-SIDE STORY :1-

50 11 0
                                    

|JIWA DAN RAGA|
- special episode -

|JIWA DAN RAGA|- special episode -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


.

.

.

  Sebelum' semuanya telah berakhir, aku rasa ini adalah cuplikan menceritakan tentang kita bertiga. Yah, memang aku sudah tidak ada bersama kalian..Tapi kenangan kita, abadi kan?

𓍯𓂃Trio original, nama yang entah mengapa Taufan yang membuatnya. Kenapa namanya original? karna kata Taufan, kita bertiga langsung mengetahui sifat sebenarnya. Tidak perlu mendekatkan, kenapa ya? mungkin memang sudah takdir.

"Jawaban Gempa itu selalu takdir. takdir. takdir. Duta takdir lu gem!"
"Ya emang takdir kan?"

Yang kebentuk karna kita bertiga ketemu di Kebun bunga itu, hujan - hujan. Yah, awalnya karna Taufan nangis di jahilin Halilintar. Yah aku berusaha nyelesain masalah mereka, gak kerasa sampai aku tak bernyawa mereka masih bersama.

Nge deskripsiin mereka kalau lewat kata-kata tu susah banget. Mereka rumah pertamaku, rumah ternyaman untuk pulang.

semuanya terlalu susah untuk dijelasin, haha.

"Kayak waktu lo mati secara tiba-tiba gempa." Sentak Halilintar.

Bareng mereka tu rasanya kaya di angkat derajatnya setinggi langit, bukannya di turunin tapi malah terus diangkat sampai beneran dilangit akunya! hehe...

Mungkin aku bisa cerita panjang lebar kalau tentang mereka, ngingetin aku betapa sempurna nya kebahagiaan di dunia.

Gambaran untuk suatu hari nanti apa ya, banyak hal-hal yang aku jalanin bareng mereka. Justru, hidup mereka lebih berat daripada hidupku sendiri.

Tapi aku juga yakin sama suatu hari, kita bakal selalu bersama. Entah dalam wujud apapun..

Wujud bencana ?

Wujud hewan ?

Wujud sebuah karya ?

Asal sama kalian, aku bahagia bangettt. Bahagia yang bisa aku tembus, sampai rasanya aku ingin bahagia dan hidup bersama kalian. Tapi takdirku berkata tidak, aku sudah tutup mata. Aku harap, kalian lebih lama ya.

Sejujurnya aku juga ingin punya rumah yang benar-benar rumah, seperti ayah dan ibu yang benar-benar layaknya seorang orang tua. Kapan ya?

Bertukar cerita bersama keluarga, adanya malah bertukar penderitaan dan trauma.

Punggungku yang awalnya berat, kini menjadi ringan. Terbebas dari beban yang diberikan semesta, ajalku sudah tiba. Dan hilang

Ragaku masih disana, jiwaku sudah hilang.

Terimakasih sudah menjadi rumah yang takkan pernah ku sesali.

Gemma Saputra Anterrama

JIWA DAN RAGA ― Where stories live. Discover now