Chapter 5. Gadis itu Menangis Part 2

160 24 2
                                    

Kafa mulai mencari-cari sumber suara itu. Setelah berkeliling mencari disekitar toilet dan tak menemukan apapun, Ia sontak kembali ke titik dimana ia mendengar suara itu.

"Aaarrrgggggggggggghhhh BODOH! "

Dan suara itu terdengar lagi, seketika Kafa mendengar jelas suara itu dari dalam toilet cewek. Tanpa berfikir panjang Kafa pun masuk ke toilet itu.

Dari depan terlihat semua pintu toilet terbuka. Ia mencoba memeriksa satu-persatu setiap bilik itu. Sampailah ia pada pintu paling ujung belakang toilet, dan mendapati seorang gadis yang tersimpu di lantai toilet.

"Lo? " Ucapnya terkejut.
"Kena-.. Apa yang -.... Aduuh. Kok bisa sih ? Kenapa begini?" Ucap Kafa terbata-bata sontan terkejut melihat gadis itu tersimpu di lantai dengan keadaan dipenuhi coretan lipstik di wajahnya. Sebagian bajunya pun basah seperti bekas disiram oleh orang lain.

Gadis itu adalah Frizzy. Ia masih sadar namun membatu, tak merespon apapun yang diucapkan oleh Kafa.

Kafa yang saat itu panik, sontak menggendongnya keluar dari toilet dan membawanya ke ruang UKS. Berharap di UKS masih ada baju hangat atau apapun itu untuk menolong Frizzy.

Sesampainya di UKS, tak seorang pun menjaga di sana, ya mengingat jam sekolah sudah usai semua pegawai pun sudah pulang. Tersisa beberapa keamanan saja.

Perlahan Kafa meletakkan Frizzy di kasur UKS. Dia bergegas mengambil tisu dan air hangat untuk membersihkan coretan-coretan pada Frizzy. Ia juga melepas jaketnya untuk menutupi baju Frizzy yang sedikit basah.

Tak ada respon apapun dari Frizzy, ia hanya diam. Kafa pun membersihkan coretan-coretan itu. Kafa sedikit dibuat bingung oleh Frizzy yang tanpa respon sama sekali. Analitic engine Kafa mendeteksi adanya rasa kecewa dan trauma. Sehingga ia pun diam dan tak bertanya apapun kepada Frizzy.

Setelah semuanya bersih, Kafa pun sontak mengambilkan selimut yang ada di almari UKS. Namun tiba-tiba saja Frizzy menahan Kafa untuk berjalan. Ia menarik tangan Kafa. Sontak membuat Kafa merunduk tepat di depan wajahnya.

"Siapa lo sebenarnya? Lo tahu banyak hal tentang gua kan? Dari awal ketemu tatapan lo beda! Siapa lo sebenarnya" Ucap Frizzy dengan santainya sembari satu tangannya menarik tangan Kafa dan satu tangan lagi mengusap pipi Kafa.

"Sorry  !! " Sahut Kafa Sembari melepas kedua tangan Frizzy.
"Lo yang satu kelas sama gua kan? Kenalin gua Kafa" Ucapnya sambil ia menyalurkan tangan sontak mengajak Frizzy berkenalan.

Tak ada sambutan baik dari Frizzy, ia hanya tersenyum sinis sembari ia memalingkan wajahnya ke arah jendela UKS. Kafa pun menghiraukan itu semua. Ia melanjutkan langkahnya untuk mengambil selimut di Almari UKS.

Perlahan ia memakaikan selimutnya di badan Frizzy.

Seketika ia terkejut menatap wajah Frizzy, kembali analitic engine miliknya mendeteksi adanya Mental healthy yang sangat buruk.

"Apa yang terjadi pada dia, kenapa mentalnya seakan down banget" Gelut batin Kafa sembari ia merapikan selimut pada Frizzy.

Saat itu Kafa tak bisa berbuat banyak dan tak bisa tahu banyak hal tentang kejadian hari ini yang menimpa Frizzy. Kondisi mentalnya yang kurang baik memaksa Kafa untuk diam.

Merasa hari sudah semakin sore, Kafa pun mendekat dan mengajak Frizzy untuk pulang. Frizzy memang sengaja tak melihat dan mengobrol dengan Kafa. Ia memalingkan wajahnya ke arah jendela UKS.

Kafa pun mendekat, Tiba-tiba Frizzy kembali menarik tangan Kafa hingga tepat didepan wajahnya.

Ia menatap Kafa dengan manja. Sontak membuat Kafa kebingungan.

"Aduuuuhhh !!! kenapa sih nih cewek, kenapa dia begini? " Gelut batin Kafa sembari balik menatap Frizzy.

"Menurut loe, apa gua cantik?" Ucap Frizzy tiba-tiba mengejutkan Kafa.

Kafa pun tampak sangat heran dengan pertanyaan Frizzy. Ia juga bingung harus menjawab apa. Ia berfikir apakah ini hanya sekedar pertanyaan atau juga sebuah pancingan baginya.

Perlahan Kafa pun menjawab pertanyaan Frizzy.

"Cantik!" Ucap Kafa dengan santainya.

Jawaban itu sontak membuat tatapan manja Frizzy berbalik menjadi sinis. Seketika ia melepas tangan Kafa yang sempat ia pegang dengan erat.

"Lo sama aja kayak yang lain" Ucapnya sembari ia turun dari kasur UKS sontak mengambil tasnya di meja dan keluar meninggalkan ruang UKS.

Kafa pun kembali benar-benar dibuat bingung dengan tingkah laku Frizzy kala itu. Sekedar ucapan Terima kasih pun tak Kafa dapatkan.

"Lah.. Kenapa tuh cewek, aneh banget sih. Apa gua salah ngomong ya. Enggak kok ! Dia nanya? Apa dia cantik? Ya gua jawab cantik. Emang dia cantik kok "  Gumam Kafa dengan sendirinya setelah Frizzy keluar dari ruangan itu.

Sekalipun Kafa tak mengejar Frizzy, ia memilih untuk pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, Kafa bergegas masuk ke kamarnya. Ia merebahkan badanya di kasur. Sontak sangat penat dengan hari ini.

Ia merasakan hal-hal aneh yang jauh berbeda dari kehidupan sebelumnya. Tugas-tugas hari ini pun sangat tidak masuk di akalnya. Ya, ia sudah terbiasa dengan kehidupan luar negeri.

Begitupun sekolah barunya, walaupun fasiltas serba canggih tetapi orang-orang aneh di dalamnya membuat hari-hari yang ia jalani sedikit mengherankan baginya. Terlebih lagi kejadian bersama Frizzy hari ini, ia tidak bisa lagi menakar persentase aneh untuknya kala itu.

Ia pun menghela nafas panjang sembari merebahkan badanya di atas kasur.

HECXANơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ