- Chapter 31 -

212 16 0
                                    

Seperti biasa, begitu melihat lampu ruangan Xavier yang masih menyala, Benjamin buru-buru membuat teh earl grey untuk majikannya itu, untuk menemani majikannya begadang.

Benjamin membuka pintu dan betapa terkejutnya ia begitu melihat Xavier yang tengah mengobati luka di tangannya.

"Xavier! apa yang terjadi padamu?!" tanya Benjamin buru-buru mendekati Xavier.

"Hanya luka goresan." Jawab Xavier singkat.

"Hei! kau tidak pernah terluka selama ini. Sudah kuduga Clash of Sword suatu hari akan membawa pengaruh buruk."

Tangan Xavier yang sibuk membalut luka terhenti. Manik merahnya menatap Benjamin dengan tajam.

"Jaga ucapanmu!" nada Xavier sangat dingin dan mampu membuat bulu kuduk siapapun berdiri.

Tahu mengucapkan sesuatu yang salah, Benjamin langsung minta maaf. Ia sadar hari ini mood Xavier sangat tidak bagus. Rasanya siapapun yang menyenggol dirinya akan dilahap utuh-utuh.

Tidak ada yang berbicara dari keduanya. Benjamin memilih untuk duduk di sofa seberang Xavier, menunggu pria itu untuk bercerita.

Alis Xavier sejak dari tadi tidak berhenti mengkerut. Pria itu sedang kalut dan banyak pikiran. Bagaimana bisa kejadian semengerikan itu terjadi pada Clash of Sword? Apakah ada yang mengetahui identitasnya di COS?

Xavier menghela nafas dengan kasar. "Apakah kau tahu tentang sihir hitam?"

Akhirnya yang ditunggu Benjamin, Xavier bersuara juga.

"Hmm... aku pernah mendengar tentang sihir hitam.  Tapi bukannya hal seperti itu tidak nyata dan hanya ditemukan di cerita-cerita."

"Ya, kau benar. Awalnya aku juga berpikir seperti itu. Tapi tadi sore aku melihat dengan kedua mataku sendiri, orang-orang yang dikendalikan sihir hitam."

Manik hijau Benjamin membelalak bulat. Ia susah mencerna apa yang diucapkan Xavier.

"Apa kau serius? Dimana kau melihatnya?" tanya Benjamin tak percaya.

Xavier terdiam beberapa saat seakan pertanyaan itu tepat menusuk dirinya.

"Di Clash of Sword." Jawab Xavier singkat.

"Apa? Bagaimana bisa sihir hitam ada di tempat itu? Apa mungkin di desa-desa banyak yang menggunakan sihir hitam?

"Aku juga tidak tahu."

Perasaan Benjamin menjadi tidak enak, ia melirik tangan Xavier yang dibaluti perban.

"Jadi tanganmu terluka karena itu?"

Xavier mengganguk pelan.

"Tapi yang membuatku heran, orang-orang yang dikendalikan sihir hitam itu tidak menargetkanku. Sebaliknya, mereka justru menghindariku dan hanya menyerang anggota lain COS."

Itulah alasan mengapa Xavier dapat menumbangkan orang-orang sihir hitam itu dengan mudah, meskipun ia kalah jumlah. Jika saja ia tidak melindungi Caerelyn tadi, ia pasti tidak akan mendapatkan luka di tangannya ini.

Namun apa alasan orang-orang sihir hitam itu tidak menargetkan Xavier sendiri? Siapa yang mengendalikan mereka?

Benjamin mengerutkan alisnya, tangannya menopang dagunya, tampak berpikir keras. Benjamin memikirkan segala kemungkinan mengapa orang-orang sihir hitam itu menyerang COS.

"Setelah kupikirkan, jika mereka mengecualikanmu dari serangan tersebut. Hanya ada satu kemungkinan yang bisa aku simpulkan." Ucap Benjamin serius.

"Orang-orang sihir hitam itu tahu identitas aslimu." Lanjut Benjamin.

I Become the Protagonist that Destined to DieWhere stories live. Discover now