Bisnis Kontrak

89 2 0
                                    

Norcheux Fernos terlahir dari keluarga bangsawan yang kaya raya. Sebagai putra tunggal pewaris satu-satunya warisan keluarga, tidak heran dia sangat menikmati hidup dengan kekuasaan yang dimilikinya bahkan terkesan merendahkan orang kecil. Ketika orang memiliki kekayaan artinya dia memiliki kekuasaan yang cukup untuk mengendalikan tindakan orang lain, begitulah pikir Norcheux Fernos.
Baru-baru ini dia baru pulang dari Deforpen setelah menyelesaikan gelar Masternya. Kembali ke Kota Nasalo setelah bepergian selama hampir 10 tahun. Tidak ada banyak hal yang berubah setelah dia meninggalkan kota ini untuk tinggal ke luar negeri bersama nenek dan ibunya. Ayahnya mempunyai banyak simpanan di kota ini, itulah yang membuatnya memilih pindah ke Deforpen dan kembali setelah mendengar kabar bahwa ayahnya meninggal. Dia membantu meneruskan jabatan dan usaha dari ayahnya.
"Hanya perlu menduduki kursi kerajaan tanpa membutuhkan usaha yang keras. Dia hanya perlu membuat keputusan dari laporan-laporan yang sudah disiapkan asisten pribadinya." Ya begitulah pekerjaannya setiap hari, memberi perintah, menandatangani berkas, dan bersenang-senang. Uang akan terus masuk perdetiknya meskipun dia sedang mabuk-mabukan ataupun bercinta dengan perempuan.

Selama satu bulan di sini, dia mulai merasa bosan karena tidak ada yang membuatnya tertarik. Perempuan-perempuan yang dia temui terlalu murah dan middle class. Sangat sulit mencari pelacur dengan spek medium class di kota yang berkembang ini, sangat berbeda dibanding Deforpen. Yang sudah sangat maju, dan pelacur di sana bisa di sewa untuk tahunan. Baginya tidak ada istilah Simpanan, karena istilah seperti itu terlalu berharga untuk perempuan yang hanya tau membuka mulut untuk menghisap kemaluan. kemudian mengerang dan membuka selangkangannya lebar menunggu untuk dilecehkan. Perempuan itu tidak perlu disimpan dan dijaga, hanya perlu dibayar untuk pelayanan mereka.

Di usianya yang sudah menginjak 32 tahun, dia masih tidak menemukan keinginannya untuk menikah. Karena dia sudah terbiasa dengan perempuan-perempuan high class dan premium, dari yang masih tidak berpengalaman sampai dengan sangat memuaskan di ranjang. Dia merasa bahwa semua perempuan adalah sama saja, dan jika dia sudah bosan hanya perlu mengakhiri kontrak lebih awal dan membayar biaya kompensasi, sisanya biar asistennya yang mengurusnya. Selama ini dia hanya memilih perempuan yang High Class dengan latar belakang karir dan keluarga yang baik, alasannya cukup sederhana. Jika suatu hari salah satu diantara mereka menjebaknya, setidaknya sudah dipastikan bahwa mereka sudah memenuhi spesifikasi untuk melahirkan anaknya. Bagaimanapun dia membutuhkan seorang anak nantinya, yang bisa menggantikan posisinya jika akhirnya dia menemukan simpanan yang cocok untuk menghabiskan sisa hidupnya.

Dia sudah menyuruh asisten Kepercayaanya, Lounes untuk mencari perempuan yang sesuai kriterianya. Sebelum dia kembali ke Kota Nasalo, dia sudah memutuskan kontraknya dengan pelacur terakhir yang dikontrak selama 6 bulan. Selama dalam masa kontrak, perempuan yang disewanya tidak boleh bercumbu / melakukan kontak fisk dengan lelaki lain. Karena Norcheux Fernos tidak menyukai bekas orang lain. Orang lain boleh mendapatkan bekasnya, tapi tidak dengan dirinya. Jadi dia ingin menjaga dirinya tetap menyantap dengan sehat tanpa harus memakai pelindung. Baginya pelindung itu sangat menahan hasratnya untuk bercinta. Dia tidak suka hasrat dan perasaanya harus ditahan. Dia terlalu berekspektasi tinggi dengan Kota Nasalo, berpikir bahwa akan menemukan yang lebih banyak seperti yang ayahnya lakukan. Karena kota ini terkenal dengan perempuan blasteran cantik yang memiliki mata berwarna amber.

Setelah hampir 3 bulan di sini, dia sudah mulai tidak tahan dengan kondisinya. Bukan dengan lingkungannya, namun hasratnya yang meronta-ronta, dia membutuhkan seorang pelacur.
"Tuan, sangat sulit menemukan perempuan cantik yang memiliki warna mata amber yang belum menikah, dengan latar belakang yang baik." jelas Lounes
"Cari lagi.. Tidak mungkin pelacur-pelacur yang dirawat ayahku tidak melahirkan keturunan. Setidaknya masih ada sisa satu." ketusnya
"Baik Tuan." jawab Lounes.
Beberapa bulan sebelum Tuannya sampai ke Kota Nasalo, Lounes sudah mencari informasi tentang perempuan-perempuan di sini. Namun rata-rata sudah menikah dan beberapa diantaranya tidak memenuhi kriteria tuannya.

"Ya Tuhan, setidaknya tunjukkan satu perempuan yang bisa menyelamatkan hidupku" seru Lounes putus asa. Setelah melayani tuannya 11 tahun, dia sudah mengerti bagaimana karakter tuannya. Tuannya mungkin cukup bersabar dan tenang dalam membuat keputusan mendesak atau masalah besar. Tetapi Tuannya yang menahan hasrat sangat sulit dikendalikan, sifat aslinya yang suka merendahkan orang-orang  akan kembali. Dia tidak suka mendengar kata-kata tuannya yang melecehkannya. Cukup untuk membuatnya ingin resign dari pekerjaan dengan gaji tinggi yang sedang dijalaninya.

Suatu hari Lousen mendengar tentang julukan Putri Eksentrik. Seorang perempuan yang terkenal dengan kecantikannya, kecerdasannya, dan belum menikah. Dia pun mencoba menyelidiki kehidupan pribadi dan rutinitasnya. Memang pekerjaannya terkesan sangat berbahaya dan melanggar hukum dengan memata-matai kehidupan pribadi perempuan. Namun, ini bukan pertama kalinya dia melakukan hal ini. Dia yang selama ini memantau pelacur-pelacur yang dikontrak tuannya agar tidak melanggar ketentuan yang berlaku. Jika mereka melanggarnya, langsung dilakukan pemutusan kontrak secara sepihak. Tuannya cukup baik hati dan royal dengan tidak meminta ganti rugi kepada pelacurnya.

Namun, itu akan menjadi pekerjaan tambahan yang merepotkan bagi Lousen karena dia harus mencari lagi pelacur high class sama seperti yang dia lakukan saat ini.

Verbal AbuseWhere stories live. Discover now