- Chapter 36 -

128 11 0
                                    

Sudah lewat seminggu sejak insiden penculikan Caerelyn di istana. Selama itu, Caerelyn fokus untuk pemulihan. Tidak ada luka yang serius, yang sedikit parah adalah luka tusukan di bahu kirinya. Untung saja tusukannya tidak terlalu dalam dan sedang dalam masa penyembuhan.

Nadelyn sangat terkejut ketika pertama kali melihat Caerelyn pulang dengan banyak luka. Sekarang dirinya menjadi sangat overprotektif terhadap Caerelyn. Selama seminggu ini, Caerelyn tidak diperbolehkan bergerak sembarangan, jadi ia hanya makan lalu berbaring. Hal tersebut membuat Caerelyn merasa sedikit bosan. Beruntungnya akibat sikap Nadelyn, pemulihan Caerelyn berjalan dengan lancar dan lebih cepat.

"Saya sudah siap mengoleskan salepnya, nona."
Ucap Nadelyn.

"Salep ini sungguh ampuh, nona. Baru saja dipakai seminggu dan semua luka lecet di tubuh anda sudah sembuh sempurna, tanpa menyisakan bekas luka. Dimana anda mendapatkannya, nona?" lanjut Nadelyn sembari memperhatikan salep tanpa nama tersebut.

Caerelyn melirik salep itu sejenak. Itu adalah salep yang diberikan oleh Xavier saat kaki Caerelyn terluka di Clash of Sword. Salep itu berfungsi juga pada akhirnya.*

"Aku mendapatkannya dari teman perkumpulanku." Jawab Caerelyn singkat.

Tiba-tiba ada suara gebrakan pintu dan Violet masuk diikuti Reisen dibelakangnya.

"Caerelyn!" Violet segera berlari memeluk Caerelyn.

"Apa kau sudah baikan? Aku dengar lukamu sangat banyak. Seharusnya kemarin aku ikut saja ke pesta dansa untuk menemanimu." Sorot mata Violet menunjukkan kesedihan.

"Tidak apa-apa, Violet. Lukaku sudah sembuh. Lihat! tidak ada lagi kan?" Ucap Caerelyn sembari menunjukkan lengannya yang sembuh tak berbekas.

"Tapi tetap saja, seandainya ada aku disana..."

"Stt! Sudahlah jangan membahas hal itu lagi. Kau akan membuat orang yang sedang dalam masa pemulihan menjadi sakit kembali." Reisen akhirnya bersuara.

"Apa maksudmu? Aku hanya mengkhawatirkan temanku!" Balas Violet dengan nada yang meninggi.

"Yah, tapi kekhawatiranmu tidak akan mengubah kejadian yang sudah terjadi seminggu lalu."

"Apaan sih? Seharusnya aku menjenguk Caerelyn kemarin. Hari ini malah bertemu dengan bebek yang ribut." Violet mengerucutkan bibirnya.

"Bukannya kemarin Viscount Hyacinthum memberi larangan menjenguk? Larangan itu baru saja dicabut hari ini." Ucap Reisen tak mau kalah.

"Aku juga tahu! Tapi jika bertemu denganmu hari ini, membuat suasananya menjadi tidak bagus. Itu akan berefek ke penyembuhan Caerelyn."

"Oh? Bukannya kau yang merusak suasana dan berefek buruk bagi penyembuhan Caerelyn?"

"Ergh... Kau!" Violet menggertakkan giginya, menahan emosi.

Mau berapa kalipun dua orang ini berjumpa, Violet dan Reisen selalu tidak akur. Disetiap kesempatan pasti keduanya akan beradu mulut. Dan pasti selalu Caerelyn yang menjadi penengahnya.

"Sudah, sudah! Kalian membuat kepalaku menjadi pusing." Ucap Caerelyn yang duduk di sofa.

Walaupun sudah disuruh untuk berdamai, Violet masih tetap menatap Reisen dengan sinis. Gadis berambut ungu itu membuang mukanya kesamping, tidak ingin melihat Reisen. Sedangkan Reisen hanya terkikik kecil, tampaknya menikmati respon yang diberikan Violet.

"Nadelyn, boleh tolong siapkan teh? Ayo kita minum teh saja! Ada yang ingin kuberitahu kepada kalian." titah Caerelyn yang langsung dilaksanakan oleh Nadelyn.

Nadelyn segera membawa teh chamomile dan menuangkannya ke cangkir.

"Nadelyn, kamu juga duduklah!"

"Baik, nona."

I Become the Protagonist that Destined to DieWhere stories live. Discover now