28. Takdir Tuhan

642 85 10
                                    

Selamat membaca

🌼🌼🌼


Operasi yang Adel lakukan berjalan dengan teramat lancar tanpa adanya hambatan sedikitpun. Hanya saja karena konsidisinya yang tidak terlalu stabil dia harus dirawat di ruang ICU agar mendapatkan perawatan yang intensif. Dokter berkata bahwa Adel sudah melewati masa kritisnya, saat ini hanya menunggunya untuk sadar saja. Tetapi dokter tidak berkata kapan Adel akan siuman.

Saat ini Zee juga sudah sadar tetapi dia masih harus istirahat karena tubuhnya tang lemah karena tak mendapatkan asupan apapun sejak kemarin. Saat ini dia sedang berada di UGD, dia sedang mendapatkan infus agar tubuhnya mendapatkan asupan cairan.

"Zee, jangan Cuma dilihatin aja makanannya sayang, ayo dimakan. Mau mama suapin?" tanya Shani khawatir dengan kondisi putrinya.

Zee menggelengkan kepalanya tanda bahwa dia menolak tidak mau makan. Pikirannya dipenuhi oleh Adel, bahkan tak terbesit dipikirannya bahwa dia sedang lapar.

"Mau mama beliin makanan dari luar?" tawar Shani dia bahkan rela untuk membeli makanan diluar agar Zee mau makan.

"Zee lagi ga pengen apa-apa mah, Zee cuma pengen lihat Adel sadar. Tuhan ga adil mah sama Zee, kenapa Tuhan harus Adel mah, kenapa ga Azizi aja." Zee menangis lagi meratapi nasibnya.

Shani menatap putrinya sendu, ternyata kehadiran Adel berpengaruh besar kepada putrinya. Tangannya terulur untuk mengusap punggung putrinya dengan lembut.

"Sayang kamu ga boleh ngomong gitu, semua pasti ada alasanya."

"Tapi mah, Adel gimana." lirih Zee

"Adel pasti baik-baik aja. Sekarang kamu makan ya? Nanti kalau kamu sakit Adel pasti sedih liatnya." ucap Shani menggengam tangan Zee.

Zee mengangguk pasrah.

"Mah, Azizi boleh kan lihat Adel?" tanya Zee menatap mamanya dengan penuh harap.

"Boleh, habis ini kita ke ICU lihat Adel."

Zee mengangguk pelan.

~~~

Adel terbaring lemah di ranjang rumah sakit, tubuhnya di penuhi dengan peralatan untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Seperti alat pernafasan dan yang lain, Zee tak tau apa saja itu, yang dia tau hanya alat pernafasan yang terpasang pada tubuh Adel.

Dia hanya bisa menatap Adel dari luar ruangan, saat ini dia masih belum bisa untuk menemui Adel secara langsung karena kondisinya yang masih belum stabil setelah operasi.

"Zee?"

"Iya om?" tanya Zee kepada Brian

"Om boleh tanya sesuatu? Shan boleh kan?" tanya Brian menatap Shani dia meminta izin kepada Shani agar bisa bertanya lebih banyak kepada Zee mengenai kejadian yang terjadi kepada putrinya.

"Sayang? Kamu gimana mau ga?" tanya Shani menatap putrinya tangannya terulur untuk menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajahnya putrinya, dia menyelipkannya dibelakang telinganya.

Zee mengangguk.

"Kita kesana dulu." ucap Brian menunjuk tempat duduk yang ada didekat sana.

Lagi-lagi Zee hanya mengangguk, dia berjalan menuju tempat duduk itu dibantu mamanya.

Sesampainya disana mereka bertiga duduk berdampingan.

"Om mau tanya tentang kronologi kenapa Adel jadi sampai kaya gitu?" tanya Brian menatap kekasih putrinya dengan penuh harapan.

Sebelum menceritakan semuanya, Zee menghela nafasnya terlebih dahulu. Lalu dia mulai menceritakan seluruh kejadiannya mulai dari awal saat dia mendapatkan informasi dari Freya hingga dia tak sengaja melihat Flora dan saat dia menemukan Adel dengan kondisi yang menggenaskan.

Friendzone (ZeeDel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang