Chapter 5. Gadis itu menangis Part 1

207 24 2
                                    

Malam semakin larut, Kafa terlalu asyik mengobrol di group comunity-nya. Sejak usia 7 tahun Kafa menutup interaksi dengan orang-orang di lingkungan sekitar kecuali dengan keluarganya. Group inilah menjadi muara kehidupannya, dari sharing, bergurau, bahkan saling membuat misi seru tersaji didalamnya. Bukan tanpa alasan semua ini terjadi. Kondisi dan situasi Kafalah yang mendorong Kafa menjadi remaja tertutup.

Malam itu saat Kafa terlalu asyik berbagi kisah dan cerita di comunity itu, tiba-tiba sebuah Email masuk ke laman pribadinya. Email yang tidak dikenali oleh Kafa. Beginilah isi Email tersebut,

~Hello, Are you Hacxa? I have a job for you. Please, track the schedule of police operation for the next week. I want to send goods to overseas.
This job cost $.31.985 USD.
Can doing this job? ~

#Halo, Apakah Anda Hacxa?  Saya punya pekerjaan untukmu.  Tolong, lacak jadwal operasi polisi untuk minggu depan.  Saya ingin mengirim barang ke luar negeri.
Pekerjaan ini seharga $ 31.985 USD.
Bisa melakukan pekerjaan ini?  #

Ya, inilah sisi lain dari Kafa, yang tidak pernah dibuka kepada siapapun, sekalipun kepada orang tuanya.

Ia adalah salah seorang peretas handal, yang cukup memiliki nama dikalangan para hacker profesional. Nama Hecxa cukup menjadi pertimbangan banyak pelaku ciber cryme atau kejahatan dunia maya.

Sejak ia dijauhi teman-temannya kala itu, ia menjadi penyendiri, berdiam diri dikamar mempelajari berbagai macam teknologi dari sebuah laptop yang dibelikan oleh maminya. Hingga kini ia mampu menjadi solusi utama bagi penikmat liku peretasan.

Tracking police operation, atau melacak jadwal operasi seorang polisi bukanlah suatu hal yang sulit baginya. Mengobrak-abrik file web saja hanya dengan hitungan menit apalagi hanya masuk ke sebuah situs yang memiliki security lemah untuk sekedar mencari informasi jadwal.

Urusan meretas Kafa tak membutuhkan waktu lama. Benar-benar security yang mudah ditembus. 10 menit pun telah selesai, data yang dibutuhkan oleh client-nya pun sudah ia genggam. Namun ia tak semudah itu memberikan data tersebut. Bukan karena data itu sulit didapatkan, tetapi kali ini data yang dia dapatkan sangatlah rahasia.

Ia berbalik meretas orang yang memberinya pekerjaan. Ia pun berhasil mengetahui siapa orang tersebut. Dari akun email yang masuk kepadanya, ia berhasil melacak orang tersebut. Bukan main, ia adalah salah seorang mafia besar yang cukup ternama. Bahkan identitas mafia tersebut sudah dikantongi oleh kepolisian, bukan penangkapan namun project win win, artinya sesuatu yang saling menguntungkan. Ya, hal ini wajar terjadi di kehidupan bermasyarakat.

Tracking mafia ini cukup licik dan berani, sehingga Kafa tidak ingin terlibat terlalu jauh dengannya. Resikonya cukup tinggi jika harus mengambil bayaran diawal.

Kafa pun membalas email tersebut bersamaan dengan mengirim file kebutuhan client-nya.

"Payment after successfull delivery" Tulisnya dilaman balas Email itu.

Ya itulah keputusannya, jika nanti terjadi sesuatu dengan client-nya, dia tidak lagi terjerat akibat uang yang sudah masuk kekantongnya. Ia ingin bersih, sehingga ia memutuskan untuk meminta upah setelah proses pengiriman berhasil.

Kesepakatan pun terjadi antara Kafa dan client-nya, mereka bersedia membayar setelah proses pengiriman selesai.

Setelah menyelesaikan pekerjaan itu, Kafa pun bergegas untuk tidur, mengingat esok hari ia masih harus masuk ke sekolahnya. Tak butuh waktu lama, ia pun terlelap dengan pulas.

Keesokan harinya, sekolah pun masuk seperti biasanya. Namun ada hal yang berbeda pagi itu. Ya rapat time, siswa-siswi di kelas di sibukkan dengan tugas pengganti dari masing masing guru pengajar. Hari ini kepala sekolah mengadakan rapat sekolah dengan redaksi pembahasan olimpiade dan kompetisi internasional.

HECXAWhere stories live. Discover now