Part 4

38 2 0
                                    

Dua hari kemudian pernikahan pun dilaksanakan, baik Gala atau pun Mika tidak menyukai pernikahan tersebut, namun mereka terpaksa, perbuatan yang mereka lakukan sudah tidak bisa di tolelir lagi, janin dalam kandungan Mika butuh seorang ayah, tidak mungkin anak itu lahir kedunia tanpa adanya sosok ayah.

Pernikahan itu di adakan tertutup, hanya keluarga Adrian dan Brata saja yang tahu, dari pihak perempuan hanya ada Brata karna beliau sudah sendiri sejak lama, jadi tidak ada yang menemani, hanya ada ajudannya saja yang ikut dalam acara tersebut dan di tunjuk sebagai saksi.

Dengan mahar sederhana, pernikahan mereka akhirnya sah, namun sebelum itu banyak kesalahan yang di lakukan oleh Gala, dua kesempatan Gala selalu salah menyebut nama, dari yang awalnya Mikayla anatasya menajadi Melisa nitirejo, itu adalah nama tunangannya, jadi tidak heran kalau Gala salah menyebut nama.

Walau itu membuat si penghulu heran tapi beliau tidak banyak bertanya, setelah di lakukan briffing beberapa saat, akhirnya di kesempatan ketiga, Gala berhasil menyebut nama Mika dengan lengkap, tidak ada raut wajah kebahagiaan di wajah semua orang, terutama Ayana yang memang sudah sangat dekat dengan Melisa.

Ayana memang menolak keras rencana pernikahan Gala dan Mika itu, karna pada dasarnya bukan Mika yang harusnya menikah dengan Gala tapi Melisa yang sudah menjadi tunangan putranya itu setahun belakangan, jadi Ayana selalu berwajah masam, Ayana dapat di bujuk setelah di yakinkan oleh beberapa orang termasuk Giska, Giska berhasil membujuk mommy nya itu dengan dalih kejadian yang menimpa Gala sama dengan kejadian yang menimpa dirinya dan Ravin, sebuah kesalahan yang harus di tanggung oleh bersama.

Dengan berat hati, Ayana setuju dengan pernikahan itu, namun tentu saja Ayana tidak akan luluh begitu saja, sikapnya akan biasa saja, jangan berharap ada kata manis, bagaimana pun juga berat menerima kenyataan seperti itu, terlebih Ayana sudah nyaman dengan Melisa.

Pernikahan sudah usai beberapa saat yang lalu, dan kedua mempelai sudah berada di kamar pengantin, karna pernikahan di gelar di kediaman Brata, tentu saja keluarga Gala langsung pulang setelah acara selesai, dan kini hanya tinggal Gala dan Mika yang berada di dalam kamar, Brata juga tidak mengganggu karna tau itu privasi mereka dan Brata sudah tidak berhak ikut campur.

Walaupun hati tidak bisa menerima hal itu, namun takdir sudah berkata seperti itu, mau tidak mau Brata menerimanya dengan lapang dada, ikhlas melepas putri bungsunya menikah di usia yang sangat dini, padahal Mika baru saja berusia 17 tahun, siapa yang sangka kalau setelah itu Mika harus menikah dalam kondisi yang tidak di harapkan pula.

Meski terlihat tegar, Brata tau kalau putri nya itu memendam rasa kekecewaan di hatinya, rasa sakit yang di rasakan Mika turut di rasakan pula oleh Brata, apa lagi perubahan sikap putrinya itu sangat drastis, yang awalnya periang berubah menjadi sedikit murung, tidak banyak bicara seperti sebelum-sebelumnya.

Di dalam kamar itu keduanya saling diam dan sibuk dengan dunianya masing-masing, Gala sibuk memainkan ponselnya dan Mika juga tidak mau ketinggalan, banyak pesan yang masuk dari teman-temannya, namun belum ada satupun yang ia tanggapi, Mika selalu diam kala teman-temannya itu melakukan panggilan Vidio kepadanya.

Hal itu juga berlaku saat ini, setelah beberapa lama mencek ponselnya dan ternyata banyak panggilan yang masuk lagi, akhirnya Mika mensilent lalu meletakan ponsel itu di atas nakas yang cukup jauh dari mereka, setelah itu beralih menatap ke arah suami nya.

"Om! Om mau pakai kamar mandi duluan atau Mika yang duluan?" tanya Mika, saat itu mereka memang masih mengenakan pakaian pengantin, walau ya hanya kebaya putih dan sebuah jas hitam.

Gala menoleh sekilas. "Terserah."

Jawaban itu membuat Mika misuh-misuh sendiri. "Ya sudah, kalau begitu, Mika yang duluan."

MY 'BOCIL' WIFEWhere stories live. Discover now