Chapter 13 Puzzle

121 19 2
                                    

Gejolak masalah akan pengiriman foto itu belum menemui titik terang, namun Frizzy tetap sekolah seperti biasanya. Hanya saja ia tak lagi mau pulang ke rumahnya. Ia memilih menetap sementara di Apartemen milik Arga.

Hari itu jam pelajaran pun usai. Pembelajaran hari ini di tutup dengan tugas kelompok maket tata letak kota. Semua siswa sibuk merencanakan kerja kelompok. Begitupun kelompok Andre.

"Eh, kita mau kerja kelompok dimana nih? " Celoteh Andre.

"Kayaknya kalau di rumah gue ngga bisa deh, banyak orang bikin kripik" Sahut Ara.

"iiiuuhhh kripik, pasti panas trus kotor banyak minyak" Hela Salwa sembari ia memusamkan raut wajahnya.

"Stttt Salwa.. " desis Caca.

Semua sontak berfikir, seolah tempat kerja kelompok pun sulit diputuskan.

"Gimana kalau di rumah lo? " Ucap Andre sembari menoleh ke arah Kaffa.

Seketika Kaffa mengerutkan alisnya. Semua pun membulatkan retinanya, sontak pertanda setuju dengan usul Andre.

"Apaan sih nih anak, sok asik banget! " Gumam batin Kaffa sembari ia menghela nafas.

Semua mata tertuju padanya.

"Sorry! ga bisa!" Jawabnya singkat tanpa alasan.

"Hyahhhhh.... Padahal ini kesempatan buat tahu rumah lo, sejak lo pindah ke sekolah ini lo belum pernah cerita soal rumah lo dan keluarga lo" Celoteh Andre seketika kecewa.

"Kita kumpul di kafe aja, di Jl. Permai indah jam 3 sore nanti. Gimana? " Ucap Kaffa

"Okey!" Sahut Frizzy

Salwa dan Caca pun mengangguk santai. Lain halnya Andre dan Ara, mereka seketika terdiam sontak berfikir biaya yang akan ia keluarkan untuk pesan makanan di sana.

Retina Kaffa pun menyipit melirik ke arah Andre dan Ara yang sedang tersenyum getir.

"Udah, kalian datang aja. Gue yang traktir semua, sebagai ganti karena ga bisa di rumah gue. " Sahut Kaffa.

"Nahh gitu dong. Okay deh kalau gitu." Sahut Andre sembari ia merangkul lega Kaffa.

Denting jam pun berjalan, hingga sore hari tiba. Mereka sudah berkumpul di kafe untuk mengerjakan tugas, hanya saja sisa Andre yang belum datang.

Dua jam berlalu, tak kunjung muncul hidung Andre. Berkali-kali dihubungi pun tak ada jawaban darinya.

Ceklingggg....

Ponsel Kaffa berdenting. Notifikasi Whatsapp masuk ke ponselnya.

Tepat, Andre pun berulah. Pesan WhatsApp itu darinya. Ia mengabarkan jika tidak bisa bergabung dalam kerja kelompok sore itu.

"Ckck!" Kaffa berdecak.

"Kita mulai aja, Andre ngga bisa gabung hari ini, ada urusan mendadak" Jelas Kaffa.

Semua menghela nafas kasar, dan kesal pun kembali bersahabat. Namun mereka mulai mengerjakan tugas itu perlahan hingga selesai.

Malam pun bersambut, denting jam menunjukan angka 12. Ya, tengah malam. Kaffa belum juga tidur. Ia sedang menyelesaikan beberapa misi orderan untuk Hecxa.

Saat proses mengerjakan misi itu, Tiba-tiba ada yang mengetuk jendela kamarnya dari luar. Ia pun menghampiri jendela itu dan mengintip dibalik gordennya.

"Andre!! " Ucapnya.

Ya, tepat Andre berdiri di balik jendela itu.

Seketika Kaffa membuka gorden dan jendela kamarnya.

HECXADonde viven las historias. Descúbrelo ahora