11. Prioritas

762 78 2
                                    

Selamat membaca

💙💙💙

Hari ini akhirnya Adel diperbolehkan untuk masuk kesekolah. Dia baru diperbolehkan oleh Mamihnya setelah kakinya sembuh, dan beberapa hari ini kakinya sudah sembuh walaupun dia harus tetap menjaga kondisinya dan tidak bergerak terlalu banyak. Hari ini dia berangkat bersama Zee dan sedihnya mereka harus menjemput Marsha sebelum datang kesekolah.

Tetapi Marsha tidak bisa duduk didepan disebelah Zee dikarenakan dia menggunakan alasan kakinya yang baru saja sembuh dan tidak bisa bergerak terlalu banyak. Untung saja Zee mendukung dirinya dan bukannya membela Marsha. Dia masih tak bisa menerima perilaku Marsha yang selingkuh dibelakang sahabatnya.

"Bisa jalan sendiri?" tanya Zee menatap Adel khawatir.

"Gue bisa Zee, udah jangan peduliin gue itu urus aja Marsha, dia lagi ngambek sama lo." ucap Adel hanya basa basi, sebenarnya dia tak ingin Zee dekat-dekat dengan Marsha mengingat kejadian yang Adel dengar tempo hari lalu.

"Udah biarin, nanti juga dia nyamperin gue, gue bantu jalan." Tanpa menunggu persetujuan dari Adel, Zee memampah Adel yang bahkan sudah bisa berjalan sendiri walaupun perlahan.

"Gue bisa jalan sendiri Zizi, nanti gue diliatin satu sekolah. Nanti gue dikira perusak hubungan orang lagi karena lo bantuin gue jalan sedangkan Marsha jalan sendirian." balas Adel basa basi, lagipula untuk apa dia takut. Dia dan Zee sudah lama kenal sejak kecil mereka selalu bersama.

"Kalo ada yang berani bilang gitu biar gue pukulin mereka. Kita kan sahabat dari lama Del, orang-orang juga udah tau." ucap Zee meyakinkan Adel agar tidak takut.

Adel tersenyum getir mendengarkan kata-kata Zee hanya sahabat. Entahlah dia merasa tidak suka dengan kata-kata yang keluar dari mulut Zee mengenai hubungan mereka. Sejak Zee dan Marsha berpacaran dia mulai merasa kesal dan sedikit posesif dengan Zee.

"Bisa aja lo, emang lo berani?" tanya Zee

"Berani gue, Harsa aja gue pukul." balas Zee

"Lo gapapa berantem sama Harsa? Ada yang luka ga?" tanya Adel akhirnya bisa menanyakan hal ini kepada Zee secara langsung.

"Gue gapapa, liat aja sendiri ga ada luka satupun ditubuh gue." ucap Zee

Adel tidak percaya dengan ucapan Zee, Zee selalu berbicara dia tidak apa-apa tetapi ternyata ada memar ditubuhnya. Benar saja, memang ada memar ditubuh Zee lebih tepatnya di lengan kiri Zee.

"Ini apa Azizi Graceffa Natio?" tanya Adel mengangkat tangan Zee

"Mana? Ga ada, itu luka lama Del." balas Zee tidak mau membuat Adel khawatir, dia tau Zee berbohong.

"Mana ada luka lama masih biru. Lo kemana-mana selalu sama gue Zee, mana mungkin gue ga tau mana bekas luka lo yang lama sama yang baru." ucap Adel

"Iya iya." Zee tak sanggup berdebat dengan Adel yang mempunyai 1001 alasan untuk membalas ucapannya.

"Kita ke UKS."

"Buat apa Del? Tangan gue ga kenapa-napa."

"Diem, udah nurut sama gue."

~~~

Setelah sekian lama dia tak bisa ke kantin, ini adalah saatnya untuk Adel pergi ke kantin. Tentunya ditemani Zee, awalnya dia basa basi menolak Adel dan menyuruhnya untuk pergi berdua saja bersama Marsha. Dia sudah memikirkan hal itu, dia memilih untuk membiarkannya saja. Lagipula itu bukanlah hubungannya dia tak perlu ikut campur.

Tetapi Marsha berkata dia mempunyai urusan penting sehingga tak bisa bersama Zee.

"Lo mau pesen apa Del? Gue pesenin. Lo duduk disini aja." ucap Zee menarikkan kursi untuk Adel tempati.

Friendzone (ZeeDel)Where stories live. Discover now