Wujud dari Asa?

3 0 0
                                    

6 Bulan Kemudian,

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Apakah semuanya lancar seperti harapan Iqala? Mungkin awalnya iya. Penjualan mereka sangat membuahkan hasil di tiga bulan pertama. Namun menginjak bulan ke empat hingga kini bulan ke enam sejak usaha mereka beroperasi, kapal mereka kerap kali menghantam badai dan berkali-kali kehilangan keseimbangan.

Di awal-awal pembukaan kedai mereka, banyak relasi Kavi dan Iqala yang ikut mensupport dengan membeli produk mereka, meskipun ada juga beberapa dari teman-teman Iqala yang justru terkejut hingga memberikan respon negatif. Bukan apa-apa, mereka meragukan dan menyayangkan keputusan Iqala membuka usaha yang dadakan tersebut, terlebih untuk franchise sekelas itu, pastilah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Mereka seolah tahu bahwa bisnis franchise bukanlah bisnis yang menguntungkan jika sebagai mitra, apalagi jika pemilik aslinya tidak memberikan bimbingan dan dukungan penuh kepada para mitranya.

Benar, itu hal yang tidak diketahui Iqala. Ia sempat berpikir, bahwa menjadi mitra bisnis dari usaha yang dimiliki figur terkenal pastilah mendatangkan banyak customer, terlebih produk tersebut memang enak walaupun harganya termasuk pricy.

Iqala tidak peduli dengan respon negatif apapun, hingga omongan orang-orang tersebut perlahan-lahan mengusiknya.

Ia kira menjalankan usaha yang sudah tinggal mengoperasikan saja akan terasa lebih mudah, nyatanya gadis itu kewalahan dalam banyak hal.

Kavi menyerahkan semua urusan teknis pada Iqala, dari mulai urusan logistik hingga pengawasan karyawannya, termasuk juga pelaporan pendapatan dan hal-hal apa saja yang terjadi di lapangan.

Awalnya Iqala menikmati peran tersebut, ia jadi mempelajari banyak hal baru seperti cara melakukan pelayanan prima pada customer, belajar bernegosiasi dengan banyak pihak, mendengarkan dan bertanggung jawab kepada pegawainya, mencari cara meningkatkan penjualan sampai belajar sedikit tentang pencatatan keuangan yang seringnya membuat gadis itu sakit kepala karena angkanya tidak balance antara yang masuk dan keluar.

Dalam perhitungannya, seharusnya ia bisa untung berkali-kali lipat dari modal awal yang di tanam. Namun ternyata, menjalankan usaha tidak semulus melaju di jalan tol rupanya. Iqala mulai tegang dan jadi sedikit lebih emosi saat tahu usaha yang ia jalani tidak menunjukkan tanda-tanda positif.

Berantem-berantem kecil dengan Kavi tidak terlewat, biasanya masih yang wajar dan sepele. Sejauh ini seperti komitmen mereka di awal, masing-masing baik Iqala maupun Kavi, sama-sama menjaga agar tetap di jalur aman.

Hingga masalah yang terjadi diantara mereka sudah tidak bisa dibendung lagi. 3 bulan terakhir, Kavi kewalahan menghadapi manajemen pusat sangat lamban dan tidak koperatif, terlebih sejak harga bahan baku utama naik, sedangkan mereka tidak diizinkan untuk menaikkan harga. Lebih parahnya lagi, pusat ternyata cuci tangan. Janji-janji untuk mendukung mitra hanya bualan saja, mereka lebih seperti penjual yang saat barangnya sudah dibeli, itu bukan menjadi tanggung jawabnya lagi. Tapi kalau kita macam-macam, kita bisa kena pasal karena ada di kontrak perjanjian. Menyesal tidak mendalami kontrak dengan sangat teliti.

Tapi nasi sudah menjadi bubur, yang bisa mereka lakukan adalah segera mencari jalan keluar. Beberapa waktu yang lalu, Kavi mengajak Iqala untuk menyudahi usaha mereka. Bukan apa-apa, Kavi sudah sangat kecewa menjadi mitra dari produk yang mereka jual. Ia bahkan bercerita pada Iqala tentang mengambil jatah tabungan pendidikan anak-anaknya karena usaha mereka sering boncos.

Mungkin Kavi masih bisa menggunakan logika berpikirnya, dan dibanding Iqala, Kavi jelas lebih melek terhadap dunia usaha. Sangat masuk akal jika Kavi memilih menyudahi dibanding harus menanggung kerugian lebih besar.

Tapi tidak dengan Iqala, jika Kavi harus meminjam dana tabungan anak-anaknya untuk menutupi keraguan, yang Iqala lakukan adalah memotong gajinya yang sisa sedikit itu untuk menutupi biaya operasional, terlebih ada orang yang harus ia bayar dan menggantungkan penghasilannya pada mereka.

IQALAOnde histórias criam vida. Descubra agora