Chapter 39 - Draco's Dilemma

176 13 34
                                    

MERRY mendengar perbincangan sebanyak yang tidak seharusnya tentang para orang tua murid yang mulai mencemaskan anak-anaknya di koridor-koridor

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

MERRY mendengar perbincangan sebanyak yang tidak seharusnya tentang para orang tua murid yang mulai mencemaskan anak-anaknya di koridor-koridor. Seperti halnya berita tentang orang tua si kembar Patil yang mengharapkan mereka meninggalkan Hogwarts.

Pos burung hantu tiba, meluncur masuk lewat jendela-jendela yang basah karena hujan, menciprati anak-anak dengan tetes-tetes airnya. Sebagian anak menerima lebih banyak surat daripada biasanya. Para orang tua yang cemas ingin mendengar kabar dari anaknya dan meyakinkan mereka, pada gilirannya, bahwa segalanya baik-baik saja di rumah. Merry tidak pernah menerima surat sejak awal tahun ajaran. Dia sangat terkejut, karenanya, melihat burung hantu Jeruji yang sangat besar berwarna coklat keabuan terbang berputar-putar diantara burung-burung hantu coklat dan kelabu. Burung hantu itu mendarat di depan Merry, membawa sebuah surat. Sekejap kemudian, bungkusan mendarat di depan Draco, Bubo-bubo, burung hantunya yang gagah beruhu riang.

"Ha!" kata Merry, membuka suratnya yang ternyata berisi ajakan untuk mengunjungi Hogsmeade di akhir pekan.

"Oh, bagus." kata Draco, mengernyit. Jelas tahu siapa pengirim suratnya. "Sekarang kau sudah menerima surat lain."

Merry sama sekali tidak mengindahkan sindiran Draco. Burung hantu jeruji bermata hitam itu sedang beradu pandang dengan Bubo-bubo, sepertinya saling mengenal satu sama lain. Sedetik Merry telah mengira bahwa surat tanpa nama yang diterimanya tersebut ditulis oleh Mattheo, tetapi perhatiannya teralih oleh burung hantu ketiga yang mendarat di depan Daphne, membawa Daily Prophet edisi hari itu. Daphne buru-buru membukanya dan membaca halaman depannya.

"Ada lebih banyak serangan Dementor." kata Daphne seketika. "Dan ada yang ditangkap."

"Siapa?" tanya Blaise.

"Stan Shunpike, kondektur kendaraan penyihir yang populer, Bus Ksatria, ditangkap karena dicurigai soal aktivitas Pelahap Maut, Mr Shunpike 21, ditahan larut malam kemarin setelah rumahnya di Dapham digrebek—"

"Tidak mungkin seorang kondektur Bus Ksatria itu Pelahap Maut." kata Pansy terdengar meremehkan. "Itu agak terdengar konyol, bukan begitu, Draco?"

"Aku tidak tahu." kata Draco acuh.

"Aku dengar seseorang sudah ditarik dari sekolah, ayahnya menjemputnya semalam." kata Blaise.

"Seharusnya Hogwarts lebih aman daripada rumah mereka. Di sini kita punya Auror dan sihir-sihir perlindungan ekstra, dan kita punya Dumbledore, bukan begitu?" kata Daphne memandang Merry.

"Kurasa dia tidak selalu ada disini." kata Merry menoleh ke meja guru. "Tidakkah kau perhatikan? Kursinya kosong seminggu terakhir ini."

Blaise, Daphne dan Pansy memandang meja guru. Draco tampak terlihat gelisah dan langsung beranjak pergi meninggalkan Great Hall.

Hari sebelumnya terjadi insiden menyedihkan, ketika Hannah Abbott dipanggil keluar dari pelajaran Herbologi untuk diberitahu ibunya ditemukan meninggal. Mereka tidak melihat Hannah lagi sejak saat itu.

THE SPECIAL ONE (Mattheo Riddle) (Draco Malfoy)Where stories live. Discover now