Chapter 6 - Reason

9 5 1
                                    

Lance membuka matanya ketika mendengar suara Rhine. Mengulurkan tangannya pada gadis itu dan menariknya jatuh ke dalam pelukannya.

Pikirannya sudah tak berjalan sebagaimana mestinya. Lance tak lagi memikirkan apa yang akan terjadi jika gadis itu telah ditakuti oleh tindakannya. Yang ingin Lance lakukan sekarang adalah terlelap tenang dengan Rhine yang berada di pelukannya. Lance kembali jatuh dalam lautan kenangan yang menjadi alasan dari rasa sakit dan hukuman nya.




°°°








Bau darah yang menyengat, potongan tubuh yang berserakan dan mayat mayat yang menggunung. Lance berdiri di tengah kekacauan itu dengan pedang dan baju zirah nya. Wajah tanpa ekspresi itu menatap dingin pada mayat mayat di bawah kakinya. Entah sudah berapa banyak nyawa yang telah direnggut oleh pedang di tangannya dalam peperangan itu.

"Lance Aurelianus Smith. Ku perintahkan kau memusnahkan suku Sylff, yang telah memicu pemberontakan di utara"

Sebuah titah turun padanya, yang baru saja kembali dari kemenangan perang yang telah berlangsung dua tahun lamanya.

Suku Sylff, bukankah mereka hanyalah sebuah suku kecil di Utara yang tidak memiliki jumlah penduduk yang banyak. Bagaimana bisa sebuah suku kecil dapat memicu pemberontakan yang menimbulkan konsekuensi pembantaian.

Namun titah sang raja sudah turun. Bagaimana seorang jenderal biasa seperti Lance yang tidak memiliki latar belakang keluarga bangsawan bisa membantahnya.

"Jenderal Lance, aku akan menemanimu dalam misi ini" sebuah suara memotong lamunannya.

"Bagaimana saya bisa membiarkan pangeran kerajaan ini untuk ikut serta dalam misi ini" Lance berkata dengan hormat. Namun dia tidak pernah merendahkan postur tubuhnya.

"Jangan remehkan suku Sylff, Lance. Kau tahu mereka terkenal sebagai kaum penyihir" Karl, pangeran yang tidak pernah memberinya wajah yang baik setiap kali kunjungannya ke istana selalu menyimpan rencana terselubung untuk menjatuhkannya. Bagaimana Lance bisa membawa ular berbisa yang bisa mematuknya kapan saja.

Pada akhirnya, Lance serta beberapa bawahan nya berpakaian dan menyamar sebagai pedagang yang harus singgah di wilayah suku Sylff. Tanpa mengikutsertakan Karl.

Lance tinggal selama beberapa hari di sana untuk mengamati situasi. Yang tak pria itu duga adalah semakin lama Ia tinggal di sana semakin goyah pula keputusan dan kepatuhan nya pada perintah sang raja.

Lance memutuskan untuk meninggalkan suku tersebut dengan tenang, yang artinya Ia akan dianggap sebagai pengkhianat karena tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan raja padanya. Namun yang tak pernah Ia duga, dari dia puluh orang prajurit yang Lance bawa sebagian besar merupakan pengkhianat dan orang orang di bawah perintah pangeran Karl.

Sebagian prajurit itu menahan Lance dan ajudan setia nya Orthur Hugh,  sedangkan sebagian lainnya tetap menjalankan aksi pembantaian ketika tidak seorangpun di suku tersebut siap.

Populasi suku tersebut sangat sedikit, bahkan laki laki dewasa dan bugar yang tinggal bisa di hitung dengan jari. Bagaimana wanita dan anak anak mampu menghadapi prajurit terlatih dan bersenjata. Sudah sangat terlambat ketika Lance berhasil lolos dari jebakan dan menghentikan aksi pembantaian itu. Sebagian besar warga suku Sylff telah tewas dengan cara mengenaskan, Lance yang diliputi kemarahan besar menghabisi semua prajurit yang berkhianat padanya itu.

Ketika semuanya telah berakhir, seorang wanita tua yang berjalan dari arah hutan menghampiri Lance yang tengah berlutut dan merenung. Lance mengenali wanita tua itu, dia lah yang menolak kehadiran mereka ketika pertama kali menginjakkan kaki di wilayah ini.

"Kedatanganmu adalah malapetaka yang tak akan bisa dihindari. Bau darah di tubuhmu sangat menyengat. Pergilah! Menjauh dari sini!"

Namun saat itu Lance hanya mengabaikan kata kata wanita tua itu dan berhasil meyakinkan penduduk setempat untuk memberinya tempat bersinggah sementara.

"Dosa-dosa atas setiap tetes darah yang tertumpah di atas tanah ini. Mampukah kau membayarnya? Bahkan kematian tak cukup untuk menebusnya"

Wanita tua yang mengenakan jubah lusuh berwarna abu pudar itu menunjuk marah dan penuh akan tatapan kebencian pada pemuda yang berlutut di hadapannya.

"Aku tak berniat untuk menebus dosa dosaku, aku hanya tidak ingin mereka yang tak bersalah ikut terseret ke dalamnya. Jika kematianku tak mampu menebus dosaku, maka aku akan membayarnya dengan cara apapun agar mereka tetap aman"

Pemuda itu berkata dengan tegas, tatapan mata yang tajam dan tanpa rasa takut. Dia bisa menerima apapun hukuman yang harus dia tanggung sebagai bayaran atas dosa dosanya, tapi tidak dengan mereka yang terlibat hanya karena mengenalnya.

"Jika itu mau mu," wanita tua itu berucap dengan marah. "Aku mengutuk mu atas setiap tetes darah yang tertumpah oleh pedangmu, setiap nyawa yang melayang karena mu. Kematian akan menjadi satu satunya hal berharga yang tersisa untukmu! Maka nikmatilah siksaan dan rasa sakit ini dalam keabadian"

"Dan kau hanya akan terbebas jika kau menemukan seorang gadis yang mencintaimu dengan ketulusan nya dan dengan sukarela menyerahkan nyawanya sebagai ganti untuk melepaskan kutukan mu. Namun tak akan ada reinkarnasi untuk mereka yang menyerahkan nyawanya untuk orang terkutuk"

Tepat ketika kata kata wanita tua itu terucap dari bibirnya, Orthur berlari dan berteriak agar wanita tua itu berhenti. Dia membawa beberapa orang anak yang berhasil mereka selamatkan di detik detik terakhir.

"Nenek Vieva!" salah seorang anak perempuan berteriak dan menghampiri wanita tua itu. Dia menjelaskan bahwa Lance dan Orthur lah yang menyelamatkan mereka. Namun wanita tua itu sudah membungkuk dan memuntahkan darah dari mulutnya.

Kutukan sudah terucap, tak ada cara untuk membatalkan nya. Dan kutukan itu berjalan dengan bayaran nyawanya.

Tak ada yang tahu apa yang dibisikan wanita tua bernama Vieva itu kepada anak perempuannya itu. Orthur sibuk memapah Lance yang telah kehilangan kesadarannya akibat racun yang para pengkhianat masukan ke dalam makanannya sebelum memulai aksi pembantaian.
































°°°


















Rhine sangat terkejut ketika Lance menariknya jatuh ke dalam pelukan pria itu. Jantung gadis itu berdetak dengan kencang.

Rhine merasakan nafas berat yang dihembuskan oleh Lance, panas suhu tubuh yang ditransmisikan melalui pakaiannya. Namun Rhine menemukan satu keanehan.

Telinga nya yang berada di atas dada bidang pria itu mendengarkan suara detak jantung yang sangat lambat, yang tidak terdengar seperti detak jantung manusia pada umumnya. Terlalu lambat hingga Ia mengira jantung Lance sama sekali tidak berdetak.































°°°














"Kehadiranku adalah malapetaka. Seharusnya aku menjauhi mu, namun benang takdir ini selalu mengikat kita erat"






















Tbc

Eternal DamnationWhere stories live. Discover now