Chapter 5 - True Love

7 4 0
                                    

Lance bisa menunggu seberapa lama pun itu selama dia bisa kembali melihat Rhine. Entah harus memakan waktu puluhan hingga ratusan tahun lamanya.

Hal yang tak pernah bisa Lance hadapi adalah kehilangan gadis itu dan kehilangan kesempatan untuk merasakan kehadirannya lagi.

Walaupun Ia tersiksa oleh kutukan ini, Lance tidak pernah memberi tahu siapapun bahwa Ia tahu bagaimana cara menghapus kutukannya. Cara agar dia terbebas dari kehidupan abadi yang tak pernah terlihat akhirnya.

Cara yang sangat menyakitkan, yang mana lebih seperti hukuman dibandingkan kutukan itu tersendiri. Sebuah cara yang akan Lance kubur dalam dalam tanpa seorangpun harus tau, terutama Rhine.

Banyak cara yang telah Lance coba untuk memecahkan kutukan nya, namun tak ada satupun yang berhasil. Bahkan dengan cara merenggut nyawanya sendiri, namun lukanya selalu sembuh lebih cepat daripada darah mengalir dari nadinya.

"Dan kau hanya akan terbebas jika kau menemukan seorang gadis yang mencintaimu dengan ketulusan nya dan dengan sukarela menyerahkan nyawanya sebagai ganti untuk melepaskan kutukan mu. Namun tak akan ada reinkarnasi untuk mereka yang menyerahkan nyawanya untuk orang terkutuk"

Awalnya Lance tak mengira kutukan itu adalah sesuatu yang nyata, hingga berpuluh puluh tahun berlalu dan dia masih terlihat seperti seorang pria berumur hampir tiga puluh tahun. Tanpa kerutan, tanpa rambutnya yang memutih dan tanpa tubuh yang membungkuk.

Satu per satu Lance melihat orang - orang yang Ia kenal pergi dan semua orang menganggapnya sebagai monster yang harus dimusnahkan. Namun ketika mereka menyadari tak ada satupun yang bisa menyingkirkan Lance, orang orang segera menjauhi nya.

Dan Lance tahu hukumannya baru saja dimulai.

















°°°











Pada pukul enam pagi, Rhine telah berdiri di depan pintu villa Lance dengan pandangan ragu. Tentu saja Ia di sini untuk membuatkan sarapan untuk Lance. Namun ketika dipikirkan kembali, bukankah ini semua terdengar aneh dan tidak seharusnya dilakukan.

Bisa saja Rhine memasaknya di rumahnya sendiri dan mengantarkan makanan tersebut pada Lance. Untuk apa dia memasak makanannya di villa pria itu.

Saat Rhine masih bimbang dengan apa yang harus Ia lakukan. Pintu villa Lance sudah terbuka, menampakan seorang pemuda tampan berambut hitam dengan sweater dan celana hitamnya.

"Rhine?"

Suara serak dan wajah tampan itu adalah dosa pikir Rhine yang sedang berusaha menjaga ekspresi wajah dan detak jantung nya tetap terkendali.

"Ah, Aku lupa sesuatu tadi dan ingin kembali. Tapi setelah kupikir itu tidak terlalu penting" Rhine mencoba menjelaskan mengapa Ia hanya berdiam diri di depan pintu villa pria itu.

Lance tersenyum dan mengangguk. Ya Tuhan, Rhine berseru dalam hati nya melihat senyuman pria itu.

"Masuklah," Lance mempersilahkan Rhine untuk masuk ke dalam villa nya.

Rhine hanya memasak menu sederhana seperti toast dengan toping telur alpukat dan tomat. Dan dia juga menyajikan teh mawar buatan nya sendiri.

Gadis itu bersyukur melihat Lance tampak menikmati sarapannya. Hanya saja Rhine tidak tahu makanan kesukaan Lance dan apa yang Ia hindari.

"Lance, apakah kau memiliki alergi pada makanan tertentu?" Tanya Rhine.

Lance menggeleng, "Tidak"

"Makanan yang tidak kau suka?"

"Aku tidak pilih - pilih," jawab Lance lagi.

Rhine mengangguk puas, kalau begitu memasak untuk Lance adalah tugas yang mudah.




















°°°










Purnama semakin dekat, Lance menekan erat dada bagian kiri tempat jantungnya berdetak. Rasa sakit yang akan selalu datang menyiksanya akan semakin kuat ketika bulan menjadi bulat sempurna.

Lance hanya terus hidup  berdampingan dengan rasa sakit selama ratusan tahun. Yang selalu menyadarkan nya bahwa Ia hanyalah orang terkutuk yang memikul hukuman tanpa akhir, yang membuatnya merasa bahwa berada di dekat Rhine adalah hal yang tidak seharusnya Ia lakukan.

Pria itu menatap seluruh ruangan yang dipenuhi oleh lukisan seorang gadis, dengan wajah yang sama namun dengan latar belakang yang berbeda beda.

Jika Rhine berada di sana dan melihat semua lukisan itu, dia akan terkejut dengan kemiripan setiap lukisan dengan wajahnya.

Dua kali perpisahan yang menyakitkan telah Lance rasakan, menunggu dan terus mencari sebuah jiwa yang Ia tak tahu akan seperti apa rupa nya dalam kehidupannya selanjutnya. Tanpa mengetahui apakah jiwa yang Ia cari memiliki nama yang sama seperti di kehidupan nya sebelumnya.

Lance hanya tahu, bahwa rasa sakitnya akan lebih ringan selama jiwa orang tersebut berada di dekatnya.

Saat itulah, ketika melewati kota kecil ini. Diselimuti hujan, Lance memasuki sebuah toko bunga dengan nuansa yang sangat hangat. Rasa sakitnya, kelelahan dalam jiwanya dan pikirannya yang hampir di luar kendali menjadi jernih dan lebih tenang.

Lance menggenggam setangkai tulip putih. Ingin sekali Ia menyerahkan bunga itu kepada gadis tersebut. Sebagai tanda pengampunan nya dan penyesalannya karena terlalu lambat menemukan nya.

Padahal Lance sudah berjanji padanya untuk segera menemukannya dan membuatnya mengenal Lance lebih cepat.

Lance tak sanggup tersenyum ketika Rhine memilih memberi setangkai bunga tulip putih itu dengan percuma kepadanya. Bahkan apa yang seharusnya pria itu berikan lebih dulu diberikan gadis itu padanya. Tanpa tahu alasan dibalik Lance memilih bunga tersebut, hanya sekedar ketulusan dan simpati yang gadis itu rasakan.

"Terkadang aku lebih berharap kau adalah seseorang yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Namun Rhine, kamu akan selalu menjadi dirimu"




















°°°















Rhine dengan cemas berdiri di depan pintu villa Lance. Beberapa kali Rhine sudah membunyikan bel villa tersebut namun Lance tak kunjung membukakan pintu.

Dengan terpaksa Rhine membuka pintu yang Ia ketahui tak pernah Lance kunci itu. Mencari sosok pria yang harus Ia buatkan sarapan itu.

Pada akhirnya, Rhine mendapati Lance tengah meringkuk di atas ranjangnya dengan wajah pucat serta seluruh tubuhnya yang basah oleh keringat.

"Lance!? Ada apa denganmu!?"























°°°









"Aku akan mengumpulkan banyak kebaikan untukmu agar kau mendapatkan kehidupan selanjutnya yang lebih baik"

















Tbc

Eternal DamnationWhere stories live. Discover now