Kisah kita telah usai. Kisah yang paling ku ikhlaskan, kisah ini berakhir disini. Selamat melegenda, tuan. Selamat melanjutkan perjalananmu.
kamu tetap menjadi tokoh utama dan akan tetap abadi didalam kisah ini.
Kamu abadi didalam ribuan kata, kalim...
Allo, selamat siang❤️ Bagaimana kabar kalian? Selamat membaca cerita About him kembali🩷💗
Vote dulu biar ngga lupa:)
Jangan lupa penuhin sama komen kalian, ya disetiap kalimat.
HAPPY READING!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Meysa menggeser-geser layar handphonenya lantaran sudah bosan, disamping kirinya ada Alif yang masih fokus pada Game yang dirinya mainkan.
Tangan cowok itu terus berkutik kesana-kemari diatas layar handphone tersebut.
"Mending kamu ke kelas aja deh!" Meysa berdiri dengan kesal.
"Eh---" Alif memegang tangan Meysa.
"Aku masih mau sama kamu." ujar Alif.
"Kamu tuh percuma sama aku kalo fokusnya ke game!" kesal Meysa.
"Iya maaf," cicit Alif.
Sementara itu, Meysa duduk kembali.
"Kamu jangan marah dong, Aku minta maaf." Alif menatap wajah Meysa yang masih cemberut.
"Iya." Jawab Meysa seadanya.
"Terus kenapa masih cemberut?"
"Kamu kalo cemberut gitu malah bikin aku nambah gemes." Alif mencubit pipi mulus Meysa.
Sedangkan Meysa mengusap-usap pipinya.
"Sakit tau nggak."
"Sakit, atau mau lagi?" Alif mengangkat kedua alisnya.
"Apaan sih!" ujar Meysa.
dua pasang mata menatap keduanya, jika dilihat hubungan Alif dan Meysa sangat lucu.
"semoga kalian langgeng terus ya." ucapnya dengan pelan seraya terus memperhatikan Alif dan juga Meysa.
Chaca menghela nafasnya, lagi dan lagi dirinya hanya mendapatkan part yang mengalah dihidupnya. dan dirinya harus memendam perasaannya.
Chaca tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengunggulkan cintanya, bagaimanapun, kini ada cinta lain yang lebih pantas bersama Alif.
Yang membuat sakit adalah, dimana kita dipaksa mundur padahal kita tengah memperjuangkannya. Dan pada endingnya kita sampai dibagian ikhlas, sabar dan mengalah.
