Chapter 38 - Absolute Failure

187 18 8
                                    

HARI keberangkatan ke Hogwarts akhirnya tiba, Merry mendorong trolinya ke penghalang padat, dan sedetik kemudian sudah berada di peron sembilan tiga perempat, tempat Hogwarts Express yang berwarna merah menunggu, menyemburkan asap di atas kerumuna...

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

HARI keberangkatan ke Hogwarts akhirnya tiba, Merry mendorong trolinya ke penghalang padat, dan sedetik kemudian sudah berada di peron sembilan tiga perempat, tempat Hogwarts Express yang berwarna merah menunggu, menyemburkan asap di atas kerumunan orang-orang. Tidak lama Mattheo, Draco dan Narcissa Malfoy menyusul beberapa detik kemudian.

Theodore Nott sudah menunggu Mattheo, dan mereka langsung menghilang di antara kerumunan.

"Haruskah kita pergi ke gerbong Prefect sekarang, Draco?" tanya Merry saat Narcissa memeluk dan mengecup pipi Draco sebelum mereka menaiki kereta.

Draco tidak memberikan jawaban, Merry menduga Draco kelihatannya sedang dalam kondisi tertekan, sebuah kenyataan yang mengharuskan mereka kembali ke sekolah.

"Jaga diri kalian." kata Narcissa akhirnya.

Mereka berjalan sepanjang koridor untuk menuju gerbong Slytherin.

"Draco, tidakkah kau dengar? Aku sedang bicara padamu! Atau mungkinkah aku harus mengulang kalimatku?" kata Merry jengkel.

"Aku sedang tidak ingin bicara." kata Draco dingin.

"Kau ini kenapa sih?" kata Merry tampak bingung. Dia sama sekali tidak bisa membaca isi pikiran Draco.

Beberapa anak yang mereka lewati sedang memandanginya penuh minat.

"Tidakkah kalian lihat, dia semakin cantik." kata gerombolan cowok kelas tujuh. Mereka bahkan sampai mendongakkan kepala keluar kompartemen.

Tampaknya sesaat Draco hampir mencabut tongkatnya, tetapi Merry berhasil menahannya. Dia sudah menduga jumlah pandangan melongo dan terpesona yang akan diterimanya akan meningkat semester ini, namun dia tidak menikmati sensasi berada dalam lampu sorot yang kelewat terang.

Akhirnya mereka tiba di kompartemen yang berisi anak-anak kelas enam Slytherin. Mereka masuk ke salah satu kompartemen. Disana juga sudah ada Blaise, Pansy, Grabbe dan Goyle. Dia dan Draco segera bergabung bersama mereka.

Baru saja Merry duduk di kursinya, tiba-tiba Mattheo, Theodore dan Daphne Greengrass datang memberikan sedikit gangguan. Blaise jelas-jelas memasang wajah angkuh tidak peduli ketika melihat mereka datang.

"Kau bisa duduk bersamaku, Merry, di kompartemen kelas tujuh." kata Mattheo.

Blaise dan Pansy saling mengerling diam-diam, tampaknya sedang memperhatikan tatapan tidak suka Draco. Jelas ingin tahu bagaimana reaksi selanjutnya.

"Terima kasih, Matt, aku disini saja." kata Merry.

"Oh, baiklah." kata Mattheo.

THE SPECIAL ONE (Mattheo Riddle) (Draco Malfoy)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora