Chapter 17 - Malfoy Manor

486 32 9
                                    

MERRY POTTER menghabiskan sisa liburannya di Malfoy Manor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MERRY POTTER menghabiskan sisa liburannya di Malfoy Manor. Rumah megah itu terlihat sangat sunyi. Keributan hanya akan terjadi ketika Merry dan Draco sedang bermain sapu terbang mereka di halaman pekarangan rumah. Atau membuat kegaduhan di dalam rumah megah itu dengan berlari dan mengatakan perkataan-perkataan sarkas mereka.

Sesekali Draco dimarahi oleh ayahnya karena membuat kegaduhan. Dia hanya bisa bebas ketika ayahnya tidak berada di rumah.

"Apa yang akan mungkin kau lakukan dengan mereka agar terlihat lebih menarik?" kata Draco mengangguk ke arah artefak-artefak kuno yang berjajar di aula tengah.

"Salah satunya akan aku buat mengeluarkan air yang mungkin akan membasahi seluruh bagian tubuhmu." kata Merry dengan ceria.

"Lakukan kalau kau bisa." kata Draco mencemooh.

"Akan kulakukan." kata Merry tanpa ragu.

"Kau tidak akan melakukannya." kata Draco yang mulai cemas melihat salah satu artefak ayahnya bergetar dengan hebat.

"Aku takut kalau aku bisa." kata Merry dan kemudian air mengucur deras keluar dari salah satu artefak yang berjajar itu, membasahi seluruh tubuh Draco.

"Bagaimana kau melakukannya? Tanpa mengucapkan mantra dan tanpa tongkat?"

"Kau tahu, berlatih dengan keras, apapun bisa dilakukan, hanya butuh keyakinan." kata Merry tampak terlihat berpuas diri.

Tidak lama pintu aula terbuka menampilkan sesosok wanita berparas cantik berambut pirang.

"Anak-anak, sudah waktunya makan malam, dan apa yang terjadi padamu, Draco, kenapa kamu basah kuyup?" kata Narcissa yang kemudian mencabut tongkatnya dan melambaikannya ke arah Draco, mengeringkan tubuhnya.

"Kamu tahu apa yang akan ayahmu katakan jika kamu berbuat yang membahayakan dirimu sendiri, Draco? Jauhi artefak-artefak kuno itu." kata Narcissa lembut membelai rambut Draco.

"Maafkan aku, Mrs Malfoy. Tapi itu bukan ulah Draco." kata Merry segera. Narcissa menatap ke arah Merry dengan tatapan yang sama lembutnya.

"Oh, tidak, kau tidak perlu begitu, Miss Potter." kata Narcissa, dia menatap ke arah artefak-artefak itu, jelas sekali tatapannya penuh kekhawatiran. "Mari, aku tahu kalian pasti sudah lapar." Dan Narcissa memimpin jalan menuju ruang makan, Draco dan Merry mengikuti di belakang.

"Tapi kenapa tepatnya ibumu melarang kita mendekati artefak-artefak kuno itu, Draco?" kata Merry mengecilkan suaranya sehingga menjadi bisikan.

"Ayah pernah bilang kalau mereka penuh dengan sihir hitam." kata Draco dengan nada bosan dipanjang-panjangkan. Merry menoleh ke belakang dan memperhatikan artefak-artefak itu sekali lagi sebelum akhirnya pintu aula tertutup di belakangnya.

Sudah mulai pergantian musim, awan gelap mulai menyelimuti langit, Merry dan Draco tidak memperdulikannya, tetap meluncur dengan Numbus-nya, toh di sekolah permainan Quidditch tetap berjalan meskipun badai menerpa.

THE SPECIAL ONE (Mattheo Riddle) (Draco Malfoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang