9. Temu Kangen

1.5K 191 26
                                    

"Ini tanggal berapa sih?" Reka bertanya, sambil membenarkan bantal yang sudah tercium bau apek. Iya, karena dia selalu malas berbenah, biasanya kan yang mengurus hal seperti itu Fino.

"Tanggal 18. Kenapa emang?"

"Oke kita udah lama kan disini."

"Tapi jadwal kita pulang masih semingguan lagi."

"Yes, besok bisa pulang."

"Oy! Lo denger gue gak!"

Meski dibentak berkali kali pun, Reka tetap kukuh ingin pulang lebih awal. Terus saja bergumam seperti orang gila.

"Fino baik baik aja kan." Sambil senyam senyum dia memikirkan Fino.

"Tunggu ya Fin, besok aku pulang."

Besoknya, dia membuktikan kata katanya itu. Ingin segera memastikan Fino baik baik saja. Reka pamit lebih awal, dengan alasan ada hal penting yang tidak bisa ditinggalkan. Entah bagaimana juga segalanya terasa lancar.

Yang lain masih di lokasi, Reka mah sudah duduk manis di kursi bus sambil senyam senyum tak jelas.

Loh emang bisa begitu?

Ya bisa, ini kan Reka.


"Fino marah ga ya kalau oleh olehnya cuman segini?"

Di sepanjang perjalanan itulah yang Reka khawatirkan. Takut apa yang dia bawa tidak cukup membuat Fino senang, meski sebenarnya Reka tahu hal apa yang sangat ingin Fino terima. Apalagi kalau bukan dirinya?

Ponselnya mulai berdering, rupanya sudah mulai memasuki kawasan dengan jaringan internet yang bagus, Reka segera mengecek semua panggilan dan pesan yang masuk. Semuanya rata rata berisi curhatan Fino yang sangat merindu, membuat Reka semakin gemas saja dengan tingkah kecil Fino ini.

Reka dengan cepat menekan icon telepon, anehnya ditunggu beberapa lama pun teleponnya tidak diangkat.

"Hm? Aneh, padahal berdering."

Tak apa, mungkin Fino sedang jajan. Reka kirim pesan saja, membalas pesan terakhir Fino, meminta maaf karena jarang menghubungi lalu memberi tahu bahwa hari ini dia pulang.

5 menit berlalu, 10 menit, 20 menit sampai sekarang tak terasa sudah 45 menit lamanya sejak pesan pertama Reka kirim, semuanya belum terbaca.

Aneh, padahal selambat lambatnya Fino membalas pesan, paling hanya sekitar 15 menitan. Tidak pernah selama ini.

"Kenapa nih..." Tentu Reka jadi bertanya tanya, sangat khawatir sampai semangatnya untuk pulang kini berubah jadi perasaan gundah. 



***

Sementara itu di tempat lainnya, yang sibuk dikhawatirkan oleh Reka ternyata hanya sedang beres beres.

Beres beres kamar milik sang pujaan hati.

"Eh apa ini?" Gumam Fino saat melihat kotak kecil dibawah kasur Reka.

Kotak itu seperti kotak bekas sepatu, namun berisi macam macam benda.

"Fino, ini ada jus sama camilan. Ibu mau pergi sebentar, Fino jaga rumah dulu tolong ya?"

"Ah iya, hati hati dijalan."

Setelah mengantar ibu Reka menuju gerbang, Fino kembali lagi fokus ke kotak tadi. Tentunya setelah memastikan gerbang dan semua pintu tertutup.

My Boyfriend has a Little Space 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang