jeano
Arjun ditemukan gantung diri di kostnya.

Heaven
Wah, bahasa lo keren banget udah kayak penyiar berita. 🙀

Jeano
Gue serius.

Heaven
Maksudnya?

Jeano
Arjun mati bunuh diri, Evan.

Ray
Bercandanya nggak lucu, No.

Jeano
Apa gue kelihatan bercanda?

Aji
Nggak mungkin, Arjun selalu cerita ke gue kalau ada masalah.

Jeano
Dia bunuh diri bukan karena ada masalah, tapi karena hasil pemungutan suara semalem.

The Dead Friendship || 00L ✓ [TERBIT]Where stories live. Discover now