"Bagaimana bisa mereka melakukan hal sejahat itu kepada bayi yang tak mengerti apapun? Bagaimana bisa mereka melakukan ini pada baby ana? Bayi yang seharusnya hidup bahagia, justru harus menerima betapa kejamnya kehidupan!!! Penderitaan baby ana! Aku! Ziana tak akan membiarkan mereka hidup tenang!!! Hiks huwaa!!" Tangisnya pecah kala bayang-bayang kehidupan baby ana kecil berputar di kepalanya

"Baby hiks baby sendirian di jalanan. Menyeret kaki kecilnya untuk melangkah tanpa tau kemana yang harus dia tuju. Melihat anak-anak seusianya hidup bahagia bersama orang tuanya. Sedangkan baby ana? Zia bahkan tidak sanggup untuk menjelaskan semuanya! Hiks. Kenapa mereka sekejam ini kepada bayi yang tak mengerti sama sekali pada masalah orang dewasa? Apa kesalahan baby ana pada mereka?!! Hiks katakan dad, kenapa baby ana harus menderita seperti ini? " Tangis Zia semakin terdengar ketika kenangan-kenangan baby ana semakin membanjirinya

"Bayi berusia 2 tahun  harus bertahan hidup hingga berusia 9 tahun, tak terhitung berapa banyak tempat sampah yang ia kais, hiks! Kenapa?! Kenapa Daddy tak menemukan baby ana lebih cepat?!! Kenapa Dad?? Hiks! K-kenapa??" isaknya di pelukan Zio, ia merasa sangat menderita karna perasaan sesak yang ia rasakan. Seandainya, seandainya saja Daddy menemukan baby ana lebih awal, mungkin baby ana akan tetap hidup. Tak masalah meskipun ia tak memasuki tubuh ini atau tak menjadi putri Daddynya yang sekarang.

Setidaknya ia telah cukup hidup di bandingkan baby ana yang benar-benar menderita selama ini.

Bagaiman bisa masalah orang dewasa berimbas pada anak sekecil itu, hanya karna obsesi semata. Hanya karna dendam yang bahkan terdengar konyol!!

Air mata Zio mengalir deras ketika mendengar keluhan sang putri. Perasaan bersalah semakin memenuhi relung hati Leonzio. Ia kira  setelah meluangkan seluruh waktunya dan menemani putrinya selama ini akan mampu membuat putrinya perlahan-lahan melupakan masa lalu kelam mereka.

Namun ternyata, ia terlalu menyepelekan perasaan putrinya, Zio tertipu pada kedewasaan putrinya. Di balik kedewasaannya, terdapat banyak Luka yang ia pendam dalam-dalam. Mungkin karna percakapannya bersama yang lainnya waktu itu yang membuat kemarahan putrinya memuncak. Memikirkan Jika penderitaannya selama ini hanya karna dendam konyol seseorang dan juga obsesi seseorang pada Daddynya.

Mungkin hal itu membuat putrinya semakin merasaa ini semua tak adil. Kenapa ia yang harus menerima semua ini? Wajar jika putrinya akan sangat menaruh dendam.

Adapun perkataan putrinya yang seolah-olah menceritakan orang lain. Zio menganggap, putrinya berusaha membuka lembaran baru. Dan menganggap jika ia yang sekarang bukan lagi ia yang dulu. Tak jarang Zio mendengar Zia mengatakan baby ana, seolah-olah mereka adalah dua orang yang berbeda. Zio hanya merasa, putrinya sangat terluka hingga tak ingin menyamakan dirinya yang sekarang dengan yang dulu lagi.

"Maafkan Daddy. Maaf Daddy terlambat menjemput baby. Maafkan Daddy yang sangat tak berguna hiks" lirihnya sambil memeluk erat putrinya.

Keduanya menangis terisak meluapkan seluruh emosi yang mereka rasakan.

Sedangkan di sisi lain berdiri Bastian, Justin dan Jackson juga Zero dengan mata yang juga memerah.

Membayangkan bayi sekecil itu berjalan di jalanan tanpa tempat berpulang. Tak ada tempat yang di sebut rumah. Mengandalkan belas kasih seseorang untuk tetap bertahan hidup. Jika bukan karna keberuntungan nona kecil mereka. Mereka ragu baby Ziana akan dapat bertahan hidup sejauh ini .

Memikirkan negara tropis tersebut yang memiliki cuaca panas yang sangat ekstrim, mereka tak dapat membayangkan penderitaan baby Ziana selama ini. Ketika pertama kali baby Zia ditemukan pun, ia memiliki kulit yang sangat kusam dan gelap, mungkin sudah ikatan ayah dan anak yang membuat tuan mereka menyadari jika itu adalah nona muda mereka.

****

"Lakukan dengan cepat. Tangkap bajingan itu dan hancurkan markas mereka. Jangan biarkan satupun lolos. Untuk seluruh pengkhianat, hancurkan mereka semua,bunuh!Namun jangan seret keluarga mereka, aku tak ingin kembali menyeret mereka yang tak bersalah. Pastikan saja keluarga mereka tak memiliki pemikiran lain seperti membalas dendam, sebelum aku benar-benar menghancurkan mereka semua. Jelaskan juga pengkhianatan anggota keluarga mereka itu agar membuat mereka semua menyadari kesalahan apa yang di miliki mereka hingga harus membayar perbuatan mereka" ucap Zio dingin

Sosoknya hanya menatap datar pada langit malam dari jendela.

Membelakangi ketiga bawahannya, yang siap mendengarkan seluruh perintahnya.

"Akan ku lakukan" ucap Jackson

"Bukti-bukti seluruh kejahatan draco sudah ku sediakan. Menghancurkan bisnis keluarganya juga sedang berjalan. Sebentar lagi kau akan mendengar kehancuran keluarga tersebut. Teruntuk wanita itu, aku juga melakukan hal serupa kepada perusahaan keluarganya, karna mereka semua sedikitnya juga turut andil dalam Masalah ini. Seperti yang kau kira, keluarga Lilian tak mungkin tak mengetahui perbuatan putri mereka..bahkan mereka turut melindungi Liliana" jelas Justin sambil mengelus bulu-bulu white

"Kumpulkan seluruh kebusukan wanita itu, aku ingin seluruh masyarakat mengetahui kebusukannya.. biarkan ia merasakan sanksi sosial terlebih dahulu sebelum memasuki neraka yang sesungguhnya" dingin Zio

Setelah mengucapkan apa yang perlu di sampaikan, Jackson dan Justin segera meninggalkan ruangan tersebut. Hingga hanya menyisakan zero dan Zio.

"Seperti yang kau perintahkan. Aku mengetahui jika anak-anak sedang menyusun rencana untuk bermain-main dengan wanita itu, apa kita harus mengehentikannya?" Tanya Zero

"Tak perlu, biarkan putriku melakukan apa yang ia ingin lakukan.  Ia yang lebih berhak untuk membalaskan seluruh rasa sakitnya" jawab Zio dingin.

Zero mengangguk paham dan menjelaskan jadwal Zio yang tak bisa di wakilkan. Sebelum benar-benar mengambil hari libur, ia harus menyelesaikan semua jadwal pentingnya Agar bisa meluangkan waktu bersama putrinya.

TBC~
👇Jangan lupa vote dan komennya ya!!! Jangan pelit-pelit votenya!!!! Komennya jugaaa rawrrrrr 🦖

Ziana Second Life  Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz