-#3-

75 15 1
                                    

| JIWA dan RAGA |

| JIWA dan RAGA |

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

' Mimpi. '

.

.

Semuanya menjadi gelap, samar-samar Ia mendengar suara Halilintar dan Taufan,

"Uhn...?"

Gempa berusaha membuka matanya, awalnya itu terlihat samar-samar dan buram. Lama kelamaan, Gempa melihat wajah Halilintar dan Taufan dengan jelas.

"LIN, GEMPA BANGUN LIN!!" Teriak Taufan dengan histeris, dan senang.

Entah mengapa, Halilintar dan Taufan seperti habis menangis. Serta girang saat Gempa sudah mulai terbangun,

Hali bergegas mengambil segelas air putih untuk Gempa, dan ia hanya tersenyum sambil berusaha duduk dikasur.

"Pfft, kalian kok bisa di rumahku?" Tanya Gempa, sempat-sempatnya ia masih bisa tersenyum.

Taufan memotong pembicaraan Gempa,

"PALING PENTING!!!! elu ngapain di tengah laut gem... untung aja elu ya belum tenggelam disana!"

Gempa terkejut, dan terdiam sejenak.

'Loh... bukan mimpi?' Gumamnya.

Halilintar memberikan segelas air mineral untuk Gempa, ia meminumnya. Sambil mencerna apa yang terjadi,

"Jelasin lo kenapa gem." Tegas Hali,

Dengan beribu tatapan yang se akan-akan baik itu, Gempa kembali berbohong dengan jujur.

"Aku gapapa kokk, kayaknya aku gak sadar aja sampe di laut sana."

Taufan memasang raut khawatir kepada sahabatnya itu, "Gemm..." jawabnya dengan nada yang sedikit melembut dan lambat kepada Gempa.

Taufan menghela nafasnya perlahan, sedangkan Gempa. Masih tersenyum se'akan-akan semuanya membaik,

"Elo ga capek apa gem??"

Ia melontarkan satu pertanyaan lagi kepada Gempa,

"Lo ga capek apa bilang gapapa gapapa alah tai kucing."

Gempa yang terduduk di kasur itu kini tersenyum hangat. Sambil memegang gelas yang berisi air mineral yang hambar.

Tatapannya yang tulus dan dalam, penuh makna. Cahaya kecil dari matahari senja menyinari dia di dalam ruangan, ia benar benar seperti malaikat tak bersayap.

Gempa mencoba membuka suaranya,

"....Justru itu fan, kalau aku cape ya.. yang bakal nenangin dan mutusin harapan mereka siapa??"

JIWA DAN RAGA ― Où les histoires vivent. Découvrez maintenant