41

9.8K 1.1K 56
                                    

Aku pernah mendengar ayah ku marah pada ibu, ayah menyebut ibu wanita tidak berguna dan saat itu karena diriku yang tidak naik kelas. Seandainya aku bisa memilih aku tidak ingin ada di dunia ini.

Sebagai anak aku merasa tidak berguna, aku membuat ibu ku malu. Suatu hari aku ingin membuatnya bangga.

Hari ini ayah memukuli ku lagi, hari minggu tanggal 20, aku tidak merasakan sakit tapi saat aku sadar sudah hari kamis tanggal 24. Aku lupa apa saja yang ku lewatkan.

Hari ini saudara kembar ku pergi ke luar negeri untuk berobat, aku berharap dia selalu baik-baik saja.

Minggu depan hari ulang tahun aku dan Anka, ayah menyiapkan pesta ulang tahun untuk Anka dan memberikan ku hadiah tambahan jam les selama satu bulan.

Aku melihat pesta ulang tahun Anka dari balkon kamar, aku ingin bergabung tapi tidak berani, untuk saudara kembar ku. Selamat ulang tahun, aku punya hadiah untukmu, aku letakkan di depan pintu kamar mu.

Katanya saudara itu saling berbagi tapi itu tidak berlaku untuk saudara ku, miliknya ya hanya miliknya. Aku tak boleh menyentuh apa lagi meminjamnya, hari ini aku tak sengaja mengambil makanannya. Dia marah dan aku di hukum berendam di air es.

Aku pulang terlambat hari ini, jam 10 malam baru sampai rumah. Aku lapar tapi tidak ada makanan. Ibu aku tidak bisa tidur.

Lagi dan lagi, aku di hukum ayah ku. Kali ini bukan karena di sekolah tapi di tempat les. Guru les bilang aku selalu terlambat dan tidak fokus dalam belajar, tapi aku punya alasan kenapa sering terlambat, aku harus jalan kaki dari sekolah ke tempat les. Jaraknya lumayan jauh sekitar satu jam dari sekolah ke tempat les, sedangkan jam les hanya lebih 30 menit setelah jam pulang sekolah.

Sebenarnya aku mendengar apa yang guru les katakan,tapi aku di larang bertanya lagi ketika tidak paham dengan pelajarannya kalau aku bertanya guru akan memukul tangan ku. Dan nanti sampai rumah ayah akan menghukum ku.

Ibu ku terlihat sangat cantik di foto majalah, aku cukup terkejut dengan gelang di pakai Ibu ku, itu gelang pemberian ku waktu aku masih SD. Aku pikir sudah di buang ternyata di simpan sampai sekarang.

Ini terakhir aku nulis di sini, aku hanya ingin menuliskan. Ayah Ibu jangan lelah dengan ku, aku tak tau harus ke mana jika kalian lelah dengan diriku. Marahi saja diriku sesuka kalin, pukul saja aku sampai ayah puas, aku tidak akan sakit tenang saja. Tapi aku mohon jangan lelah dengan ku.

Aku sayang kalian bertiga selamanya, jika  kehidupan selanjutnya itu ada aku akan minta pada Tuhan, agar aku tidak kembali hidup di dunia ini.

Terima kasih Ibu, terima kasih Ayah.

Naira membaca semua tulisan anaknya yang di buang di tempat sampah "Mulai sekarang kamu bisa pergi main dengan bebas di sana, gak ada yang mukulin kamu lagi. Gak ada yang hukum kamu lagi, di sana kamu bebas" ucapnya.

"Bu, Ibu kita jadi kan ke asrama? Besok hari libur sekalian ajak Kara pulang ke rumah," tanya Anka yang baru saja masuk ke dalam kamar orang tuanya.

"Ayah kamu bilang kita harus pergi ke acara keluarga, Tante Rani ngadain acara di rumah. Kita juga harus siap-siap buat pindah ke rumah lama," ucap Naira bangkit dari duduknya.

KARA Where stories live. Discover now