HUBUNGAN SANG ADIK

21 15 12
                                    

Fero, Virdy, dan Fardhan tengah sibuk mengamati sesuatu. Hari ini mereka akan alih profesi sebagai badan intelijen markas menggantikan posisi Tomy. Fero yang sudah mulai curiga dengan penemuannya hari lalu telah mengklaim bahwa salah satu temannya sedang menyembunyikan rahasia. Dugaan itu diperkuat dengan kejadian beberapa jam lalu.
Fero yang berencana hendak berangkat kuliah bersama, diurungkan secara sepihak oleh Tomy. Karena penasaran, laki-laki itu melacak ponsel laki-laki itu dan menemukannya tengah berada di suatu tempat.

Tanpa pikir panjang, Fero segera menghubungi Virdy dan Fardhan untuk ikut bersama. Ia tidak ingin dikira halusinasi jika dugaan yang dipikirkan berubah, lalu dirinya hanya dianggap mimpi saja. Lima menit selanjutnya kedua temannya itu datang bersamaan.
Fero yang menjadi center penyelidikan mengambil tindakan tepat. Laki-laki itu mengambil kesempatan dengan langsung mendudukan pantatnya di jok motor Fardhan. Fardhan yang melihat tingkah bocah itu hanya menghembuskan napas kesal.
Mereka bertiga mengernyit saat Tomy mengeluarkan kotak bekal dari dalam tas. Hendak diberikan kepada siapa kotak bekal itu? Apa Tomy akan sarapan pagi ditempat ini? Begitulah pikiran yang menyelimuti otak mereka bertiga.

Memang tidak ada siapapun di sana. Tomy hanya duduk sendiri di taman belakang fakultasnya. Laki-laki itu hanya mengeluarkan bekal dan ponsel dari saku. Entah menghubungi siapa, mereka tidak tahu, yang pasti seseorang itu yang akan mengambil kotak bekal dipangkuan Tomy.
Dua puluh menit mereka menunggu namun masih belum sampai jua. Fardhan yang sudah lelah berdiri, berinisiatif untuk duduk terlebih dahulu. Laki-laki itu akan kembali berdiri jika Virdy memberikan sinyal mencurigakan.

Seorang gadis datang menghampiri Tomy. Fardhan yang sudah nyaman dengan posisi duduknya dengan enggan untuk berdiri. Seketika mereka melotot saat mengetahui siapa gadis itu. Dia ... Angelina, rival Tomy yang selalu bertengkar saat mereka bertemu. Rupanya benci dan cinta di antara keduanya hanya berbeda tipis.

"Besok pagi gue nggak bisa buat bekal, ada kelas!" ucap Tomy ketus.
Angel hanya mengangguk terserah. Gadis itu sengaja menunggu kalimat selanjutnya yang ke luar dari laki-laki di depannya ini.

"Tapi setelah kelas, gue bakalan ajak lo ke suatu tempat. Gue jamin lidah lo yang banyak maunya itu bakalan betah di sana. Makanannya empat sehat lima sempurna semua." Angel mengangguk dan melenggang pergi. Tak lupa ia mengucapkan terima kasih pada cowok jutek seperti Tomy.

Bibir Angel menyunggingkan senyum. Entah mengapa gadis itu selalu senang jika mendapatkan bekal dari Tomy. Walau terkadang rasa makanan yang tersedia terasa keasinan, Angel tetap memaklumi. Justru karena masakan yang kurang sempurna itu membuktikan satu hal. Tomy menyediakannya sendiri.

"Gue kasihan sama si Angel." Virdy berucap setelah melihat Tomy yang sudah pergi.

"Kenapa?" Fardhan bertanya kebingungan.

"Angel jadi target selanjutnya." Fero menyahut.

"Tapi kenapa gue punya anggapan lain ya? Kalian nyadar nggak sih sama sikap Tomy. Dulu waktu laki-laki itu mau menargetkan seorang perempuan. Dia pasti bersikap manis untuk meluluhkan hati si perempuan. Tapi sekarang beda. Di mata cowok itu kaya nggak ada selera-seleranya sama si Angel. Kaya temen biasa saja." Fardhan mulai mengutarakan pendapatnya.

Fardhan terkejut saat dirinya mendapat jitakan dari Fero. Ia yang tak mengerti apa-apa menatap Fero dengan pandangan tak mengerti.

"Tomy pasti punya seribu cara buat naklukin perempuan. Bisa saja cara tadi salah satunya." kini Fero yang bersuara.

"Tapi gue kayaknya ada di tim Fardhan deh. Tomy kaya nggak tertarik banget sama Angel. Tapi gue juga bingung. Kenapa juga si Tomy mau buatin bekal tiap hari buat gadis itu. Apa mereka ada rahasia lagi?"
Mereka bertiga saling pandang. Sorot mata ketiganya menangkap dugaan yang sama. Sepertinya penyelidikan mereka akan berlanjut.


AFASKA {Sudah Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang