Chapter 04: Ling-Lung

62 16 4
                                    

Warning 18 +, bijaklah dalam memilah bacaan sesuai dengan usia

Jangan lupa support dengan komentar, like, dan share

***

"Di sana, diantara jeda, kita menemukan kedamaian yang tidak terduga."

__(Ter)Pesona Joaquin__

***

Huda punya misi hari ini dan itu harus berhasil. Mulanya cowok itu ragu menggunakan cara yang Jaka sarankan, antara percaya dan tidak.

Jika berhasil mungkin Huda akan senang bukan kepalang, tetapi jika tidak toh tidak ada ruginya untuk Huda. Toh, Huda mendapatkan benda terlarang ini dengan mudah.

Bahkan dari setengah jam dia sampai di sekolah, HUda masih duduk di atas motornya yang sudah terparkir rapi di tempat biasa.

Namun, ketika tidak berapa lama Atlanta datang bersama Joaquin membocengnya bahkan tanpa sebelumnya izin atau setidaknya mengabarkan, keputusan Huda bulat seketika.

Tatapan Huda mengikuti langkah Atlanta dan Jo yang mendekat padanya.

"Maaf lupa ngabarin, tadi motor gue mogok, untung ketemu temen lo," ucap Atlanta dan sama sekali tidak masuk akal bagi Huda ketika baru beberapa waktu lalu motor tersebut diservice keseluruhan oleh Huda sendiri.

"Ketemu di mana?" Tatapan Huda beralih kepada Jo di belakang Atlanta, cowok itu dapat melihat Jo mengerutkan kening kepadanya, mungkin Jo sadar bahwa Huda menangkap sinyal ketidakwajaran dari alasan Atlanta.

"Kayak biasa, di pinggir jalan, temen lo makin mirip anak ilang."

Kerutan di kening Jo semakin menjadi ketika tatapan tajam dan dingin Huda berubah. Raut wajahnya seketika memantri senyum manis dan hangat yang terasa palsu bagi Jo.

"Aku ada hadiah kecil buat kalian." Dari kantong ranselnya Huda mengeluarkan Rasberry Cookies terbungkus rapih dalam mini clear box, dihiasi pita biru muda.

Setelah itu Huda mengeluarkan satu lagi. "Oleh-oleh dari ayah aku, Ta." Huda langsung membukanya, melahap miliknya yang dihiasi dengan pita merah muda. "Enak banget, kamu pasti suka, Ta." Huda masih tersenyum, tetapi matanya menguarkan aura agak tajam.

Semakin mencurigakan di mata Jo, karena siapa yang tidak tahu bahwa hubungan Huda dengan Tuan Armani Senior jauh dari kata akrab.

"Kenapa lo liatin gue gitu, Jo?" Kalimat yang terdengar tajam, tetapi Huda tetap memantri senyum ramah.

Jo yang merasa tidak enak hati karena mencurigai sahabatnya sendiri akhirnya membuka bungkus cookies untuk kemudian dia lahap dengan gaya super elegan. "Enak, lo tau aja kalo gue belum sarapan." Toh, apa yang bisa dilakukan oleh sepotong cookies? Sedangkan yang memberinya sahabat sendiri.

"Gue simpen buat nanti." Atlanta memasukkan makanan tersebut ke kantong terdepan ranselnya.

Huda mengerutkan dahi gusar, tetapi berusaha menutupinya. Mungkin lolos dari pengawasan Atlanta, tetapi tidak dengan Jo yang jelas melilhat hal tersebut.

Kemudian Huda turun dari motornya, merangkul bahu Atlanta sudah bukan hal tabu bagi siapa pun, siapa sih yang tidak tau kalau Huda sangat suka bersentuhan dengan Atlanta?

Selesai dengan tugas mengantar Atlanta ke kelasnya, Huda berbalik untuk menuju kelasnya bersama Jo.

"Ada hal yang bikin lo seneng banget kayaknya, Da." Jo mencoba membuka obrolan, entah mengapa belakangan dia merasa Huda menjauh darinya, apa cowok itu mencurigai sesuatu?

"Gue happy tiap hari kok Jo, asal ada Atlanta. Gak tau dah kalo dia pergi, mungkin gue bisa ... gila? Setelah nyokap gue pergi, alasan gue hidup ya cuma Atlanta." Senyum Huda semakin melebar.

Jo terhenyak mendengarnya, langkahnya sempat melambat, tetapi segera Jo mengendalikan diri. Dalam hati, Jo hanya berharap Atlanta bisa menjaga kebahagiaan Huda seterusnya. Karena melihat harapan Huda terhadap gadis itu sangat besar.

Namun, tidak. Jo salah jika mengkhawatirkan Atlanta. Karena yang perlu dikhawatirkan adalah Huda sendiri.

Sejak jam pelajaran dimulai, ada yang aneh dari dirinya. Jo sama sekali tidak bisa fokus. Dalam dua mata pelajaran saja sudah empat kali izin ke kamar mandi untuk membasuh wajah.

Jo tidak tahu apa yang salah dari dirinya. Dia terus memikirkan Atlanta dan seketika jantungnya berdegup kencang dengan resah. Telapak tangan Jo sampai berkeringat karena mencengkram meja, entah kenapa ingin segera berlari dari kelas ini.

"Buru-buru amat lo." Huda mencekal pergelangan tangan Jo, entah kenapa sahabatnya itu gelisah sendiri, bel baru berbunyi dan tanpa membereskan mejanya Jo sudah akan berlari keluar kelas.

"Asam lambung gue naik kayaknya nih, gue ke kantin duluan, Da." Jo menepis cekalan Huda kemudian berjalan cepat menuju kantin.

Tubuh Jo semakin panas, langkahnya menggebu-gebu menuju kantin. Suara-suara di sekitarnya semakin terdengar tidak jelas, tidak fokus, berdenging.

Jo tidak tau apa yang dia cari, entah kenapa netranya mengedar ke sepenjuru arah, seakan mencari sesuatu.

Sesampainya di kantin, seluruh indranya terfokus kepada satu orang, satu titik di tengah kantin, Atlanta yang sedang bersenda gurau dengan Crystal dan Kessie.

Ketika itu jantungnya semakin berdegup kencang, langkahnya hampir berlari, hidung mancung Jo mencari-cari aroma parfume Atlanta seakan hal tersebut adalah oksigen.

Sekali lagi, Jo tidak tau apa yang terjadi, tiba-tiba saja dirinya sudah berdiri di belakang Atlanta.

Sungguh tidak tau apa yang terjadi, tiba-tiba tubuhnya tergerak memeluk Atlanta dari belakang.

Suara terkesiap dari sepenjuru kantin beberapa saat menyadarkan Jo.

"Jo?" Atlanta menatap Jo keheranan, perlahan berdiri menghadap Joaquin yang terlihat ling-lung.

"Ta, gue—" Terputus, Jo tidak menyelesaikan kalimatnya, tetapi wajahnya jelas tergerak dan sebelum dirinya sadar, bibirnya sudah menempel dengan milik Atlanta.

Satu hal yang Jo tidak tahu, bahwa Huda mengikutinya sebab khawatir dengan tingkah aneh sahabatnya.

Namun, apa yang Huda lihat jauh dari ekspektasinya.

***

Selamat datang di cerita baru gengs, gimana kabar kalian? Semoga pada baik-baik ya, yang sakit semoga lekas sehat. Masih sama seperti hari-hari sebelumnya, hari ini Bang Prem mewakili orang-orang yang menyinggung kalian hari ini, minta maaf sebesar-besarnya yakk.

Gimana menurut kalian chapter ini? Tes ombak dong, komen tiap paragraf gengs.

Sorry if typo was around.

So sorry it's such a disappointing story.

Thank you for all the support you give to laju19

Jangan lupa vote, commnet, and follow:

Instagram laju19someone

Wattpad laju19

Bagikan juga cerita ini jika kamu merasa perlu

1 Mei 2024

***

Ai ajuns la finalul capitolelor publicate.

⏰ Ultima actualizare: Apr 30 ⏰

Adaugă această povestire la Biblioteca ta pentru a primi notificări despre capitolele noi!

(Ter) Pesona-JoaquinUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum