17. No matter what happen, I have Taqito~

650 103 7
                                    

Setelah check up kondisi jahitan di kakinya dan dokter bilang Fino sudah mau sembuh, anak itu tentu saja senang luar biasa. Karena akhirnya ia bisa mandi!

Iya... selama terluka, Fino tidak mandi. Takut perih kena air.

Makannya saat ini Reka lega sekali akhirnya bisa mengkeramasi rambut Fino. Ia sudah tidak tahan karena dua hari terakhir rambut si kecil itu bau matahari.

Sekarang Fino tidak menolak bersih bersih, beda sekali dengan dua hari lalu yang selalu tantrum jika mendengar kata mandi, seperti kucing yang bermusuhan dengan air. Ia menangis dan meronta ronta tidak mau mandi.

Sekarang akhirnya sinar sinar bintang kecil mengelilingi wajah Fino. Lalu aroma harum dari sabun yang selalu tahan lama di kulitnya, sangat fresh dan bikin gemes.

"Akhirnya bayi yang wangi kembali lagi." Reka menghirup nafas panjang, membiarkan wanginya Fino masuk ke paru-parunya. Bahkan kalau bisa nafasnya itu tidak dikeluarkan lagi saking sukanya, saking bucinnya!

"Ish! Jangan peluk peluk!" Teriak Fino meronta ronta berusaha lepas dari pelukan Reka.

Membuat Reka merasa aneh. Padahal pas kemarin ketika anak itu bau matahari, dia malah ingin menempel dan manja terus tidak mau ditinggal. Sekarang giliran Reka mau memanjakan, Finonya jutek begitu. Padahal kan sudah wangi, bikin betah.

Awalnya Reka ingin menjahili Fino lebih lanjut, tapi suara klakson mobil mengejutkan dirinya. Karena Fino langsung melompat semangat sambil menggendong tas miliknya.

Hari ini sampai besok lusa, Fino mau menginap (pulang) ke rumah Bunda. Reka mengiyakan tentu saja. Selama Fino terluka dia tidak pergi kemana mana, bisa keluar pun ketika ada Aru menjenguk dan ketika jajan es krim.

Makanya Fino terlihat sangat bersemangat karena sudah tidak sabar ketemu Ayah, Bunda dan Nata sang adik.

Sayangnya Reka masih memiliki pekerjaan, jadinya tidak bisa bareng. Padahal ia juga sudah rindu sama orang tua (alasan saja karena mau cuti).

"Nah, jangan nakal ya. Titip salam ke Ayah Bunda mertua." Reka bicara santai lalu memberikan hal yang Fino suka untuk bekal... uang!

Fino cuman cengengesan, selain karena baper tapi juga karena kelewatan senang sudah diberi uang besar. Seratus ribu!

Iya, segitu sudah terbilang besar bagi Fino yang cuman doyan jajanan ringan.

Fino pamit lalu berjalan menghampiri Ayah yang datang menjemput. Begitu sudah masuk ia tak sabar untuk memeluk ayahnya itu dan bercerita perihal pengalamannya yang sudah mengalami kecelakaan.

"Reka, nanti menyusul ya!" Seru Fino melambai keluar jendela mobil ketika Reka datang untuk menyapa Ayah.

Setelah itu perjalanan pun dimulai!



"Ayah, kan Fino udah sembuh. Mana hadiah Fino?"

Sampai pertanyaan itu terdengar bagai badai di siang bolong bagi hati Theo.

Untungnya Ayah Fino ini banyak akal. Ia langsung putar balik ke arah mall dan menjawab jika hadiah Fino ada di tempat yang menyenangkan.

Itulah kenapa sekarang Fino sedang melihat senang ke berbagai macam alat lukis lengkap di sebuah rak yang besar itu. Ayah bilang hadiah Fino adalah apapun yang ia sukai.

Perkataan Theo itu menjadi boomerang sendiri. Karena ternyata yang disukai Fino itu sangat banyak!

Alat lukis, boneka, selimut bulu tebal, jaket, baju baju kaos untuk Reka, sepatu couple buat dirinya dan Reka, topi couple buat Aru, ugh! Dan banyak lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Boyfriend has a Little Space 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang