-#6-

68 12 0
                                    


| JIWA dan RAGA |

| JIWA dan RAGA |

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Ajang bakat' akhirnya di laksanakan pagi ini, pukul 10.20 pagi. Segala persiapan sudah Gempa dan Taufan lakukan, peserta di sebutkan demi urut ke urut.

"Peserta no 9"

Haah jantungnya berdetak cepat, bagaimana jika Gempa melakukan kesalahan?? atau bagaimana jika Ia tak dapat menjadi yang terbaik.

Apa makian akan menerjangnya?


Aliran udara mengalir sesuai arus dunia, membuat hati Gempa sejuk kembali. Dan masih berfikir, walau kalah sekalipun. Ia bahagia : Karna kenangan yang dibuatnya,

"Gem gua agak takut" Bisik Taufan dengan lirih-lirih gemetar.

Gempa tersenyum dan merangkul Taufan, sambil menepuk pundaknya. Menjadikannya sebagai kode, Tidak apa-apa Fan..

Gempa sudah sangat sedia dengan puisinya, dia harap postingan twitt kemarin itu tak sampai di telinga juri. Haah fitnah berkali-kali.

' Aku tau, aku hebat karena bertahan dari suramnya belasan tahun itu. Dan semua ceritaku hanyalah cerita dari seorang anak yang mati-matian untuk angka, itu bodoh juga.

Gempa hanya duduk, menunggu nomor urut yang gilir-bergilir. Sambil berfikir, apa mereka juga mempunyai kisah yang sama denganku?? sepertinya tidak.

"Peserta no. urut 15!!!!!!!!!!!" Teriak sang pembawa acara, tepat sekali itu adalah nomor urut Gempa dan Taufan.

Gempa berjalan ke arah panggung, bersamaan dengan Taufan yang berjalan bersamanya. Sejujurnya, aku pikir berbeda panggung. Rupanya satu panggung ya?

"Guyss ini kakak senior kayaknya mau ikutan nih!! siap bantai kakakkk???" Sang pembawa acara sempat-sempat menghibur semuanya, karena ia tau. Gempa sedang di fase ketakutan haha!

"Good luck kak!"
"U too lan."

Gempa memegang mic nya, dan ber ekspresi seperti biasanya. Kebohongan duniawi, hadeh.

"Assalamualaikum wr wb. Shalom. Amnasiastu. Salam budaya. Salam kebajikan. Dan... Selamat pagi semuanya!"

Gempa mengucap salam, dengan nada yang halus dan ringan. Membiarkan semuanya tenang terlebih dahulu, dan kini apakah semuanya akan berjalan lancar?

"Saya Gemma Saputra Anterrama mahasiswa jurusan sastra, selamat pagi para juri."

Salah satu juri tersenyum, dan mengambil micnya.

JIWA DAN RAGA ― Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang