Chapter 12. Black force

115 17 3
                                    

Kecewa yang dirasakan Arga sontak tertutup dengan rasa takut yang ia hadapi. Rasa sayang dan perhatiannya kepada Frizzy membuatnya bersikap over protective.

Malam itu, Kaffa sedang masuk ke laman Orion.com. Ribuan obrolan pun tercipta di sana. Dikala obrolan berlangsung tiba-tiba akun Arga dengan nama Luxi muncul. Seperti biasa Laman privat Orion.com ini digunakan sebagai wadah sharing, curhat, hingga berdiskusi permasalahan remaja hingga keluarga.

Tak lain halnya Arga, dengan akun Luxi ia kerap kali curhat dengan permasalah-permasalahan yang ada di hidupnya. Ia sangat bebas dengan celotehannya di room Orion.com karena di sana tak seorang pun mengenal kehidupan nyata satu sama lain, hanya sekedar mengenal akun saja.

Begitu juga permasalahan hari ini, mengenai pertandingannya di sekolah.

"Sial gue hari ini.
"Bisa-bisanya gua kalah basket, padahal gue udah kasih taruhan besar." Tulisnya di chat box.
Sontak semua pun saling bersahutan membalas chat Luxi di chat box.

Namun tidak dengan Kaffa, saat itu ia hanya memantau obrolan itu. Membaca setiap obrolan dari Luxi dan lainnya membuat Kaffa tertawa. Ya, disinilah Kaffa bisa melihat sosok asli dari Arga.

Sedikitpun tak ada rasa sungkan dari Arga untuk menceritakan secara detail kejadian hari ini, namun tidak dengan menyebut namanya.

Obrolan pun semakin ramai hingga dini hari, Kaffa yang saat itu masih memantau seolah melihat hiburan asyik malam hari.

Fajar pun bersambut, menyapa setiap insan untuk kembali ke aktifitas seperti biasanya.

Pagi itu, dengan penuh semangat Frizzy sedang menata penampilannya didepan cermin di kamarnya yang hendak pergi ke sekolah. Sedangkan Bu Elma, mama Frizzy sudah siap di meja makan. Ya, hanya Bu Elma yang siap di meja makan, Pak Sony, papanya belum juga pulang dari kerja.

Inilah salah satu penyebab pertikaian dalam keluarga Frizzy. Terkadang mereka pulang pagi hanya dengan alasan kerja. Entahlah benar tidak adanya namun saling menyalahkan dan saling menuduh sudah menjadi bumbu wajib pagi yang tersaji. Pertikaian pun setiap hari menyapa mereka, bak pengulangan yang belum bisa berakhir.

Pagi itu Pak Sony tiba-tiba datang sontak bergegas naik ke tangga menuju lantai dua dimana kamar Frizzy berada. Kala itu Bu Elma sontak cuek dengan kedatangan Pak Sony, tanpa ada sapaan ia masih dengan santai melanjutkan sarapannya sembari menunggu Frizzy turun dari kamarnya.

Tak lama kemudian dikala Bu Elma sedang menyantap sandwich buatannya, tiba-tiba mendengar suara tamparan keras dari lantai dua. Sontak ia sangat terkejut, lalu bergegas lari menaiki tangga.

Sampainya di atas, seketika ia kembali terkejut melihat Frizzy yang sudah bersimpuh di atas lantai sembari menitihkan air mata.

"Ada apa ini?" Ucap Bu Elma sembari memeluk Frizzy.

Tak ada jawaban dari Frizzy dan Pak Sony. Sontak Pak Sony menghiraukan hadirnya Bu Elma kala itu. Ia terlalu fokus dengan Frizzy. Emosinya begitu memuncak hingga ia tak mengontrol apa yang diucapkan.

"DASAR ANAK YANG TIDAK TAHU DIUNTUNG!! "
"PAPA SIANG MALAM KERJA CARI UANG BUAT KAMU, INI BALASAN KAMU!! " hentak Pak Sony dengan nada tinggi memaki Frizzy.

Isak tangis Frizzy pun tak terbendung. Bu Elma semakin dibuat bingung dengan situasi pagi itu.

"ATAU...
" SEBENARNYA KAMU JUGA BUKAN ANAK PAPA?! " Ucap Pak Sony dengan tegasnya.

"CUKUP PA!! "
"Kamu keterlaluan!! " Sahut Bu Elma dengan tatapan tajam pada suaminya itu.

"Apa ? aku keterlaluan? " Sahutnya yang tak Terima disangkal oleh Bu Elma.
"Kamu yang ga becus mendidik anak! Kamu tahu, apa yang dilakukan diluar sana?
" PELACUR!! "

HECXAWhere stories live. Discover now